Review teori konsep diri dalam teori kepribadian CARL R. ROGER
Rr.Sekarlangit
Ayuningtyas
183104101179
Psikologi
kepribadian 2
Wahyu
widiantoro
Carl
Ransom Rogers lahir pada 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinois, Amerika Serikat.
Rogers merupakan anak keempat dari enam bersaudara dari pasangan Walter dan
Julia Cushing Rogers. Rogers lebih dekat kepada ibunya dibandingkan sang ayah.
Hal ini terjadi karena profesi ayahnya sebagai seorang insinyur dan kontraktor,
membuatnya sering bepergian meninggalkan rumah sejak Rogers masih kecil.
Kesuksesan yang diraih sang ayah membuat keluarga Rogers menikmati gaya hidup
kelas menengah atas Amerika kala itu. Rogers belajar dari kedua orang tuanya
tentang nilai-nilai yang mereka anut yaitu religiusitas dan prinsip kerja
keras.
Di sekolah, Rogers
termasuk anak yang berprestasi.
Ia juga seorang pemimpi yang sangat menyukai
buku-buku dengan kisah petualangan. Meskipun terlahir dalam keluarga besar,
Rogers kecil lebih senang menyendiri di sekolah. Ia termasuk anak yang sensitif
dan perasa dengan ejekan-ejekan yang dilontarkan oleh teman-temannya.
Ketika Rogers berusia 12
tahun, ayahnya membawa seluruh keluarga untuk pindah ke sebuah peternakan yang
jauhnya 25 mil dari kota Chicago. Meskipun sang ayah bukanlah petani dan masih
menjadi seorang kontraktor yang sukses, namun keputusan ini diambil oleh kedua
orang tuanya dengan harapan dapat memberikan lingkungan yang lebih kondusif dan
relijius bagi perkembangan anak-anak mereka. Di lingkungan inilah Rogers muda
menemukan gairahnya terhadap ilmu pertanian. Ia seperti seorang ilmuwan kecil
yang bersikap ilmiah dan melakukan observasi dengan catatan-catatan detil
tentang tumbuhtumbuhan dan hewan di sekitarnya
Rasa tertariknya pada
ilmu pertanian membawanya untuk mendalami ilmu alam dan ilmu hayat di Universitas
Wisconsin. Setelah lulus pada tahun 1924, ia melanjutkan studinya ke Union
Theological Seminary di New York City. Di tempat inilah ia berkenalan dengan
pandangan liberal dan filosofis mengenai agama dan merasa tergugah untuk
mempelajari dirinya sendiri. Minatnya pun berubah lagi ke psikologi pendidikan
dan psikologi klinis yang kemudian ditekuninya di Teachers College of Columbia
University dan mendapat gelar doktornya pada tahun 1931. Di sanalah ia
terpengaruh oleh filsafat John Dewey dan diperkenalkan pada psikologi klinis
oleh Leta Hollingworth.
Pertemuannya dengan Alfred Adler telah mengubah
orientasi Rogers dalam metode psikoterapi dan mendorongnya untuk mencetuskan
teknik terapi yang berpusat pada klien atau pribadi. Teknik ini ia kembangkan secara terus menerus
di berbagai tempat kerjanya seperti di Rochester Guidance Center (pusat
bimbingan untuk anakterlantar). Ia juga
mendirikan Pusat Kajian Pribadi (The Center for Studies of The Person) di La
Jolla California. Selain itu, Rogers juga pernah menjadi presiden American
Psychological Association pada tahun 1946-1947.
Definisi Diri menurut Carl R. Rogers Sebenarnya Rogers memulai istilah diri dalam sebuah kebingungan karena
ketika itu tidak ada definisi yang tepat untuk menje laskan „diri‟. Dari proses
psikoterapis yan g ia lakukan saat menghadapi k lien-kliennya, istilah diri sangat sring
mereka gunakan. Lewat sesi-sesi dengan para kliennya, Rogers memahami bahwa keinginan
mereka yang terkuat sebenarnya adalah untuk menjadi „diri yang sebenarnya‟.
Dari proses inilah, Rogers menyadari bahwa memahami „diri‟ merupakan hal yang
amat penting dan efektif dalam proses manusia untuk tumbuh dan berkembang
sehingga diri menjadi konsep utama dalam teori kepribadian Rogers yang
didefinisikannya sebagai berikut:
“Gestalt konseptual yang terorganisasi dan konsisten yang terdiri dari
persepsi-persepsi tentang sifat-sifat dari „diri subjek‟ atau „diri objek‟ dan
persepsi-persepsi tentang hubungan-hubungan antara „diri subjek‟ atau „diri objek‟ dengan
orang-orang lain dan dengan berbagai aspek kehidupan beserta nilai-nilai yang
melekat pada persepsi-persepsi ini. Gestaltlah yang ada dalam kesadaran
meskipun tidak harus disadari. Gestalt tersebut bersifat lentur dan
berubah-ubah, suatu proses, tetapi pada setiap saat merupakan suatu entitas
spesifik”. (Hall dan Lindzey, 1993: 134)
Menurut Rogers, individu
mempersepsi objek eksternal dan pengalaman-pengalaman yang ia rasakan dan kemudian
memberi makna terhadap hal-hal itu. Keseluruhan sistem persepsi.Rogers melihat diri sebagai suatu
perangkat persepsi dan kepercayaan diri yang konsisten dan teratur (Feist dan
Feist, 1998:461). Perangkat sentral persepsi yang paling menentukan perilaku
adalah persepsi mengenai diri atau konsep diri.
Konsepsi Rogers sangat
berbeda dengan konsepsi behavioristik yang melihat manusia sebagai pion
kekuatan eksternal. Meskipun ide-ide Rogers mengenai manusia berasal dari pengalaman-pengalamannya
menghadapi orang-orang yang terganggu secara kejiwaan, namun konsepsi Rogers
tentang sifat dasar manusia adalah positif, optimistik dan jauh berbeda dengan
konsepsi Freud yang menganggap manusia sebagai makhluk yang didorong oleh
impuls-impuls yang destruktif.
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa menurut Rogers diri adalah gestalt konseptual yang
terorganisasi dan konsisten yang terdiri dari persepsi-persepsi tentang
sifat-sifat dari „diri subjek‟ atau „diri objek‟ dan persepsi-persepsi tentang
hubungan-hubungan antara „diri subjek‟
atau „diri objek‟ dengan orang-orang lain dan dengan berbagai aspek kehidupan
beserta nilai-nilai yang melekat pada persepsi-persepsi ini
Hall, C.A. dan Lindzey, G. 1993. Teori-teori Holistik. Supratiknya, A. (ed.). Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Boeree, C. George. 2006. Carl Rogers.http://www.wikipedia.com
M U A D D I B Vol.03 No.01 Januari-Juni 2013 ISSN 2088-3390 97
0 komentar:
Posting Komentar