REVIEW
TEORI KEPRIBADIAN MENURUT B.F. SKINNER
Psikologi
Kepribadian II
Dosen
Pengampu : Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., M.A.
Hesmi
Nurhidayatun
183104101186
Burrhus Frederic Skinner
lahir di Susquehanna, Pennsylvania, pada 20 Maret 1904 dan meninggal di Massachusetts,
pada tanggal 18 Agustus 1990 di usia 86 tahun. B.F. Skinner adalah seorang
psikolog Amerika Serikat terkenal dengan aliran Behaviorisme. Inti dari
pemikiran Skinner adalah setiap manusia bergerak karena mendapat rangsangan
dari lingkungannya. Sistem tersebut dinmakan “cara kerja yang menentukan” (Operant Conditioning).
Skinner menempuh pendidikan
dalam bidang Bahasa Inggris dari Hamilton College. Beberapa tahun kemudian
Skinner menempuh studi dalam bidang psikologi di Universitas Harvard. Pada
tahun 1936 ia mengajar di Universitas Minnesota, dan pada tahun 1948 ia
mengajar di Universitas Harvard sampai akhir hayatnya.
Teori
Kepribadian Skinner
Asumsi
yang dipakai Skinner
Skinner menjelaskan perilaku manusia dengan tiga asumsi
dasar yaitu: Asumsi pertama dan kedua pada dasarnya menjadi asumsi psikologi
pada umumnya, bahkan merupakan asumsi semua pendekatan ilmiah. Ketiga asumsi
tersebut adalah :
1. Tingkah laku itu mengikuti hukum
tertentu (Behavior is lawful)
Ilmu adalah usaha untuk menemukan keteraturan,
menunjukkan bahwa peristiwa tertentu berhubungan secara teratur dengan
peristiwa lain.
2. Tingkah laku dapat diramalkan (Behavior can be predicted)
Ilmu tidak hanya menjelaskan, tetapi juga
meramalkan. Tidak hanya menangani peristiwa masa lalu, tetapi juga masa yang
akan datang. Teori yang berdaya guna
adalah yang memungkinkan dilakukannya prediksi mengenai tingkah laku yang akan
datang dan menguji prediksi itu.
3. Tingkah laku dapat dikontrol (Behavior can be controlled)
Ilmu dapat melakukan antisipasi dan
menentukan atau membentuk tingkah laku seseorang.
Struktur
Kepribadian
Skinner tidak tertarik dengan variable structural dari kepribadian.
Menurutnya, ada ilusi yang menjelaskan dan memprediksi tingkah laku berdasarkan
faktor-faktor yang tetap dalam kepribadian, tetapi tingkah laku hanya dapat
diubah dan dikendalikan dengan mengubah lingkungan. Adapun unsur kepribadian
yang dipandangnya relatif tetap adalah tingkah laku itu sendiri. Menurut
Skinner, ada dua klasifikasi tingkah laku yaitu:
1.
Tingkah
laku responden (respondent behavior)
Respon yang dihasilkan (elicited) organisme untuk menjawab stimulus yang secara spesifik
berhubungan dengan respon itu.
2.
Tingkah
laku operan (operant behavior)
Respon yang dimunculkan (emittes) organisme tanpa adanya stimulus spesifik yang langsung
memaksa terjadinya respon itu.
Bagi Skinner, faktor motivasional dalam
tingkah laku bukan elemen struktural. Dalam situasi yang sama, tingkah laku
seseorang bisa berbeda-beda kekuatan dari dalam diri individu atau motivasi.
Menurut Skinner variasi kekuatan tingkah laku tersebut disebabkan oleh pengaruh
lingkungan.
Dinamika
Kepribadian
Kepedulian utama Skinner berkenan dengan
kepribadian adalah mengenai perubahan
tingkah laku. Hakikat teori Skinner adalah teori belajar, bagaimana individu
memiliki tingkah laku baru, menjadi lebih terampil, menjadi lebih tahu dan
mampu, dan seterusnya.
Menurut Skinner, kepribadian dapat dipahami
dengan mempertimbangkan perkembangan tingkah laku dalam hubungannya yang
terus-menerus dengan lingkungannya. Cara yang efektif untuk mengubah dan
mengontrol tingkah laku adalah dengan melakukan penguatan (reinforcement).
Dalam teori Skinner, penguatan dianggap
sangat penting untuk membentuk tingkah laku. Menurut Skinner, ada dua macam
penguatan yaitu:
1. Penguatan
positif: efek yang menyebabkan tingkah laku diperkuat atu sering dilakukan.
2. Penguatan
negatif: efek yang menyebabkan tingkah laku diperlemah atau tidak diulangi
lagi.
Dalam
melatih perilaku, Skinner mengemukakan istilah shapping yaitu upaya bertahap untuk membentuk suatu prilaku, melai
bentuk yang sederhana hingga bentuk yang paling kompleks. Menurut Skinner,
terdapat dua unsur dalam pengertian shapping.
1. Adanya
penguatan yang berbeda-beda (differential
reinforcement)
adanya respon yang diberi penguatan dan ada
yang tidak diberi penguatan.
2. Upaya
mendekat yang terus menerus (successive
approximation)
Mengacu pada pengertian bahwa hanya respons
yang sesuai dengan harapan eksperimenter yang diberi penguat.
REFERENSI
George
Boeree. 2008. Personality Theories:
Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikologi Dunia. Yogyakarta: Prismasophie.
Hal. 226-229.
Alwisol.
Psikologi Kepribadian. Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang. 2005. Hal. 400.
0 komentar:
Posting Komentar