173104101169
Suasana
kampus di siang yang begitu panas mendadak menjadi riuh dengan kehadiran
serombongan orang asing dengan mengenakan pakaian yang sekilas tampak aneh.
Sempat terdengar beberapa dari orang asing tersebut hendak merebut dan
menguasai kampus. Mereka pun menyusun strategi untuk mengadu domba dan
menggunakan cara-cara licik bahkan kekerasan. Bentrok fisik pun tak
terhindarkan, beberapa dari segerombolan orang asing yang mengenakan pakain
aneh tersebut ternyata membawa senjata yang mengerikan. Demikian penggalan
kisah drama yang ditampilkan oleh Cosplay Hi no K community dalam acara Pentas
Kreasi Seni, berjudul Ekspresi Psikologi di halaman Kampus Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta, Sabtu, 27 Juli 2019.
Cosplay,
merupakan kependekan dari kata costume dan play, berkembang dengan konsep yang
mengadobsi kebudayaan animasi di Jepang, yang diwujudkan menjadi karya pakaian.
Selain film animasi, adobsi ini bersumber dari komik, di Jepang dikenal dengan
manga. Cosplay secara spesifik menunjukkan kecintaan beberapa orang remaja yang
terdiri atas komunitas-komunitas, terhadap film animasi dan karakter manga.
Para cosplayer yang tampil dalam acara Ekspresi Psikologi UP45 dengan
mengangkat tema “Seni Sebagai Ekspresi Multikultur Nusantara”, antara lain yang
tergabung dalam Anoman, Kaitsu, dan Cosplay Jogja.
Fx.
Wahyu Widiantoro, S.Psi.,M.A., dosen Fakultas Psikologi UP45 menjelaskan alasan
menghadirkan komunitas cosplay dalam acara Pentas Kreasi Seni Psikologi bahwa
pada cosplay terdapat banyak sekali kemampuan seni yang dikembangkan. Adapun
unsur seni yang dikembangkan antara lain fashion design, kemampuan
craftmanship, pembelajaran make up, keterampilan membuat pola dan menjahit,
seni fotografi dan foto editing, termasuk audio dan video editing, aktivitas
akting dan koreografi. ”Cosplay ini adalah seni berpakaian dan seni berakting,
keduanya harus ada secara bersamaan, sebagai bagian peniruan karakter pakaian
dan kepribadian tokoh yang diidolakan”, ungkap Wahyu.
Persiapan
rekan-rekan cosplayer untuk acara pentas kreasi seni kali ini cukup memakan
waktu relative singkat. Cosplay bukanlah hobi yang murah, diperlukan kemauan
dan kerja keras cermat untuk menghasilkan pakaian cosplay dengan kualitas baik,
termasuk penggunaan aksesorinya. Seperti costum yang saya kenakan, memerankan
karakter Ueno Tsuruhime dari series Sengoku Basara. Saya tertarik dengan karakter
tersebut karena Tsuruhime mempunyai karakter yang pemberani, disamping itu dia
mempunyai sifat pemalu. Diungkapkan oleh Resti yang mengenakan costum tokoh
Date Masamune dari series Basara “Saya sangat mengidolakan tokoh Masamune, maka
saya dengan mudah menirukan cara jalannya”, ungkap Resti. Lain halnya dengan Muhammad
Firman, ”Saya membutuhkan beberapa hari untuk menyusun naskah skenarionya agar
ceritanya sesuai karakter tokoh yang dikenakan oleh teman-teman.”, ungkap Firman.
Hi No K community menampilkan cerita anime
dari Jepang yaitu Sengoku Basara yang di gabungkan dengan acara Indonesia yaitu
Opera Van Java. Inilah nama anggota Hi
No K Community yang meramaikan acara ekspresi psikologi pada hari sabtu, 27
Juli 2019 yaitu Firman sebagai Yukimura
Sanada, Vidiana Sebagai Kasuga, Noe sebagai Ishida Mitsunari, Reni sebagai Ueno
Tsuruhime, Resti sebagai Date Masamune, Intan sebagai Matsu Maeda, Fahrul sebagai Motochika Chosokabe, Galih
Restu sebagai Ranmaru, Atox sebagai Akechi Mitsuhide. Ada pula hiburan komedi
yang dikemas oleh cabaret tersebut seperti Galih Kusuma sebagai pak dalang dan
Aris adalah anggota yang membantu penampilan cabaret tersebut.
“Sesuai
dengan judul acara Ekspresi Psikologi, serta tema yang diangkat dalam Pentas
Kreasi Seni kali ini yaitu Seni Sebagai Ekspresi Multikultur Nusantara. Cosplay
merupakan ekspresi yang terwujud dalam desain dan seni bermain peran, cosplayer
melalui pakaian yang di kenakan harus memahami karakter sehingga mampu
memerankan karakter suatu tokoh tertentu. Pembuatan pakaian cosplay yang
berdasarkan pada cerita, dongeng, dan komik-komik tentunya membutuhkan
kemampuan kreativitas dan sebagai bentuk akulturasi antara ide-ide kebudayaan
Jepang dan Indonesia”, ugkap Wahyu.
Kegiatan
pentas kreasi seni psikologi UP45 mengundang berbagai komunitas seni di
Jogjakarta, Siswa- siswa SMA dan sederajat yang tergabung dalam group seni,
serta generasi muda pelaku dan penggiat seni. Antusiasme peserta acara
ditunjukan dengan hadirnya beragam komunitas seni yang berpartisipasi dalam
memeriahkan acara antara lain yaitu Daun Sirih Band, kelompok band yang terdiri
dari para alumni UPN Jogja, Dinamic Dino dan C5 band dari UKM Seni UAD, Cosplay
Hi no K community, UKM SENI K-HISTA dari UP45, Psikoband dan Psiko Idol dari
Fakultas Psikologi UP45, Anjas Stand Up Comedy, Akustik Rui Fatima Mandeira
perwakilan mahasiswa dari Timor Leste.
0 komentar:
Posting Komentar