DAMAI
PARA LANSIA, DI KASIH NATAL BERSAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UP’45
Ningnurani, Fak : Psikologi '16, UP 45 Yogyakarta |
Proses menua atau aging
adalah suatu proses alami pada semua mahkluk hidup. Laslett ( Caselli dan
Lopez, 1996 ) menyatkan bahwa menjadi tua ( aging ) merupakan proses perubahan biologis
secara terus menerus yang dialami manusia pada semua tingkatan umur dan waktu,
sedangkan usia lanjut ( old age ) adalah istilah untuk tahap akhir dari proses
penuaan tersebut. ( Siti Partini : 2010 )
Usia lanjut sebagai tahap akhir
siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang
akan dialami oleh
setiap individu dan
merupakan kenyataan yang
tidak dapat dihindari. Batasan lanjut usia (lansia) dapat ditinjau dari
aspek biologi, sosial, dan usia atau batasan usia.( Notoatmojo : 2007 )
Berdasarkan
tingkat keaktifannya, lansia dibagi menjadi tiga kategori yaitu: go go's yang
bersifat aktif bergerak tanpa bantuan orang lain, slow go's yang bersifat semi
aktif, dan no go's yang memiliki cacat fisik dan sangat tergantung pada pada
orang lain. (Mead, Margaret : 1956 )
Masalah
psikologis yang dihadapi usia lanjut pada umumnya meliputi : kesepian ,
terasing dari lingkungan, ketidakberdayaan, perasaan tidak berguna, kurang
percaya diri, ketergantungan, keterlantaran terutama bagi usia lanjut yang
miskin, post power syndrome dan sebagainya. Kehilangan perhatian dan dukungan
dari lingkungan sosial biasanya berkaitan dengan hilangnya jabatan atau
kedudukan, dan dapat menimbulkan konflik atau keguncangan. Berbagai persoalan
tersebut bersumber dari menurunnya fungsi – fungsi fisik dan psikis sebagai
akibat proses penuaan. Aspek psikologi merupakan faktor penting dalam kehidupan
usia lanjut, bahkan sering lebih menonjol daripada aspek lainnya dalam
kehidupan seorang usia lanjut.
Kebutuhan psikologis merupakan
kebutuhan akan rasa aman , kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki serta akan
rasa kasih sayang. Kebutuhan akan rasa aman meliputi kebutuhan keselamatan,
seperti keamanan, kemantapan, ketergantungan, perlindungan , bebas dari rasa
takut, kecemasan, kekalutan, ketertiban, dan sebagainya, yang intinya terbebas
dari rasa takut.
Untuk memenuhi kebutuhan kasih
sayang, dan kepedulian, sebagai mahasiswa psikologi dan implementasi kerukunan
kehidupan beragama, cara berbagi kasih
dengan memberikan senam lansia, senam otak, permainan mengasah memori dan
melakukan kegiatan menghias pohon natal, kami laksanakan sebagai upaya pemenuhan hal tersebut terhadap
para lansia di panti wreda Pandan Pradadan, Klitren, Yogyakarta.
Tinggal dan menetap di panti wreda
bukanlah sebuah hal yang mengerikan bagi lansia. Stereotip yang dibangun akan
rasa tidak enak dan nyaman di panti itu tidak selamnya benar, ini bisa
dibuktikan oleh para lansia yag ada di panti wreda ini. Justru dengan mereka
hidup dipanti wreda, kemapuan untuk aktualisasi diri semakin tinggi. Mereka
mampu mengembangkan bakat dan kemampuan yang mereka punyai. Mereka bisa hidup
bersosialisasi dalam kelompok yang sama. Dan mereka mampu berkomunikasi serta
tidak merasa kesepian.
Kearifan usia lanjut dimaknai
sebagai kaya akan pengalaman yang tercermin dari kemampuannya berkomunikasi
secara empatik dengan orang lain, kemampuan untuk “ mendengar “ apa yang
dikatakan orang lain, sabar, memandang masalah secara komprehensif, yang
akhirnya memuaskan bagi semuanya.
Sumber :
Mead, Margaret. New Lifes for Old. p.50, Architectural Press , New York, 1956.
Notoatmojo, S., Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta, Jakarta, 2007.
Siti Partini Suardiman. Psikologi
usia lanjut, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2010
Menghias Panti |
Keberagaman itu indah |
Surprise untuk pengelola Panti |
Belajar Origami |
0 komentar:
Posting Komentar