Gangguan
Seksual Paraphilia Dalam Ilmu Psikologi
I R W A N T O
NIM. 163104101125
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Gangguan
seksual paraphilia adalah gangguan seksual dimana seseorang mengalami dorongan
seksual yang berulang dan fantasi yang melibatkan objek bukan manusia atau
pasangan yang tidak tepat atau tanpa persetujuan, atau situasi yang menyakitkan
atau merendahkan. Paraphilia diambil dari akar Bahasa Yunani,
yaitu para (pada sisi lain) dan philos (mencintai). Individu dengan paraphilia
menunjukkan keterangsangan seksual sebagai respon terhadap stimulus yang tidak
biasa.
Ciri Gangguan Seksual Paraphilia
Ciri parafilia menurut DSM IV adalah
melibatkan dorongan atau fantasi seksual yang berulang dan kuat, yang bertahan
selama 6 bulan atau lebih yang berpusat pada:
- Objek bukan manusia seperti pakaian dalam, sepatu, kulit atau sutra.
- Perasaan merendahkan atau menyakiti diri sendiri atau pasangannya
- Anak-anak atau orang lain yang tidak dapat atau tidak mapu memberikan persetujuan.
Berikut adalah tipe-tipe gangguan
seksual paraphilia:
Eksibisionisme
Dorongan yang kuat dan berulang
untuk mencapai kepuasan seksual dengan menunjukkan alat genitalnya di depan
korban yang biasanya wanita. Mereka tidak memiliki ketertarikan untuk kontak
seksual dengan korban sehingga seringkali dianggap tidak berbahaya.
Voyeurisme
Mengalami distress akibat munculnya
dorongan seksual yang kuat dan terus menerus untuk mencapai kepuasan seksual
dengan mengobservasi atau mengamati orang lain yang tidak dikenal ketika sedang
telanjang, membuka pakaian, atau sedang melakukan aktivitas seksual dimana
korban tidak menduganya. Individu dengan voyeurism biasanya tidak menginginkan
aktivitas seksual dengan orang yang diobservasi.
Masokisme
seksual
Dorongan yang kuat dan terus menerus
disertai fantasi untuk mencapai kepuasaan seksual yang dihubungakan dengan
perasaan dipermalukan, diikat, dicambuk atau dibuat menderita dan sakit dalam
bentuk lainnya.Rata-rata individu dengan masokisme seksual tidak dapat mencapai
kepuasaan jika tidak ada rasa sakit atau malu.
Fetishisme
Dorongan yang kuat dan berulang
serta membangkitkan fantasi yang berkaitan dengan ketertarikan seksual pada
objek bukan manusia atau bagian tubuh tertentu, seperti celana dalam, sepatu,
bra, kulit, dan sebagainya).
Froterisme
Dornongan yang kuat dan persisten
disertai fantasi untuk mencapai kepuasan seksual dengan tindakan menempelkan
atau menggosok-gosokkan diri pada orang lain tanpa ijin. Froterisme biasanya
terjadi pada tempat-tempat umum yang ramai. Tindakan yang sembunyi-sembunyi dan sesaat membuat korban
terkadang tidak menyadari dirinya sebagai korban tindakan froterisme.
Sadisme
seksual
Dorongan yang kuat dan berulang
disertai fantasi untuk mencapai kepuasan seksual dihubungkan dengan menimbulkan
penghinaan, penderitaan fisik atau rasa sakit pada orang lain.
Fetishisme
Transvestik
Dorongan yang kuat dan berulang
disertai fantasi untuk mencapai kepuasan seksual yang dihubungkan dengan
menggunakan atau memakai untuk dirinya sendiri pakaian dari lawan jenis.
Pedofilia
Melibatkan dorongan yang kuat dan
persisten disertai fantasi yang melibatkan ketertarikan seksual pada anak
(biasanya usia 13 tahun atau lebih muda). Dapat dikatan sebagai pedofilia
apabila ketertarikan seksual tersebut terjadi berulang dan terus menerus.
Paraphilia
lainnya
Ada beberapa bentuk lain dari
gangguan paraphilia, diantaranya nekrofilia (dorongan seksual dan fantasi
dengan melibatkan kontak seksual dengan mayat), zoofilia (dorongan seksual dan
fantasi yang melibatkan kontak seksual dengan binatang), dan lain
lain. Prevalensi gangguan seksual parafilia lebih banyak terjadi pada pria
dibandingkan wanita.
Sumber
Nevid, Jeffrey S., Rathus, Spencer
A., Greene, Beverly. 2003. Psikologi Abnormal. Jakarta: Erlangga.
0 komentar:
Posting Komentar