REVIEW BUKU
Nur Roy Tri Rahayu
163104101129
Psikologi Kepribadian
II
TEORI KEPRIBADIAN
CARL ROGERS
Judul buku :
Psikologi Kepribadian
Penulis :
Ki Fudyartanta
Penerbit :
Pustaka Pelajar
Tahun terbit :
Agustus 2012, cetakan I
ISBN :
978-602-229-093-3
Carl Rogers
lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park Ilinois, USA. Teori kepribadian
Rogers sama seperti teori Freud, Jung, Adler, Sullivan, Horney yang berasal
dari pengalaman selama bekerja dengan individu-individu dalam hubungan terapeutik
(sebagai pasien). Rogers selalu menyebut sebagai orang yang berpandangan
humanistik. Rogers yakin, bahwa jika bertanggung jawab itu diterima, dan jika
regresi serta perbudakan didunia ini dapat dicegah, akan munculnya seorang
pribadi baru. Yang penuh kesadaran untuk mengarahkan diri sendiri. Teori Rogers
juga bersifat fenomenologis seperti teori eksistensial, Rogers memberi tekanan
yang kuat pada pengalaman-pengalaman pribadi perasaan dan nilai semua ekspresi
kehidupan batin manusia.
Penerimaan
positif (positive regard) bayi mengembangkan konsep self dengan membedakan dan
kemudian menginternalisasi dan menarik
diri.pengalaman eksternalyang memuaskan aktualisasi diri bawaan. Pengalaman dinilai apakah dapat memberi
kepuasan atau tidak.kesadaran memiliki konsep diri kemudian mengembangkn
penerimaan positif, penerimaan positif dari ibuakan memuaskan bayi sebaliknya
tanpa penerimaan positif itu bayi menjadi frustasi. Penerimaan positif tanpa
syarat (unconditional positive regard) menerima bayi dan tingkah lakunya yang dikehendaki
maupun tidak sebagai pribadi yang utuh. Pewrkembangan pengalaman menempatkan
regard positif timbal balik. Orang merasa puas menerima regard positif,
kemudian juga merasa puas dapat member regard positif pada orang lain. Ketika
regard positif itu diinternalisasi, orang dapat memperoleh kepuasan dari
menerima dirinya sendiri, atau duri positif (positive self regard). Konsep
penerimaan positif tanpa syarat dari Rogers ini bertentangan dengan teori super
ego dari Freud. Prinsip super ego adalah konsensia (baik-buruk) dan ego ideal
(performansi terbaik), yang menghadiahi dan menerima tingkah laku yang memenuhi
syarat “baik” dan menolak tingkah laku “buruk”, sehingga disebut penerimaan
positif bersyarat (conditional positive regard) atau syarat kebaikan
(conditions of worth).
Rogers tidak
membahas teori pertumbuhan dan
perkembangan, tidak melakukan riset jangka panjang yang mempelajari hubungan
anak dengan orangtua. Rogers yakin kekuatan tumbuh pada semua orang yang secara
alami mendorong proses organisme menjadi semakin kompleks, ekspansi, otonom,
sosial dan secara keseluruhan semakin aktualisasi diri. Struktur self menjadi
bagian terpisah dari medan fenomena dan semakin kompleks. Self berkembang
secara utuh keseluruhan, menyentuh semua bagiannya. Berkembangnya self diikuti
oleh kebutuhan penerimaan positif, dan tingkah laku yang disadari agar tetap
kongruen dengan struktur self.
Kesimpulan : mendidik anak dengan
pendekatan penerimaan positif bersyarat maka akan mengembangkan super ego, yang
berarti memaksa anak menginternalisasi norma orangtua, dimana hanya kalu anak
dapat menyesuaikan diri dengan norma itu dia akan merasa berharga. Anak
terpaksa menghambat perkembangan berbagai potensinya (yang tidak sesuai dengan
norma orang tuanya), mereka menjadi tidak bebas dan terhambat dalam
mengembangkan aktualisasi dirinya.
0 komentar:
Posting Komentar