MENJADI
ORANG TUA ANAK
ADD/ADHD
DELIANA VICRIA NURACHYANI
153104101096
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Sebagian orangtua mungkin masih asing tentang istilah ADD (Attention Deficit Disorder) atau ADHD (Attention
Deficit Hyperactivity Disorder) pada anak. ADD/ADHD adalah sebuah gangguan pada
perkembangan otak yang menyebabkan penderitanya tumbuh dengan perilaku bahkan
perkembangan mental dan otak yang berbeda dengan anak seusianya.
Lalu, apa perbedaan gejala
ADD dengan ADHD?
Menurut David Pentecost istilah kedua gangguan tersebut
sebenarnya berbeda namun ada hubungannya. Pada dasarnya kurangnya perhatian
pada anak, sehingga anak menjadi pendiam dan pemurung sehingga melakukan
perilaku aneh didalam kondisi diamnya, bisa jadi anak tersebut mengalami
attention deficit disorder (ADD). Sedangkan ADHD (Attention Deficit Hiperaktif
Disorder) suatu kondisi dimana anak telah terlihat atau menunjukkan sikap
hiperaktif impulsif, dan sementara itu juga ada gejala lain yang datang dengan
segala jenis macam sifat dan sikap gangguan ADD, kondisi diatas merupakan dua
gejala yang paling umum yang dialami anak ADD. ADHD sangat terlihat karena
dilengkapi dengan penciptaan cukup banyak gangguan di dalam kelas, mulai dari
emosi yang tidak terkontrol, gerak fisik yang berlebih dan perhatian yang
kemana-mana. Oleh karena itu anak dengan ADHD butuh banyak perhatian agar dapat
dikontrol dan mudah diarahkan.
Apa yang perlu diketahui?
Menurut David Pentecost dalam
bukunya “Menjadi Orangtua Anak ADD” bahwa pola perilaku yang
menjadi cirri ADD biasanya muncul pada usia tiga dan lima tahun,walaupun
beberapa anak tidak memperlihatkannya sampai akhir masa kanak-kanan atau awal
remaja dan kondisi ini dapat brerlanjut sampai masa dewasa.
Anak-anak ADD sering mempunyai masalah dalam berteman dan
menjalin hubungna,sehingga akibatnya mereka tidak percaya diri. Dalam menghadapi
anak-anak dengan ADD diperlukan tekhnik khusus dan orangtua perlu member perhatian
lebih banyak secara kosisten daripada anak-anak lainnya. Tidak ada obat khusus
untuk ADD walaupun obat Ritalin dan obat lain yang sejenis dapat mengurangi
gejalannya. Penyebab ADD belum diketahui secara pasti,tetapi ada beberapa teori
yang berbeda. Salah satu penyebabnya diiduga ada di otak terutama pengaruh zat
kimia seperti Dopamine yang berperan dalam menghambat perilaku implusive dan
mempengaruhi kemampuan untuk berkonsentrasi. Dalam bukunya,David menyebutkan
beberapa cirri-ciri anak yang mengalami gangguan ADD :
1. Sering tidak bisa memberi
perhatian untuk hal-hal bersifat rinci dan membuat kesalahan karena perilakunya
yang kurang perhitungan.
2.
Sering mengalami kesulitan
untuk tetap memperhatikan apa yang sedang dia lakukan.
3.
Sering seolah-olah tidak
mendengr walaupun diajak berbicara secara langsung.
4.
Sering tidak mampu
mengikuti petunjuk dan gagal untuk menyelesaikan tugas.
5.
Sering mendapat kesulitan
dalam mengatur tugas dan aktivitasnya sendiri.
6. Sering menghindar dan
mencoba untuk tidak melaksanakan tugas-tugas yang memerlukan konsentrasi dalam
waktu yang lama.
7.
Sering kehilangan barang
dan mudah terganggu.
8.
Mudah lupa melaksanakan
aktivitas sehari-hari.
9. Sering menggoyang-goyangkan
jari-jari tangan dan kaki atau bergerak-gerak di kursinya.
10. Sering meninggalkan kursinya di dalam kelas atau situasi
lain, yang mengharuskan duduk.
11. Sering berlari-lari atau memanjati benda-benda ditempat yang
tidak semestinya.
12. Cenderung sulit bermain dengan diam.
13. Sering bergerak atau berbuat seolah-olah di pacu mesin dan juga
berbicara tanpa henti.
14. Sering menjawab dengan cepat sebelum pertanyaan selesai.
15. Cenderung sulit untuk menunggu gilirannya.
16. Sering memototong pembicaraan atau permainan yang tengah
berlangsung.
Teknik alternatif orangtua
terhadapADD.
Dalam bukunya, David menciptakan program alternative orangtu
terhadap ADD yang disebut dengan ADDapt, atau bisa disebut sebagi
latihan,pendidikan ataupun modifikasi perilaku yang bertujuan untuk melakukan
kebiasaan baru yang baik dan menghilangkan kebiasaan lama yang buruk.
Kekuatan dari ADD adalah hadiah,dorongan,dan penjelasan.
ADDapt mengembangkan seni memuji dan member hadiah. Memuji dan member hadiah
adalah factor penting dalam mengatasi masalah perilaku ADD. Program ini
bukanlah suatu kekerasan atau pengendalian yang kaku. Hukuman bukanlah ciri utama
pendekatan ADDapt,walaupun kadang-kadang ada kalanya kita harus keras dan tegas
jika perlu.
Dari bacaan diatas,saya mencoba memberikan suatu
tanggapan bahwa jika anak yang memiliki gangguan ADD atau ADHD sebagai orangtua
jamganlah menanggapnya sebagai anak yang jahat ataupun nakal dan juga orangtua
jangan menganggap sebagai orangtua yang tak becus atau mengabaikan anaknya atas
perilaku anaknya yang sudah diluar batas. Namun tetaplah bersabar, tetap
menyayangi, tekun dan melihat prospek sang anak membaik, tetap menjalin
hubungan yang baik dengan anak karena kemungkinan untuk berubah selalu ada. Dan
memberikan waktu khusus untuk anak yaitu dengan :
- · Menyediakan waktu setiap hari untuk melakukan suatu kegiatan bersama tanpa gangguan.
- · Dengan sungguh-sungguh memperhatikan pendapat dan minat anak anda.\menujukkan perhatian anda dengan mendengarkan dan member tanggapan.
- · Menghindari sikap menggurui, member ceramah atau memarahi dan menjadi bos.
- · Bersenang-senanglah bersama.
Referensi:
Pentecost, David. (2004). Menjadi Orangtua
Anak ADD/ADHD. Jakarta: Dian Rakyat
0 komentar:
Posting Komentar