RESENSI ARTIKEL:
DEMOGRAFI: PENDUDUK LANSIA BISA
TETAP PRODUKTIF
NAMA:
I R W A N T O
NIM.
163104101125
TUGAS
MATA KULIAH: PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
PROGRAM
STUDI PSIKOLOGI UMUM
UNIVERSITAS
PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Penduduk
lanjut usia kerap diposisikan sebagai beban yang harus ditanggung warga usia
produktif dalam kajian bonus demografi. Padahal, dengan pendampingan agar tetap
sehat dan aktif, warga lansia tak membebani, bahkan bisa menghasilkan
pendapatan. Menurut Marzuki Usman, ketua perkumpulan Api Nan Tak Kunjung Padam,
lansia perlu mendapat kesempatan berkarya sesuai kemampuan di usianya. “Jangan
dikasihani, tapi beri kesibukan”, ucapnya di sela “Gebyar Lansia Radio Republik
Indonesia Jakarta 2016”. Hal itu diterapkan di Negara lain, misalnya warga
lansia Jepang jadi penerima tamu di restoran dan hotel. Di Indonesia, warga
lansia bisa terlibat budi daya tanaman obat tradisional, seperti temulawak,
yang hasilnya diserap industri jamu. “Jika berjalan lansia harus hati-hati”,
sekali jatuh langsung fatal, ujarnya. Selain warga usia produktif (15-64
tahun), penduduk lansia usia 65 tahun ke atas perlu dihitung berkontribusi
dalam pembangunan.
Kepala
Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Sonny Harry
B. Harmadi, dalam artikel di Kompas, 20 Agustus 2015, menyebutkan, Indonesia
masuk periode bonus demokrafi sejak 2012 karena rasio ketergantungan di bawah
50 (setiap 100 penduduk usia produktif menanggung kurang dari 50 warga usia
nonproduktif, yakni kelompok lansia dan berusia 0-14 tahun. Puncak bonus
demokrafi pada tahun 2028-2031.
Direktur
Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan Eni Agustina menyatakan, kesehatan
warga lansiaperlu rutin dijaga agar produktivitas tak turun. Untuk itu,
Kemenkes memfasilitasi pengembangan puskesmasramah lansia dan pos pembinaan
terpadu (posbindu) lansia. Namun, penambahan puskesmas ramah lansia tergantung
komitmen pemerintah daerah dan kepala puskesmas karena pemda jadi pemilik
puskesmas. Di puskesmas ramah lansia, antrean pasien lansia dibedakan dari
antrean umum.
Sementara
86.000 posbindu dikelola warga. Di posbindu lansia, tenaga kesehatan dating
setiap bulan guna memeriksa kesehatan fisik dan mental warga lansia. Selain
itu, tenaga kesehatan dan kepala puskesmas ramah lansia didorong memberdayakan
warga lansia, misalnya budidaya tanaman obat dan pembuatan kerajinan tangan.
Ada posbindu di Tangerang dan Bandung yang membuka kesempatan lansia mengajar
perilaku di pendidikan anak usia dini (PAUD). Untuk itu, pemda didorong untuk menerbitkan
peraturan daerah yang menjamin lansia hidup nyaman, lengkap dengan fasilitas
ramah lansia.
Hal-hal yang
negatif dalam penulisan opini yang berjudul demokrafi penduduk lansia bisa
tetap produktif yaitu kurang fokus pada pembahasan penduduk lansia, karena kebanyakan
yang dibahas hanya rencana-rencana untuk memberikan pelayanan penduduk lansia
supaya bisa tetap hidup produktif. Penanganan penduduk lansia belum di jelaskan
begitu mendalam mengenai usaha-usaha para perangkat warga sehingga penduduk
lansia di berikan suatu ruang untuk memberikan kenyamanan mengenai dirinya
sendiri.
Hal-hal yang
positif dalam penulisan opini yang berjudul demokrafi penduduk lansia bisa
tetap produktif yaitu adalah:
1. Ada rencana pemerintah untuk
memberikan suatu ruang publik yang menyenangkan untuk penduduk lansia.
2. Penduduk lansia di berikan
suatu tips-tips untuk menjaga kesehatan melalui usaha-usaha dalam pembinaan
terpadu (posbindu) lansia di masing-masing daerah.
3. Memberikan pengarahan
mengenai penduduk usia lanjut, untuk mendorong kreativitas lansia agar tetap
hidup bahagia.
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar