ARTIKEL PSIKOLOGI UMUM
JUDUL : Membangun Kepribadian Positif Anak
PENULIS : FAHRUNISA YENI ASTARI
NIM : 16.310.410.1156
Pembentukan kepribadian sudah dimulai sejak
masa kanak-kanak. Oleh sebab itu, penanaman nilai positif yang membentuk
kepribadian perlu ditanamkan sejak anak masih berusia dini. Menurut Ediastri T.
Atmodiwirjo (Gunarsa, 2008), ada beberapa hal penting yang dapat mempengaruhi
dasar kepribadian anak, antara lain ialah:
1.
Macam dan kualitas hubungan antara manusia,
terutama antara anak dengan ibu, di mana melalui hubungan timbal balik ini juga
terjadi perangsangan mental, proses sosialisasi dan pengembangan kehidupan
emosi.
2.
Metode pengasuhan yang diterapkan di rumah.
Biasanya suatu cara pengasuhkan anak di rumah merefleksikan harapan-harapan dan
sikap-sikap tertentu dari orang tua. Hal ini berpengaruh pada perkembangan
anak, misalnya pengasuhkan yang menitik beratkan pada sikap terlalu melindungi
akan berakibat buruk bagi anak. Demikian juga halnya dengan sikap-sikap orang
tua yang menuntut kesempurnaan dalah segala hal dapat mengakibatkan anak
tertekan atau justru akan memberontak.
Dalam
membentuk kepribadian anak yang positif, dibutuhkan kerjasama antara ayah dan
ibu, serta berbagai figur lekat lainnya yang berada di lingkungan tempat anak
tumbuh, seperti kakek, nenek, pengasuh, guru). Chairilsyah (2012) dalam
tulisannya di Jurnal Educhild, menjabarkan beberapa tips yang dapat
dilakukan oleh orangtua dan guru pendidik anak usia dini dalam rangka membuat
landasan pribadi yang positif pada diri anak, yaitu:
·
Mengajarkan anak dengan contoh yang kongkret. Apabila
ingin mengajarkan kedisiplinan atau kemandirian sangat sulit apabila kita
menjelaskan kepada anak kita mengenai bentuk perilaku tersebut. Oleh karena
sifatnya yang abstrak tentunya anak belum sampai pada tahap pemahaman level
abstrak tersebut. Berilah contoh kongkret seperti, apabila kita ingin
mengajarkan kebersihan pada anak maka ajarkanlah tatacara mandi dengan benar
pada anak saat di kamar mandi.
·
Tidak bosan-bosan memberikan nasihat positif.
Berikan nasihat yang positif, namun dengan kata-kata, tempat, intonasi, kondisi
dan cara yang berbeda. Hal ini dilakukan dengan maksud agar anak tidak jenuh
mendengar nasihat dan justru berpikir negatif (misalnya, merasa bahwa ibu
cerewet, bawel, dan sebagainya).
·
Menerapkan program Hukuman dan Hadiah. Apabila
anak bersalah maka berilah hukuman dengan segera dan sesuaikan dengan tingkat
kesalahannya. Selain itu juga kita harus konsisten dalam pemberian hukuman dan
hukuman tidak perlu dalam bentuk fisik (pukul, tendang, cakar, terjang).
Berilah hukuman dengan cara menunda atau tidak memberikan kesenangan anak,
misalnya: hari ini tidak boleh main sore hari karena tidak membuat PR. Begitu
pula dengan pemberian hadiah, harus terencana, konsisten, adil dan disesuaikan
dengan usia anak.
·
Memperkenalkan Tuhan dan agama sejak kecil. Memperkenalkan
Tuhan dan agama sejak kecil terbukti sebagai salah satu cara ampuh untuk
membentuk karakter anak. Dengan ajaran agama anak menjadi tahu mana yang boleh
dan tidak boleh dilakukan serta apa akibatnya kelak jika kita melanggar ajaran
agama.
·
Menjadi model pribadi yang positif. Orang
tua jangan hanya menuntut anak berperilaku baik akan tetapi kita juga harus
menjadi contoh nyata dalam berperilaku baik. Anak adalah peniru maka ia akan
mencontoh segala perilaku, ucapan, sikap dan cara berpikir orang di sekitarnya.
·
Mengawasi pergaulan anak. Masa
kanak-kanak adalah masa bermain. Bermain tidak hanya di rumah namun juga di
luar rumah. Perlu sesekali kita memperhatikan dengan siapa anak kita bermain.
Terkadang pergaulan yang salah membuat anak kita menjadi pribadi yang
bermasalah, seperti cara bicara yang kurang sopan, perilaku yang kurang pantas,
dan sikap serta cara pemikiran yang negatif terhadap situasi dan lingkungan
sosialnya.
·
Mengawasi tontonan anak. Dengan
televisi kita dapat terhibur, belajar pengetahuan baru, mendapatkan informasi
terbaru dan berita terbaru. Akan tetapi tidak semuanya boleh untuk diterima
anak, seperti sinetron, acara gosip, dan film-film dewasa atau film kekerasan
tentunya akan membawa dampak negatif bagi anak.
Sumber:
Gunarsa D, Singgih.2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Jakarta: Gunung Mulia
Chairilsyah, Daviq. 2012. Pembentukan Kepribadian Positif Anak Sejak
Usia Dini. Jurnal Educhild vol 1 no 1
0 komentar:
Posting Komentar