Kenakalan remaja ditinjau dari pergaulan sosial
Suci Indah Permata Sari
163104101137
Psikologi Sosial
Masalah
kenakalan remaja ini semakin di rasakan meresahkan masyarakat ,terutama pada
masyarakat yang berdosimili dikota besar seperti kota yogyakarta ini.
Keberadaan kenakalan anak remaja saat ini merambah segi-segi kriminal dan
menyalahi kententuan yang termasuk didalamnya undang-undang hukum pidana (KUHP)
atau perundang-undangan pidana diluar KUHP, misalnya undang-undang narkotika.
Kenakalan
remaja adalah suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan, atau hukum dalam
masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa anak-anak dan
dewasa. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku menyimpang dari norma-norma
hukum pidana yang dilakukan oleh para remaja. Perilaku tersebut akan merugikan
dirinya sendiri dan orang-orang disekitarnya. Pada era zaman sekarang perilaku
anak remaja sudah melebihi batas normal, banyak anak-anak SMP bahkan anak SD
sekalipun banyak memperlihatkan kenakalannya, seperti merokok, mencuri
orangtua, bahkan ada juga mengenal dunia narkoba serta dunia seks.
Artikel ini
ditulis bertujuan untuk memaparkan bagaimana dampak kenakalan anak remaja
didalam keluarga, pendidikan dan pergaulan serta faktor penyebab terjadinya
kenakalan anak remaja dan upaya
penanggulangan kenakalan anak remaja.
Kenakalan
remaja memiliki sifat psikis, interpersonal, antarpersonal dan kultural sebab
prilaku kenakalan selalu berlangsung dalam konteks antarpersonal dan
sosial-kultural (Kartono,2010). Individu menjadi faktor utama dalam memilih dan
menentukan eksistensi dirinya dalam membentuk karakter agresif, asertif, atau
pasif. Penelitian (Gillen,2003; Uyun & Hadi, 2005; Sert,2003; Marini&A
ndriani,2005; Sikone, 2007; Puspitawati,2009) menunjukkan bahwa para remaja
terjerumus kedalam hal negatif seperti tawuran, narkoba, seks bebas, salah
satunya disebabkan oleh kepribadian yang lemah yaitu ketidakmampuan para remaja
untuk bersikap asertif.
Dalam kondisi
dinamis, gejala kenakalan remaja merupakan gejala yang terus menerus
berkembang, berlangsung secara progresif sejajar dengan perkembangan teknologi,
industrialisasi dan urbanisasi (Kartini Kartono, 1992:23). Dengan demikian
kenakalan anak remaja merupakan gejala sosial yang terdapat di masyarakat umum.
Bila ditelusuri secara mendalam perkembangan kenakalan remaja atau kenakalan
sebagai gejala sosial banyak dipengaruhi oleh berbagai hal dalam kehidupan
masyarakat, mulai dari lingkunganpaling kecil yaitu keluarga hingga masyarakat
luas.
Sebagai unit
pergaulan hidup kecil dalam masyarakat keluarga memiliki peranan-peranan
tertentu(Soerjono Soekanto,2004), yaitu
a.
Keluarga berperan sebagai pelindung bagi
pribadi-pribadi yang menjadi anggota, dimana ketentraman dan ketertiban
diproleh dalam wadah tersebut.
b. Keluarga
merupakan unit social-ekonomis yang secara materil memenuhi kebutuhan
anggota-anggotanya.
c. Keluarga
menumbuhkan dasar-dasar bagi kaidah-kaidah pergaulan hidup.
d. Keluarga
merupakan wadah dimana manusia mengalami proses sosialisasi.
Selanjutnya menurut Kumpfer dan
Alvarado, faktor-faktor yag menyebab kenakalan remaja antara lain:
1. Kurangnya
sosialisasi dari orangtua ke anak mengenai nilai-nilai moral dan sosial.
2. Contoh
prilaku yang ditampilkan orang tua dirumah terhadap prilaku-prilaku
anti-sosial.
3. Kurangnya
pengawasan terhadap anak.
4. Rendahnya
kualitas hubungan antara orangtua dan anak.
5. Tingginya
konflik dan prilaku agresif yang terjadi didalam lingkungan keluarga.
6. Kemiskinan
dan kekerasan dalam lingkungan keluarga.
7. Kurangnya
disiplin yang diterapkan orang tua terhadap anak.
8. Anak
tinggal jauh dari orang tua dan tidak adanya pengawasan.
Oleh karena
itu, diperlukan adanya upaya-upaya untukmenanggulangi prilaku tersebut. Ada
beberapa hal yang dapat dilakukkan, diantaranya yaitu:
1. Remaja
harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah
melampaui masa remajanya dengan baiksehingga mereka berhasil memperbaiki diri.
2. Kemauan
orang tua untuk membenahikondisi keluarga sehingg trcipta keluarga yang
harmonis, komunikatif dan nyaman bagi mereka.
3. Kehidupan
beragama keluaraga dijadikan salah satu ukuran untuk melihat keberfungsian
sosial keluarga yang menjalankan kewajiban beragama secara baik,.
4. Untuk
menghindari masalah yangtimbul akibat pergaulan, selain mengarahkan untuk
mempunyai teman bergaul yang sesuai, orang tua juga kehendaknya memberikan
kesibukan dan mempercayakan tanggungjawab rumah tangga kepada si remaja.
5. Orang
tua hendaknya memberikan pengarahan agar anak memilih jurusan sesuai dengan
bakat, kesenangan, dan hobi si anak.
6. Mengisi
waktu luang diserahkan kebijaksanaan remaja.
7. Remaja
hendaknya pandai memilih lingkungan pergaulan yang baik serta orang tua
memberikan arahan di komunitas harus bergaul.
8. Remaja
membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman-teman
sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai harapan.
Adapun
beberapa sikap yang harusdimiliki orang tua terhadapanaknya yang mulai memasuki
usia remaja menurut Nalland (1998) adalah:
1. Orang
tua perlu lebih fleksibel dalam bertindak dan berbicara, karena biasanya banyak
orang tua yang jarang berkomunikasi dengan anak.
2. Kemandirian
anak diajarkan secara bertahap dengan mempertimbangkan dan melindungi mereka
dari resiko yang mungkin terjasi karena cara berfikir yang belum matang.
3. Remaja
perlu diberikan kesempatan melakukkan eksplorasi positif yang memungkinkan
mereka dapat pengalaman dan teman baru, mempelajari berbagai ketrampilan yang
sulit dan memproleh pengalaman dan teman baru.
4. Sikap
orang tua yang tepat adalah sikap yang authoritative, yaitu dapat bersikap
hangat, menerima, memberikan aturan dan norma serta nila-nilai secara jelas dan
bijaksana.
Berdasarkan
deskripsi diatas dapat kita simpulkan bahwa pada dasarnya remajaitu baik, akan
teta[i mereka menghadapi bayak masalah yang kadang mereka tidak sanggup untuk
mengatasinya sehingga terjadi penyimpangan prilaku yang disebut kenakalan.
Dalam penanggulangan kenakalan remaja, kita perlu menggunakan pendekatan
psikologis. Mulai dari pemahaman tentang kenakalan remaja dan mencari latar
belakang terjadinya agar kita tidakmelihat tindakan tanpa mengetahu penyebabnya
baik yang timbul akibat perubahan yang terjadi pada diri remaja maupun yang
datang dari luar.
Oleh karena
itu dalam penanggulangan kenakalan remaja bukan dengan hukuman atau ancaman
tetapi dengan membantunya untuk mencari penyelesaian masalah dengan cara yang
baik dan tidak bertentangan dengan hukum dan ajaran agama.
Keluarga juga
mempunyai peranan penting dalam menciptakan ketentraman batin remaja. Dalam
menghadapi kenakalan remaja orang tua yang bijaksana dapat memahami keadaan
remaja dan membantunya mengatasi persoalan yang dihadapi
Daftar Pustaka
Kumpfer & Alfarado. (1964). The
Psychology of Crime. New york: Columbi University.
Nalland. (1998). Delinquency,
Situasional Inducement, and Commitment to Conformity, Social Problem.
Kartini Kartono. (1992). Patologi
Sosial 2 Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawli Pers
Soerjono Soekanto. (2004). Sosiologi
Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.
0 komentar:
Posting Komentar