Manik Muthmain
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
RABU, 27 Oktober 1999 atau 17 tahun lalu, presiden ke-4 RI
KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengundang budayawan Pramoedya Ananta Toer
datang ke Wisma Negara, Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta.Seusai bertemu
Gus Dur, Pram langsung meninggalkan istana. Beberapa hari kemudian, ketika
ditemui di tempat tinggalnya di Jakarta, Pram antara lain mengatakan,
pembicaraan dengan Gus Dur berkisar tentang masalah kelautan di Indonesia.”Presiden banyak
tanya soal pendapat saya tentang laut dan perikanan. Dalam kabinet yang
dibentuk beliau ada Departemen Kelautan dan Perikanan.
Mungkin dalam sejarah
pemerintahan di Indonesia baru kali ini ada departemen yang khusus mengurus
laut dan ikan,” kata Pram saat itu. Menurut Pram, saat itu Gus Dur tertarik
dengan tulisannya yang bicara mengenai laut. ”Saya menulis yang berkaitan
dengan laut dalam novel Gadis Pantai yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris
The Girl from the Coast,” ujar Pram. Apa yang dikatakan
dan dilakukan Gus Dur serta Pram kini dilanjutkan Presiden Joko Widodo yang
punya gagasan tentang laut dan pariwisata untuk meningkatkan perekonomian
Indonesia.
Pram lahir di
Blora, Jawa Tengah, pada tahun 1925. Saat kecil hingga remaja, Pram tinggal di
rumah orangtuanya di Jalan Sumbawa Nomor 40 Blora. Pram meninggal di Jakarta,
30 April 2006. Karya tulis Pram, terutama novel dan cerpen, telah diterjemahkan
ke 45 bahasa. Wakil Bupati Blora saat ini, Arief Rohman, salah satu tokoh muda
Nahdlatul Ulama yang berperawakan besar, punya gagasan untuk menjadikan tempat
tinggal Pram pada masa kecil sampai remaja sebagai salah satu daya tarik wisata
Blora.
Dalam
artikelnya berjudul ”Sastra: Deklarasi Pram” di Kompas (11 Juni 2006),
budayawan Putu Wijaya, antara lain, mengatakan, dalam perhelatan mengenang 40
hari meninggalnya Pram di Bentara Budaya Jakarta (6 Juni 2006), budayawan
Taufik Rahzen membenarkan, Pram bukan hanya seorang pengarang. Namun, ia sudah
jadi ”ikon” dan ”alamat” Indonesia bagi orang dari mancanegara jika bicara
tentang Indonesia.
Menurut Gus Dur, filosofi tentang laut yang dikemukakan Pram
cukup menarik. ”Dalam novel Pram, saya menemukan kutipan semacam ini, laut
tetap kaya tak kan kurang, cuma hati manusia semakin dangkal dan miskin,”
kata Gus Dur. (J OSDAR)
Sumber : Kompas | Selasa, 25 Oktober 2016
0 komentar:
Posting Komentar