Manik Muthmain
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Susi
Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan, ketika baru dilantik Presiden Joko
Widodo telah memicu pertanyaan-pertanyaan tentang hubungan antara tingkat
pendidikan dan kesuksesan. Juga tentang hubungan antara tingkat pendidikan
dengan kemampuan di suatu bidang. Susi adalah orang yang hanya tamat SMP, namun
sukses sebagai pengusaha, kaya raya, dan kini menjadi petinggi negara,
menyisihkan orang-orang “pintar” yang “seharusnya” lebih layak menempati posisi
tersebut.
Presiden
Megawati bukan sarjana, jadi pendidikan formal yang bisa dihitung hanya
setingkat SMA. Gus Dur pun sepertinya tak menamatkan sekolah. Jadi, bagaimana
sebenarnya arti penting sekolah itu? Pertama harus saya tegaskan bahwa orang
sukses itu adalah orang berilmu. Itu sebuah kepastian. Tidak ada orang yang
sukses karena kebetulan, atau keajaiban. Habibie sukses sebagai ahli rancang
bangun pesawat terbang, karena dia punya ilmu tentangnya. Rudi Chaerudin sukses
sebagai chef, karena ia punya ilmu tata boga. Rudy Hartono punya ilmu tentang
bulu tangkis. Rudi Hadisuwarno adalah orang berilmu dalam hal tata rias rambut.
Kita kembali ke pertanyaan, untuk
apa sekolah? Sekolah adalah cara yang umum untuk mendapatkan ilmu. Umum artinya
banyak orang melakukannya, dan banyak yang berhasil dengan cara itu. Namun
sekolah bukan satu-satunya cara. Ada cara lain yang bisa ditempuh, namun hal
itu tidak umum. Tinggal tergantung pada kita, mau menempuh jalur yang umum atau
tidak. Menempuh jalur umum artinya berjalan bersama orang-orang lain. Sedangkan
yang tidak sekolah artinya menempuh jalan yang disukai. Jadi, bila kita
tegaskan, untuk apa sekolah? Pertama, untuk mendapatkan ilmu melalui jalur yang
umum, jalur yang ditempuh oleh banyak orang. Kedua, untuk mendapat ilmu sebagai
bekal untuk menekuni profesi tertentu. Di luar dua alasan itu, orang tak perlu
sekolah. Jadi sukses tidak mutlak mengharuskan sekolah (tinggi) sebagai
syaratnya. Hanya saja kebanyakan orang sukses setelah melalui seperangkat
proses pendidikan formal melalui sekolah.
Hal terakhir yang ingin saya
tekankan bahwa sukses tidak sama dengan kaya. Tidak semua orang sukses itu
kaya. Kaya bukanlah ukuran kesuksesan. Kaya hanya efek samping dari kesuksesan.
Sukses bagi saya adalah seseorang yang menjalani hidup pada suatu bidang
keahlian, ia menikmati jalan itu, dan orang-orang di sekitarnya mendapat
manfaat dari apa yang ia kerjakan. Satu hal lagi. Sukses bukanlah terminal
akhir. Sukses adalah perjalanan melalui berbagai terminal.Orang sukses
menikmati perjalanan dari satu terminal ke terminal lain. Termasuk dalam
perjalanan itu adalah keadaan jatuh dan bangun, menanjak dan menurun. (Hasanudin Abdurakhman)
Sumber : Kompas | 14 September 2016
0 komentar:
Posting Komentar