18 Tahun krisis moneter
Subur Triyono
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi
45
Yogyakarta
Krisis moneter indonesia
di mulai sejak mei 1998 krisis finansial
melanda negri kita rupiah terpuruk satu dolar AS yang tadi nya Rp.2000 menjadi RP.16.000.indek harga
gabungan (IHSG) terjun bebas.berbagai penjelasan di katakan oleh para ahli
ekonomi keuangan dan dapat di bagi menjadi 3 kelompok.kelopmpok pertama
menyalahkan kebijakan Makro ekonomi seperti kebijakn fiskal dan moneter dan
juga hutang ke luarnegri yang tidak tepat sepanjang dekade 1990,sementara
kelompok ke dua bependapat bahwa kondidi ini di mulai dari kepanikan ringan dan
di perpuruk oleh tekanan IMF untuk menaikan suku bunga dan menutup bank
bank.sedangkan kelompok ketiga berteori bahwa bubble pada harga harga aset
merupakan biangkerok krisis.ketiga
alasan tersebut setidak nya mewakili hilangnya kepercayan investor baik
domestik maupun asing di pasar modal,faktor ini mematikan aliran modal masuk
dan memicu arus modal keluar yang menyebabkan jatuh nya nilai tukar nilai mata
uang domestik
Asian Development Bank (
2000) mengindiskasikan adanya kesaman kondisi
corporate govermance dan keuangan korporasi di lima negara asia yang
mengalami badai krisis 1998. Namun yang terparah adalah Indonesia,korea
selatan,Malasyia Thailand dan Filipina .kebanyakn korporasi di negara ini ini
adalah bisnis keluarga serta pemerintah
berusaha mengembangkan beberapa industri tertentu dengan strategi substitusi
impor kemudian pemerintah juga ingin mengembangkan pasar modal dan liberalisasi
ke uangan .
Transparasi dan
disklosur informasi korupsi juga buruk karena struktur kepemilikan keluarga
yang cenderung melakukan kekuasaan kendali dan tdak adanya keterbukaan prosedur
audit dan akuntasi juga tidak berjalan sebagai mana mestinya. Di indonesia
sendiri misal nya pada masa prakrisis mereka memiliki bank sendiri untuk mengeruk
dan murah .monitoring kredit oleh bank maupun lembaga ke uangan non bank di ke
5 negara tersebut juga lemah dan kapitalisme kroni memperburuk masalah ini
juga.
Referensi artikel:
0 komentar:
Posting Komentar