Ringkasan
Artikel : Polusi Udara Berat Kembali Terjadi di Beijing
Antoni
Firdaus
Fakultas
Psikolgi
Beijing
– Pemerintah Kota (Pemkot) Beijing mengeluarkan peringatan siaga merah asap
yang kedua pada Jumat (18/12), karena prakiraan menyebutkan polusi udara berat
akan menyelimuti langit ibukota Tiongkok tersebut. Pengumuman dari dinas
lingkungan Pemkot Beijing itu antara lain memuat perintah agar pabrik-pabrik
menghentikan sementara operasional dan separuh kendaraan pribadi akan ditarik
dari jalanan. Kualitas udara sangat buruk di Beijing sudah tiga kali terjadi
bulan ini. Siaga merah kedua ini akan berlangsung mulai Sabtu (19/12) hingga
Selasa (22/12). Beijing pertama kali meluncurkan sistem peringatan polusi pada
2013. Sedangkan siaga merah perdana dikeluarkan pada 7 Desember 2015, diiringi
sejumlah langkah darurat polusi, menyusul banjir kecaman dari masyarakat karena
pemkot dianggap lamban merespons kabut asap pekat yang menyelimuti Beijing awal
bulan ini.
PM
2,5 -partikulat yang bisa meresap ke dalam paru-paru manusia- kerap melewati
ambang batas 300 mikrogram per meter kubik selama siaga merah yang pertama.
Data tersebut dilaporkan Kedutaan Amerika Serikat (AS) di Beijing, yang
mengeluarkan data polusi independen. Organisasi Kesehatan Dunia atau WTO
merekomendasikan ekspor maksimum PM 2,5 sebesar 25 mikrogram per meter kubik
selama 24 jam. “Perlindungan lingkungan merupakan sasaran objektif yang terus
digencarkan pemerintah Tiongkok. Kami masih dihadapkan pada sejumlah tantangan
dalam upaya memproteksi lingkungan,” ujar Hong Lei, juru bicara Kementerian
Luar Negeri (kemlu) Tiongkok dalam konpers rutin, Jumat. Pemkot Beijing
mencabut status siaga merah pertama pada 10 Desember 2015, setelah angin dari
wilayah utara menyapu udara kotor sehingga langit kembali biru dan bersih.
Sejumlah kota di sekitar Beijing juga akan menaikkan status siaga ke merah,
sebagaimana dilakukan pada siaga merah yang pertama.
Sumber:
Kompas, 19 Desember 2015, Hal. 8
0 komentar:
Posting Komentar