Juni
Wulan Ningsih
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
“Dear
mbak juni, Sayakan punya anak kelas 5 SD
ya mbak, kenapa ya kok dia selalu mendapatkan nilai jelek pada mata pelajaran
Matematika padahal mata pelajaran lain nilainya selalu bagus, ya tidak bagus-bagus
banget si tapi lumayan lah. Anehnya itu kok cuma Matematika lho yang
jelek. Gimana ya mbak cara ngatasinya?”
Ibu x dear, kalau menurut saya perlu diberikan
terapi kepada anak ibu. Perlu dicari
tahu hal apa yang membuat anak ibu selalu mendapat nilai jelek pada mata
pelajaran matematika, apakah ia tidak suka dengan mata pelajaran tersebut
ataukah ada perilaku pengajarnya yang
membuat ia tidak suka sehingga membenci pelajaran matematika (trauma). Kemudian
anak ibu disugesti atau dinasehati bahwa semua mata pelajaran itu
menyenangkan tidak terkecuali
matematika, dengan kata lain mengubah pemikiran anak ibu tentang mata pelajaran
matematika yang menakutkan menjadi menyenangkan.
Selanjutnya
kita perlu memodifikasi perilaku anak ibu bila ibu menginginkan prestasi
akademik si anak meningkat dalam mata pelajaran matematika. Salah satu caranya
dengan memberikan reinforcement
(imbalan). Janjikan kepada anak ibu akan
membelikan sesuatu (bisa berwujud barang atau apa yang diinginkan anak) jika
nilai matematikanya mengalami kenaikan, misalnya dari 50 menjadi 70. Motif
ingin mendapatkan hadiah ini tentu akan mendorong anak ibu belajar matematika
lebih keras lagi agar syarat yang diajukan tercapai. Kemudian saat ada
peningkatan prestasi berikan hadiahnya dan pujilah anak atas keberhasilannya.
Pemberian
imbalan bisa tetap dilanjutkan jika dirasa anak belum serius dalam belajar
matematika (motif belajarnya hanya ingin mendapatkan hadiah dari orang tua)
untuk membentuk kebiasan belajar matematika pada si anak. Kemudian kurangi
sedikit demi sedikit intensitas pemberian imbalan dan saat kesadaran anak mulai
terbentuk hentikan pemberian imbalan yang ditandai dengan anak mulai belajar
sendiri tanpa disuruh. Saat kesadaran anak mulai terbentuk hadiah bukan lagi
yang terpenting baginya karena ia mulai merasakan nikmatnya belajar matematika
dan dampak positif yang diperoleh tatkala nilai matematikanya bagus, seperti
dipuji guru, menjadi tempat bertanya teman-teman yang tidak tahu dan lain
sebagainya.
Pengubahan
mindset dan pemodifikasian perilaku belajar anak ini diharapkan bukan hanya
membantu meningkatkan prestasi belajar matematika anak ibu X melainkan juga
anak-anak lain yang mempunyai masalah dalam belajar khususnya peningkatan
prestasi akademik.
0 komentar:
Posting Komentar