Muji Pambudi
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Negara –negara di dunia saat ini
sedang banyak menghadapi berbagai macam
persoalan, baik persoalan yang ada di dalam negeri maupun luar negeri seperti
permasalahan ekonomi, perbatasan Negara, terorisme, radikalisme,kemiskinan dan
masih banyak lagi yang berdampak juga terhadap Negara lain. Seperti contoh
terorisme yang terjadi di suatu Negara, bisa sangat mungkin bahwa rencana
aksinya di di lakukan di Negara lain, tentunya ini akan berpengaruh juga
terhadap hubungan antar Negara. Indonesia sebagai bagian komunitas dunia juga
mengalami hal yang sama, termasuk di dalamnya adalah persoalan radikalisme yang saat ini sangat mengkuatirkan
yang terjadi di Indonesia.
Berbagai peristiwa radikalisme yang terjadi di Indonesia tentu mengganggu suasana damai,
suasana tenang, rasa kebersamaan antar warga yang selama ini selalu didambakan
oleh siapapun yang mempunyai pikiran sehat dan juga hati yang baik. Padahal radikalisme merupakan tahap
sebelum terjadinya terrorisme, mengutip
Rizal Sukma (2004) , “ Radicalism is only one step short of terorrisme”. Dengan kenyataan yang ada saat
ini bahwa di Indonesia sudah mulai marak
terjadi, semestinyalah kita semua harus menaruh perhatian yang serius terhadap
masalah tersebut. Tidak hanya pemerintah melalui departemen-departemen yang ada tetapi
juga kita sebagai warga negara harus ikut berpartisipasi dalam mencegah
terjadinya persoalan radikalisme di lingkungan kita. Bahkan peran sekolah dan
Kampus sebagai sarana pendidikan harus di galakkan sebagi ujung tombak
pencegahan radikalisme terutama di
kalangan generasi muda.
Kita bisa melihat bahwa saat ini gerakan –gerakan
Radikalisme banyak terjadi di Indonesia dan generasi muda sebagai calon
pemimpin bangsa malah banyak yang terlibat di dalamnya. Dalam sejarah bangsa
Indonesia, sangat banyak peran kunci generasi muda
dari saat perjuangan kemerdekaan seperti
Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 ataupun saat Reformasi tahun
1998 dimana
ada peralihan kekuasaan dari era “order
baru” ke “era reformasi”. Tetapi
justru saat ini, kita melihat begitu banyak generasi muda yang terlibat dalam radikalisme. Kaum muda yang memang masih dalam proses mencari jati diri dan masih banyak
belajar mengenal segala hal, masih haus akan banyak informasi, menjadi sangat
mudah untuk di masuki ideologi-ideologi yang memperkuat radikalisme. Tentu saja banyak
factor yang menyebabkan radikalisme tumbuh subur di kalangan generasi muda,
seperti karena krisis identitas, pemahamam akan keagamaan yang kurang ataupun
krisis social dan politik yang muncul
saat ini dan mereka salah menanggapinya. Saat ini penganut gerakan radikal tersebut banyak yang menyisipkan
paham atau ideologinya dan menyebarkan
luaskan jaringan melalui kampus ataupu n sekolah-sekolah. Generasi muda
mempunyai pergaulan yang luas sehingga hal ini di anggap sebagai sarana yang pas untuk
menyebarkan paham-paham radikal tersebut diantara mereka dan sebagai sesama
generasi muda akan lebih memudahkan komunikasi terjalin diantara mereka.
Apakah yang terjadi jika generasi muda sebagai
calon pemimpin bangsa, baik itu dari tingkatan daerah maupun pusat sudah terinfiltrasi oleh
pemahaman radikal, tentu saja ini sangat
memprihatinkan dan membahayakan keutuhan bangsa Indonesia.Sehingga sudah
seharusnya bahwa Sekolah dan Kampus yang menjadi sarana pendidikan harus mampu untuk memberikan informasi dan
pemahaman yang benar tentang apa itu radikalisme, akibat yang ditimbulkan bagi
dirinya maupun bagi orang lain, sehingga generasi muda mempunyai pemahaman yang
benar tentang radikalisme, baik radikalisme keagamaan maupun yang lainnya.
Sehingga generasi muda bisa membentengi dirinya sendiri dari pemahaman-pemahaman
yang radikal.
Lalu sebenarnya bagaimanakah radikalisme di kalangan generasi muda bisa
terjadi ? Berbagai macam cara di lakukan
oleh penganut radikalisme agar
paham-paham yang mereka percayai atau yakini
sebagai sebuah kebenaran atau ideologi
yang merekan anut bisa tersampaikan
dan mendoktrin pola pikir generasi muda, baik itu melalui
perkumpulan keagamaan yang bersifat eksklusif, ataupun melalui website-website yang mereka buat
sebagai sarana propaganda bahkan
dalam proses pembelajaran atau pendidikan maupun kegiatan ekstrakurikuler bisa
dimasukinya. Hal ini bisa di sebabkan
oleh kurangnya pendampingan dari guru
disekolah, tetapi bisa juga kurangnya
pemahaman guru dan siswa tentang agama,
sehingga mereka tidak ada tempat bertanya dan hal ini semakin memudahkan
ideologi-ideologi radikalisme masuk kedalam lingkungan sekolah.
System pendidikan yang ada saat ini, lebih banyak
ke arah proses transfer ilmu kepada orang lain atau murid. Pendidikan sebagai
kawah candradimuka seharusnya menyiapkan generasi muda yang berkualitas yang
terbebas dari segala macam paham radikalisme. Sehingga konsep dan system pendidikan juga perlu di kaji ulang mengikuti
dinamika dan perkembangan yang ada, juga selaras dengan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Sistem pendidikan seharusnya tidak hanya membuat generasi muda
terbebas dari kebodohan tetapi seharusnya juga menciptakan generasi muda yang
memiliki moral yang baik dan kesadaran akan
perannya sebagai generasi muda bagi bangsa dan masyarakat.
Sistem pendidikan kita seharusnya bisa mengkaitkan
langsung dengan kondisi sosial yang ada di masyarakat. Hal ini untuk
meningkatkan budi pekerti, watak atau
karakter dan kesadaran generasi
muda akan kondisi sosial yang ada atau
permasalahan-permasalahan yang ada dilingkungannya. Dengan budi pekerti, watak atau karakter
generasi muda yang baik maka mampu untuk melenyapkan atau menutupi sifat-sifat
manusia yang jahat, mampu membentengi
generasi muda dari pengaruh buruk radikalisme dan yang lain lainnya. Pendidikan
bukan hanya sebatas teori saja, tetapi bisa menyatukan antara pikiran dan
tindakan. Sehingga sistem pendidikan yang baik sangat berperan dalam membentuk
pikiran dan tindakan generasi muda yang akan terbebas dari pengaruh
paham-paham radikalisme dan paham yamg
menyesatkan. Bahkan dalam kasus
radikalimen ini, generasi muda yang
mempunyai karakter yang baik dan kuat bisa menjadi pribadi yang bisa
menyadarkan para penganut paham radikalisme agar kembali menuju ke pemahaman
yang benar.
Sumber Pustaka
0 komentar:
Posting Komentar