Sebagai seorang karyawan
perusahaan besar yang bergerak di bidang minyak dan gas bumi, tuntutan agar
kinerja karyawan selalu maksimal dan bagus
tentu bisa di anggap sebagai hal yang wajar, dimana ada istilah “ you get what you pay”, di sini
perusahaan tentu berhak mendapatkan hasil yang maksimal dari kinerja seorang
karyawan setelah memberikan gaji atau pendapatan yang bagus juga kepada
karyawan. NM sebagai seorang Supervisor di perusahaan sangat menyadari hal ini.
Tetapi ada beberapa hal yang mungkin perusahaan tidak menyadarinya, bahwa
sebagai manusia ada keterbatasannya baik secara fisik maupun mental, demikianlah yang dialami NM, ada
kalanya di suatu titik merasa mentalnya “down” dan sangat stress dan dampak dari stress ini membuat NM
sebagai supervisor sering berperilaku keras dan otoriter terhadap anak buahnya.
Keadaan yang
dialami oleh NM ini di sebabkan oleh karena
beban target dari perusahaan maupun dari Atasannya yang selalu menuntut
untuk menghasilkan produksi yang maksimal dengan waktu yang terbatas. hal karena beban
pekerjaan, target perusahaan dan tekanan dari Atasan yang selalu menuntut agar
menghasilkan produksi
yang maksimal dalam periode waktu yang terbatas. Termasuk juga lingkungan kerja yang cukup
terpencil dan jauh dari keluarga juga sebagai faktor yang mendukung NM berperilaku keras dan
otoriter terhadap anak buahnya.
Berdasarkan
penuturan diatas penulis ingin menyampaikan bahwa hal tersebut sesuai dengan
pendapat atau teori yang dikembangkan oleh Kurt Lewin seorang tokoh dalam
psikologi sosial (Fisher:1982 dalam Shinta:2002) berpendapat bahwa perilaku sosial individu terjadi karena
adanya interaksi antara individu itu sendiri dengan lingkungannya ( Fisher,
1982: 61), rumusnya yang terkenal adalah
B=f (P.E)
B
menunjukkan Behavior yaitu perilaku
individu. Adalah fungsi, P menunjukkan Personal atau
hal hal yang ada dalam individu itu sendiri dan E menunjukan environment yaitu variabel lingkunga.
Jadi mengacu kepada rumus tersebut bisa di sampaikan bahwa
-
Perilaku keras dan otoriter terhadap anak
buahnya (B)
-
Mental down dan sangat stress dengan beban
pekerjaan (P)
-
Lingkungan kerja yang terpencil dan jauh,
Tuntutan/target perusahaan agar karyawan selalu menghasilkan hasil Maksimal dengan
waktu terbatas, ( E)
Jika
mengacu pada rumus dari tersebut maka perilaku individu merupakan fungsi
variable dari individu dan lingkungan dimana semuanya saling pengaruh
mempengaruhi dan tidak berdiri sendiri sendiri.
Bagaimana
prediksi yang bisa terjadi dari perilaku individu yang
otoriter dan keras terhadap anak buahnya ? konsekuensi yang ditimbulkan tentu bisa
menjadi negatif yaitu di sini anak buah
merasa sebagai objek atau target produksi dari atasannya kesalahan yang ada
sehingga kinerja dan motivasi menjadi turun. Dan pada akhirnya produksi yang di
hasilkan justru mengalami penurunan.
Pengendalian
yang perlu NM lakukan adalah berusaha menerima pekerjaan sebagai “passion” dirinya, menjaga keharmonisan
hubungan dengan atasan dan anak buah sehingga berapapun beratnya beban
pekerjaan dan target yang diberikan akan menjadikan bekerja itu hal yang menyenangkan
Daftar
PustakaWalgito,B. (1994). Psikologi social:suatu pengantar. Yogyakarta: Penerbit ANDI OFFSET
Shinta, A.(2002). Pengantar Psikologi Sosial. edisi ke-2.Yogyakarta: Universitas Proklamasi 45.
0 komentar:
Posting Komentar