4.7.25

PSIKOLOGI INOVASI - ESAI 5 MELAKUKAN PERUBAHAN DIRI - Melakukan Kegiatan Rutin untuk Menunjang Hidup Sehat - Maria Laras Wati Candra Sari

 

PSIKOLOGI INOVASI

ESAI 5 – MELAKUKAN PERUBAHAN DIRI

Melakukan Kegiatan Rutin untuk Menunjang Hidup Sehat

Dosen pengampu : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA

Disusun oleh : Maria Laras Wati Candra Sari

NIM: 22310410188

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

2025

        Inovasi merupakan sebuah proses menciptakan atau memperkenalkan sesuatu yang baru atau memperbarui sesuatu yang sudah ada, baik itu berupa ide, produk, layanan, atau metode, yang memberikan nilai tambah atau manfaat baru. Namun, inovasi tidak hanya sebatas itu. Inovasi memiliki makna yang lebih luas, didalamnya dapat mencakup pengembangan diri yang berkelanjutan. Hal ini merujuk pada kemampuan individu dalam melakukan perubahan perilaku secara konsisten dan bertahap, dimana individu harus mampu mengelola hambatan dan memelihara motivasi melalui strategi yang berfokus pada pencapaian langkah-langkah kecil secara rutin. Pendekatan ini mendukung terwujudnya perubahan jangka panjang dan meningkatkan efikasi diri dalam melakukan perilaku baru (Smith & Lee, 2021).

            Dalam perubahan, memberikan tantangan-tantangan baru yang mengharuskan individu untuk tetap fokus dalam menjalankan kegiatan rutinnya. Dan disinilah peran penting dari cabang ilmu psikologi yang dikenal sebagai psikologi inovasi. Psikologi inovasi mengajak mahasiswa untuk melakukan kegiatan rutin yang positif, dengan tujuan meningkatkan kreativitas, motivasi, dan pola pikir yang inovatif.

Salah satu bentuk kegiatan yang ditugaskan kepada mahasiswa mengenai hal tersebut adalah berkegiatan olahraga. Banyak cabang olahraga yang dapat dilakukan, salah satunya adalah race walking yang saya tekuni. Saya kemudian mulai berolahraga race walking pada hari Senin, 24 Maret 2025, yang nanti disetiap Senin berikutnya, saya beri tanda sebagai reminder rutinitas olahraga. Program kegiatan olahraga ini saya jalankan sampai pada Minggu ke 10, yaitu pada hari Senin, 26 Mei 2025.

Di Minggu pertama menjalankan kegiatan tersebut, ada tekanan yang membuatnya merasa berat, karena selama berolahraga, waktu yang saya jalankan biasanya tidak lebih dari 30 menit. Namun kali ini saya harus mulai start dari 60 menit, sehingga jarak tempuhnya bertambah dari rute biasa. Maka dari itu, saya harus menyesuaikan waktu yang tepat untuk race walking, yakni di pagi hari ketika belum banyak terjadi aktivitas publik, agar mendapatkan oksigen yang baik sebelum banyak kendaraan berlalu lalang. Pada Minggu kedua, ketiga, keempat dan kelima, rutinitas kegiatan masih berjalan lancar. Sampai pada minggu keenam dan ketujuh, saya mulai lupa untuk membuat alarm pengingat jadwal kegiatan, dan ketika sadar, hari sudah menjelang sore, sehingga saya bergegas pergi ke tempat yang lumayan sepi seperti di Embung Potorono untuk race walking.

Minggu kedelapan dan sembilan, saya mulai mendapatkan serangan ‘malas’ karena berbagai faktor, diantaranya capek karena sibuk bekerja sambil kuliah, malas bangun pagi, suhu iklim yang dirasa makin panas sehingga tidak ingin melakukan kegiatan olahraga yang menyebabkan badan menjadi berkeringat, berbagai pikiran negatif yang menyuruh untuk berhenti, dan faktor yang paling mendominasi adalah ‘mager’. Namun kegiatan olahraga masih saya lakukan sampai pada Minggu ke sepuluh, meski jadwal olahraga terlambat 30menit.

        Kemudian saya mencatat perolehan jarak tempuh dan waktu kegiatan olahraga race walking. Dengan waktu pada Minggu awal yang dimulai selama 60menit, di tiap Minggu berikutnya, saya tambahkan 10 menit. Sehingga jika digambarkan dalam tabel dan grafik, menjadi seperti berikut;



Dampak positif dari perubahan diri yang saya dapatkan dengan melakukan kegiatan race walking, menunjukkan penerapan psikologi inovasi. Selain mendapatkan badan yang sehat, saya mempelajari bahwa setiap konsistensi akan sesuatu, membutuhkan sebuah pengorbanan, adaptasi terhadap kebiasaan baru, sikap sabar, pantang menyerah, motivasi, dan bagaimana strategi coping dalam menghadapi tantangan tersebut agar tidak berhenti di tengah jalan. Sehingga dapat membantu mencapai target, memperkuat disiplin, serta mendorong perkembangan pribadi yang inovatif dan berkelanjutan.



Daftar Pustaka:

Smith, J., & Lee, K. (2021). Behavior Change Maintenance and Self-Efficacy: A Review. Journal of Behavioral Psychology, 45(2), 150-165.



0 komentar:

Posting Komentar