23.7.25

ESSAY PRESTASI KOMUNITAS DONOR DARAH / SETETSES HARAPAN Zainul Danu Wijaya 24310420051

 

TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI INOVASI

 

ESSAY PRESTASI KOMUNITAS DONOR DARAH / SETETSES HARAPAN

 

 

 

Dosen Pengampu: Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA

 

Fakultas Psikologi Universitas Prokalmasi 45

Yogyakarta

 

Oleh:

Zainul Danu Wijaya

24310420051

 

 

RELAWAN DONOR DARAH HW

Pertemuan pertama terasa canggung, tapi tak butuh waktu lama untuk merasa nyaman. Anggotanya beragam, dari mahasiswa hingga pekerja kantoran, tapi satu benang merah menyatukan kami: keinginan tulus untuk membantu. Aku belajar banyak hal, mulai dari pentingnya edukasi donor darah, cara mengelola event, hingga bagaimana meyakinkan calon pendonor yang masih ragu. Komunikasi adalah kunci, dan aku terkejut betapa banyak mitos tentang donor darah yang masih beredar di masyarakat. Tugasku, dan tugas kami semua, adalah meluruskannya.

Salah satu momen paling berkesan adalah saat kami mengadakan acara donor darah di pusat perbelanjaan. Pagi itu, semangat menggebu. Kami mendirikan booth, menyusun informasi, dan siap menyambut pendonor. Aku ditugaskan di bagian pendaftaran, menyapa setiap orang dengan senyum dan memberikan informasi yang mereka butuhkan. Ada seorang bapak yang terlihat sedikit tegang. Aku menghampirinya, menjelaskan prosesnya dengan sabar, dan sedikit bercanda untuk mencairkan suasana. Melihat senyumnya merekah setelah mendonor, ada rasa hangat yang menjalar. Itu bukan hanya sekadar tugas, tapi interaksi personal yang menyentuh.

Tak jarang, kami menghadapi tantangan. Cuaca buruk, kurangnya partisipasi, atau bahkan pandangan sinis dari beberapa orang. Pernah suatu kali, jumlah pendonor tidak sesuai target. Kekecewaan sempat terasa, tapi ketua komunitas mengingatkan kami, "Setiap tetes itu berharga, tidak ada usaha yang sia-sia." Kata-kata itu menguatkan. Kami belajar untuk tidak menyerah, beradaptasi, dan mencari cara baru untuk menjangkau lebih banyak orang.

Bergabung dengan Setetes Harapan telah mengubah pandanganku. Donor darah bukan lagi sekadar kegiatan medis, melainkan sebuah gerakan kemanusiaan yang membutuhkan hati. Aku bukan hanya seorang relawan, tapi bagian dari sebuah keluarga yang berbagi tujuan mulia. Rasanya luar biasa bisa menjadi jembatan antara mereka yang membutuhkan dan mereka yang bersedia memberi. Setiap tetesan darah yang terkumpul adalah secercah harapan bagi seseorang, dan aku bangga menjadi bagian dari proses itu.











0 komentar:

Posting Komentar