18.7.25

ESSAY-3 BERPERILAKU INOVATIF

 

ESSAY 3 : BERPERILAKU INOVATIF SECARA NYATA

 

 

 


 

 

 

 

Ayu Windi Astuti - 23310420073

 

Dosen Pengampu Dra. Arundati Shinta, M.A

 

 

 

Program Studi Psikologi

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

 Tahun 2025

 

Inovasi seringkali dipahami sebagai terobosan signifikan yang mengubah lanskap global, layaknya penemuan bola lampu atau internet. Namun, sesungguhnya, perilaku inovatif lebih kerap termanifestasi dalam tindakan-tindakan bertahap dan berkelanjutan yang saya lakukan sehari-hari, baik dalam lingkup personal, profesional, maupun sosial. Bagi saya, berperilaku inovatif berarti saya memiliki keberanian untuk berimajinasi, mengambil langkah konkret, menghadapi tantangan, dan secara aktif mewujudkan gagasan menjadi realitas yang memberikan nilai tambah.

Proses inovasi saya senantiasa bermula dari identifikasi suatu permasalahan atau kebutuhan yang belum terpenuhi. Namun, yang membedakan saya sebagai seorang inovator adalah kapabilitas saya untuk tidak hanya mengidentifikasi masalah, melainkan juga untuk mencari solusi serta mengubahnya menjadi aksi nyata. Hal ini melibatkan pelaksanaan riset yang mendalam, eksperimen yang berkesinambungan, pembangunan prototipe, dan yang terpenting, keberanian untuk mengambil risiko. Banyak gagasan brilian tidak pernah terealisasi akibat ketiadaan keberanian untuk memulai dan menghadapi potensi kegagalan. Berperilaku inovatif menuntut saya untuk beranjak dari zona nyaman, mencoba hal-hal baru, dan menjadikan setiap kegagalan sebagai pijakan menuju kesuksesan.

Contoh nyata dari prinsip ini tampak ketika saya menghadapi di lingkungan perumahan saya, masalah sampah plastik semakin mengkhawatirkan, dengan akumulasi sampah di TPS yang mencemari lingkungan. Saya tidak berdiam diri. Saya mulai mempelajari berbagai metode daur ulang dan mengidentifikasi potensi nilai ekonomi dari sampah plastik. Kemudian, saya mengajak beberapa tetangga untuk berdiskusi, mengusulkan ide program daur ulang mandiri. Kami bersama-sama menyusun jadwal pengumpulan sampah terpilah setiap minggu, mengedukasi warga mengenai jenis-jenis plastik yang dapat didaur ulang, dan bahkan mencari pengepul sampah yang bersedia membeli hasil pengumpulan kami. Dana yang terkumpul kemudian kami gunakan untuk kegiatan sosial di lingkungan. Meskipun pada awalnya terdapat keraguan dan partisipasi yang belum maksimal, saya dan tim secara gigih terus melakukan edukasi dan menunjukkan hasil positifnya. Inovasi sosial ini terwujud berkat keberanian saya untuk memulai, kolaborasi dengan warga, kegigihan dalam menghadapi tantangan, serta adaptasi berdasarkan hasil di lapangan.


Gambar 1 Kegiatan Daur Ulang Sampah Plastik secara Mandiri

Tidak hanya itu, saya juga mencoba berinovasi dalam membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sekitar saya untuk memasarkan produk mereka secara digital. Saya mengamati bahwa banyak UMKM masih mengandalkan penjualan offline atau media sosial yang tidak terstruktur, sehingga jangkauan pasar mereka terbatas. Saya melihat peluang untuk membantu mereka memanfaatkan teknologi. Saya mulai mencari tahu platform e-commerce yang ramah UMKM, mempelajari dasar-dasar pemasaran digital, dan bahkan mencari template situs web sederhana yang bisa disesuaikan. Saya menawarkan untuk membantu satu atau dua UMKM percontohan membangun toko online mereka dan memantau hasilnya.

 

 

 

 


Gambar 2 Kegiatan Sunmor UMKM

Dari contoh-contoh yang telah saya paparkan, jelas bahwa perilaku inovatif saya bukanlah tentang menjadi seorang jenius atau memiliki anggaran yang tak terbatas. Sebaliknya, ini adalah tentang kemauan saya untuk bertindak dan berkolaborasi. Saya meyakini bahwa inovasi yang berdampak jarang terjadi dalam isolasi. Oleh karena itu, saya senantiasa terbuka terhadap ide dan masukan dari pihak lain, serta bersedia untuk berkolaborasi. Lingkungan yang kolaboratif memfasilitasi pertukaran gagasan, memicu diskusi konstruktif, dan memperkaya perspektif. Saya mendengarkan kritik, meminta umpan balik, dan membangun jaringan dengan individu dari berbagai latar belakang. Ego saya kesampingkan demi kemajuan bersama.

Perjalanan inovasi tidak pernah mulus. Akan selalu ada hambatan, penolakan, atau bahkan kegagalan yang menyakitkan. Berperilaku inovatif menuntut kegigihan dan ketahanan mental yang tinggi. Saya tidak menyerah pada rintangan pertama. Saya menganalisis penyebab kegagalan, menyesuaikan strategi, dan terus mencoba hingga mencapai tujuan. Sikap pantang menyerah ini didukung oleh keyakinan kuat terhadap potensi gagasan dan dampaknya. Ini tentang memiliki visi jangka panjang dan kesabaran untuk melihatnya terwujud, meskipun harus melalui jalan yang berliku. Terakhir, saya memahami bahwa dunia terus mengalami perubahan, demikian pula kebutuhan dan tantangannya. Berperilaku inovatif berarti saya memiliki kapabilitas untuk beradaptasi dan terus belajar. Saya senantiasa haus akan pengetahuan baru, mengasah keterampilan, dan siap mengubah arah jika diperlukan, karena saya tahu bahwa inovasi adalah proses yang berkelanjutan, bukan tujuan akhir yang statis.

Pada akhirnya, bagi saya, berperilaku inovatif secara nyata adalah sebuah mentalitas dan serangkaian tindakan yang saling berkaitan. Ini mencakup keberanian saya untuk memulai, keterbukaan saya untuk berkolaborasi, kegigihan saya untuk bertahan, dan kemauan saya untuk terus belajar. Dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari, saya tidak hanya menjadi agen perubahan bagi diri sendiri, tetapi juga berkontribusi pada penciptaan masa depan yang lebih baik dan lebih inovatif bagi semua.

 

 

0 komentar:

Posting Komentar