ESSAY 3 : BERPERILAKU INOVATIF SECARA NYATA
Ayu Windi Astuti - 23310420073
Dosen Pengampu Dra. Arundati Shinta,
M.A
Program Studi Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas
Proklamasi 45
Tahun 2025
Inovasi seringkali dipahami sebagai
terobosan signifikan yang mengubah lanskap global, layaknya penemuan bola lampu
atau internet. Namun, sesungguhnya, perilaku inovatif lebih kerap
termanifestasi dalam tindakan-tindakan bertahap dan berkelanjutan yang saya
lakukan sehari-hari, baik dalam lingkup personal, profesional, maupun sosial.
Bagi saya, berperilaku inovatif berarti saya memiliki keberanian untuk
berimajinasi, mengambil langkah konkret, menghadapi tantangan, dan secara aktif
mewujudkan gagasan menjadi realitas yang memberikan nilai tambah.
Proses inovasi saya senantiasa
bermula dari identifikasi suatu permasalahan atau kebutuhan yang belum
terpenuhi. Namun, yang membedakan saya sebagai seorang inovator adalah
kapabilitas saya untuk tidak hanya mengidentifikasi masalah, melainkan juga
untuk mencari solusi serta mengubahnya menjadi aksi nyata. Hal ini melibatkan
pelaksanaan riset yang mendalam, eksperimen yang berkesinambungan, pembangunan
prototipe, dan yang terpenting, keberanian untuk mengambil risiko. Banyak
gagasan brilian tidak pernah terealisasi akibat ketiadaan keberanian untuk
memulai dan menghadapi potensi kegagalan. Berperilaku inovatif menuntut saya
untuk beranjak dari zona nyaman, mencoba hal-hal baru, dan menjadikan setiap
kegagalan sebagai pijakan menuju kesuksesan.
Contoh nyata dari prinsip ini tampak
ketika saya menghadapi di lingkungan perumahan saya, masalah sampah plastik
semakin mengkhawatirkan, dengan akumulasi sampah di TPS yang mencemari
lingkungan. Saya tidak berdiam diri. Saya mulai mempelajari berbagai metode
daur ulang dan mengidentifikasi potensi nilai ekonomi dari sampah plastik.
Kemudian, saya mengajak beberapa tetangga untuk berdiskusi, mengusulkan ide
program daur ulang mandiri. Kami bersama-sama menyusun jadwal pengumpulan sampah
terpilah setiap minggu, mengedukasi warga mengenai jenis-jenis plastik yang
dapat didaur ulang, dan bahkan mencari pengepul sampah yang bersedia membeli
hasil pengumpulan kami. Dana yang terkumpul kemudian kami gunakan untuk
kegiatan sosial di lingkungan. Meskipun pada awalnya terdapat keraguan dan
partisipasi yang belum maksimal, saya dan tim secara gigih terus melakukan
edukasi dan menunjukkan hasil positifnya. Inovasi sosial ini terwujud berkat
keberanian saya untuk memulai, kolaborasi dengan warga, kegigihan dalam
menghadapi tantangan, serta adaptasi berdasarkan hasil di lapangan.
Gambar 1 Kegiatan Daur Ulang Sampah
Plastik secara Mandiri
Tidak hanya itu, saya juga mencoba
berinovasi dalam membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sekitar
saya untuk memasarkan produk mereka secara digital. Saya mengamati bahwa banyak
UMKM masih mengandalkan penjualan offline atau media sosial yang tidak
terstruktur, sehingga jangkauan pasar mereka terbatas. Saya melihat peluang
untuk membantu mereka memanfaatkan teknologi. Saya mulai mencari tahu platform
e-commerce yang ramah UMKM, mempelajari dasar-dasar pemasaran digital, dan
bahkan mencari template situs web sederhana yang bisa disesuaikan. Saya
menawarkan untuk membantu satu atau dua UMKM percontohan membangun toko online
mereka dan memantau hasilnya.
Gambar 2 Kegiatan Sunmor UMKM
Dari contoh-contoh yang telah saya
paparkan, jelas bahwa perilaku inovatif saya bukanlah tentang menjadi seorang
jenius atau memiliki anggaran yang tak terbatas. Sebaliknya, ini adalah tentang
kemauan saya untuk bertindak dan berkolaborasi. Saya meyakini bahwa inovasi
yang berdampak jarang terjadi dalam isolasi. Oleh karena itu, saya senantiasa
terbuka terhadap ide dan masukan dari pihak lain, serta bersedia untuk
berkolaborasi. Lingkungan yang kolaboratif memfasilitasi pertukaran gagasan,
memicu diskusi konstruktif, dan memperkaya perspektif. Saya mendengarkan kritik,
meminta umpan balik, dan membangun jaringan dengan individu dari berbagai latar
belakang. Ego saya kesampingkan demi kemajuan bersama.
Perjalanan inovasi tidak pernah
mulus. Akan selalu ada hambatan, penolakan, atau bahkan kegagalan yang
menyakitkan. Berperilaku inovatif menuntut kegigihan dan ketahanan mental yang
tinggi. Saya tidak menyerah pada rintangan pertama. Saya menganalisis penyebab
kegagalan, menyesuaikan strategi, dan terus mencoba hingga mencapai tujuan.
Sikap pantang menyerah ini didukung oleh keyakinan kuat terhadap potensi
gagasan dan dampaknya. Ini tentang memiliki visi jangka panjang dan kesabaran
untuk melihatnya terwujud, meskipun harus melalui jalan yang berliku. Terakhir,
saya memahami bahwa dunia terus mengalami perubahan, demikian pula kebutuhan
dan tantangannya. Berperilaku inovatif berarti saya memiliki kapabilitas untuk
beradaptasi dan terus belajar. Saya senantiasa haus akan pengetahuan baru,
mengasah keterampilan, dan siap mengubah arah jika diperlukan, karena saya tahu
bahwa inovasi adalah proses yang berkelanjutan, bukan tujuan akhir yang statis.
Pada akhirnya, bagi saya,
berperilaku inovatif secara nyata adalah sebuah mentalitas dan serangkaian
tindakan yang saling berkaitan. Ini mencakup keberanian saya untuk memulai, keterbukaan
saya untuk berkolaborasi, kegigihan saya untuk bertahan, dan kemauan saya untuk
terus belajar. Dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan
sehari-hari, saya tidak hanya menjadi agen perubahan bagi diri sendiri, tetapi
juga berkontribusi pada penciptaan masa depan yang lebih baik dan lebih
inovatif bagi semua.
0 komentar:
Posting Komentar