FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA
Penulis : Rifan Adi Nugraha
NIM : 23310410029
Mengikuti lomba lari bukan hanya tentang fisik yang kuat, melainkan tentang bagaimana individu mampu mengelola dirinya, beradaptasi, dan memunculkan potensi inovatif dalam situasi nyata. Saat saya berpartisipasi dalam BPR/S RUN 2025 yang diadakan di Lapangan Pancasila UGM pada 25 Mei 2025, dalam rangka memperingati Hari BPR/S Nasional, saya menyadari bahwa keberuntungan dalam hidup dapat diciptakan melalui kesadaran diri, latihan berkelanjutan, serta kemauan untuk mencoba pendekatan baru dalam menjalani tantangan.
Persiapan untuk lomba ini saya mulai beberapa minggu sebelumnya, dengan membuat jadwal latihan yang fleksibel namun terukur. Tidak hanya berlari, saya juga memperhatikan pola istirahat dan manajemen stres. Di sinilah elemen psikologi inovasi berperan, terutama saat saya mengeksplorasi metode baru untuk meningkatkan performa—seperti latihan mindfulness running, yaitu berlari sambil menyadari setiap langkah, napas, dan pikiran yang muncul. Pendekatan ini bukan hanya memperkuat fokus, tapi juga memperdalam pengalaman saya secara emosional.
Saya juga mulai mencatat progres latihan dan menilai kembali strategi yang digunakan tiap minggunya. Dari kegiatan ini, saya menemukan bahwa inovasi tidak selalu berarti sesuatu yang besar, tetapi bisa dimulai dari hal kecil seperti mengubah waktu latihan, mencoba rute baru, atau menggabungkan aktivitas fisik dengan teknik relaksasi. Ini sejalan dengan konsep bahwa perilaku inovatif dalam psikologi bukan hanya menghasilkan ide baru, tetapi juga berani mengambil langkah berbeda dalam menyelesaikan masalah sehari-hari.
Ketika hari lomba tiba, saya merasakan antusiasme yang luar biasa dari para peserta lain. Suasana itu memberikan motivasi intrinsik yang besar. Keberhasilan saya menyelesaikan lomba bukan sekadar hasil dari latihan fisik, tapi juga dari proses mental yang saya kembangkan selama masa persiapan. Hal ini memperkuat pemahaman saya tentang Self-Determination Theory (Deci & Ryan, 2000), di mana kebutuhan akan kompetensi, kemandirian, dan keterhubungan menjadi penggerak utama seseorang untuk tumbuh secara psikologis.
Di tengah rasa lelah dan tantangan fisik, saya belajar bahwa keberuntungan bukan datang dari luar, tapi dibentuk dari dalam—melalui ketekunan, kemauan untuk terus mencoba, dan keberanian untuk berinovasi dalam cara berpikir maupun bertindak. Setiap langkah kaki saat lomba menjadi simbol dari perjalanan perubahan diri yang berkelanjutan.
Melalui pengalaman ini, saya memahami bahwa partisipasi dalam lomba seperti BPR/S RUN bukan hanya tentang olahraga, tetapi juga media untuk mengasah daya tahan mental, mempraktikkan kreativitas, dan menginternalisasi semangat inovasi dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman tersebut membuka ruang refleksi bahwa keberuntungan sejati adalah sesuatu yang bisa dibentuk melalui tindakan sadar dan strategi hidup yang lebih adaptif dan bermakna.
Daftar Pustaka:
Deci, E. L., & Ryan, R. M. (2000). The "what" and "why" of goal pursuits: Human needs and the self-determination of behavior. Psychological Inquiry, 11(4), 227–268.
Weinberg, R. S., & Gould, D. (2019). Foundations of Sport and Exercise Psychology (7th ed.). Human Kinetics.
0 komentar:
Posting Komentar