14.7.25

ESAI 5 - PSIKOLOGI INOVASI : PERUBAHAN DIRI - RENGGA FERNANDO (22310410137)

 NAMA : RENGGA FERNANDO

NIM : 22310410137

MATA KULIAH : PSIKOLOGI INOVASI

DOSEN PENGAMPU : DR. ARUNDATI SHINTA, M.A.

JULI 2025

 


 

Perubahan Diri Selama 14 Minggu

Inovasi pada perubahan diri adalah proses yang melibatkan penerapan ide-ide baru untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencapai tujuan pribadi. Dalam konteks 14 minggu, periode ini dapat menjadi waktu yang signifikan untuk melakukan transformasi yang mendalam. Proses ini tidak hanya melibatkan perubahan kebiasaan, tetapi juga memerlukan pemikiran kreatif dan strategi yang efektif untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Langkah pertama dalam inovasi pada perubahan diri adalah menetapkan tujuan yang jelas dan terukur. Menurut Locke dan Latham (2002), tujuan yang spesifik dapat meningkatkan motivasi dan kinerja. Misalnya, seseorang yang ingin meningkatkan kesehatan fisik dapat menetapkan target untuk berolahraga selama 30 menit setiap hari. Dengan menetapkan tujuan yang realistis dan terukur, individu dapat memantau kemajuan mereka dan tetap termotivasi.

Selanjutnya, penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi. Lingkungan yang positif dapat memfasilitasi pertumbuhan pribadi. Dukungan dari teman, keluarga, atau mentor dapat memberikan umpan balik yang konstruktif dan mendorong individu untuk terus maju. Dalam psikologi sosial, interaksi dengan orang lain dapat mempengaruhi cara individu melihat diri mereka dan kemampuan mereka untuk berinovasi (Bandura, 1997). Oleh karena itu, membangun jaringan sosial yang mendukung sangat penting dalam proses ini.

Selama 14 minggu, individu juga harus bersedia menghadapi tantangan dan kegagalan. Ketahanan mental menjadi kunci dalam menghadapi rintangan. Menurut Seligman (2011), individu yang memiliki ketahanan cenderung lebih mampu bangkit dari kegagalan dan belajar dari pengalaman tersebut. Proses ini menciptakan siklus inovasi yang berkelanjutan, di mana setiap kegagalan menjadi pelajaran berharga untuk perbaikan di masa depan.

Dalam tugas perubahan diri selama 14 minggu ini, saya memutuskan untuk memilih lari, karena saya memiliki hobi lari. Pada minggu pertama, saya mulai dari tanggal 3 April 2025 sampai 14 Juni 2025, minggu pertama ini terasa agak berat karena terakhir lari saya sudah 1 bulan yang lalu, agar badan saya kembali beradaptasi saya mulai dengan lari perlahan-lahan sambil melatih nafas agar tidak cepat capek.


Pada minggu ke 2 masih terasa sama dan belum ada perubahan secara signifikan, tubuh masih terasa berat dan nafas cepat ngos-ngosan. Untuk mengantisipasi hal itu, sebelum lari saya memakan buah pisang dan minum air putih cukup 1 gelas.


Pada minggu ke 3, terjadi sedikit peningkatan pada daya tahan stamina dan nafas. Jarak yang saya tempuh naik daripada minggu kemarin.


Pada minggu ke 4 dan 5, perlahan-lahan jarak yang saya tempuh meningkat, tubuh saya mulai terasa ringan dan stamina menjadi lebih kuat.


Pada minggu ke 6 dan 7, terjadi sedikit peningkatan.

                          
 

Pada minggu ke 8 dan 9, terjadi peningkatan lagi.

                   
 

Pada minggu ke 10 dan 11, terjadi banyak peningkatan

                                 
 

Pada minggu ke 12 dan 13, terjadi peningkatan drastis karena pada minggu ke 12, saya mempunyai keinginan long run dengan target 10 km


Pada minggu ke 14 ini saya ingin long run dan sedikit memaksa untuk mengetest diri seberapa jauh jarak yang saya bisa capai. 

                       


Perubahan diri selama 14 minggu, menjadi pembelajaran buat saya dalam berproses dengan konsisten itu tidaklah mudah namun cukup membuat bangga pada diri saya sendiri, hal itu butuh tujuan yang jelas, lingkungan yang mendukung, ketahanan mental, refleksi, penerapan teknik psikologis, dan perayaan pencapaian. Dengan pendekatan yang tepat, saya dapat mengalami transformasi yang signifikan dan positif dalam hidup. Proses ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup saya, tetapi juga membangun fondasi untuk inovasi yang berkelanjutan di masa depan.

 

Daftar Pustaka :

Ryan, R. M., & Deci, E. L. (2000). Self-determination theory and the facilitation of intrinsic motivation, social development, and well-being. American Psychologist, 55(1), 68-78.


0 komentar:

Posting Komentar