28.12.24

Essay 10 UAS PSIKOLOGI LINGKUNGAN

 TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER 

PSIKOLOGI LINGKUNGAN



 Oleh

 

Muhammad Anas Rusdianto (23310410036

 

Dosen Pengampu

 Dra. Arundati Shinta, M.A

 

Program Studi Psikologi

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Tahun 2024

 

 

 

Menuju Pengelolaan Sampah yang Berkelanjutan: Memadukan Persepsi, Emosi, dan Tanggung Jawab Bersama

 

Permasalahan pengelolaan sampah di Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Yogyakarta, telah menjadi tantangan kompleks yang membutuhkan penanganan menyeluruh. Analisis perilaku Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq melalui skema persepsi Paul A. Bell memberikan wawasan berharga tentang bagaimana individu dan kelompok membentuk pandangan mereka terhadap isu ini.

 

Menteri Hanif menunjukkan rasa ketidakpuasan mendalam terhadap pengelolaan sampah di Yogyakarta, menilai pemerintah daerah tidak mampu bekerja optimal. Reaksi emosinya, dalam bentuk kemarahan, mencerminkan harapan tinggi atas tanggung jawab pemerintah. Namun, ia tidak menyentuh aspek penting lain, yaitu perlunya perubahan perilaku masyarakat, menciptakan kontradiksi antara harapan pemerintah dan kenyataan.

 

Pendekatan Menteri Hanif yang cenderung meletakkan tanggung jawab sepenuhnya di tangan pemerintah menunjukkan persepsi bahwa pemerintah harus menjadi penggerak utama, sementara masyarakat hanya penerima layanan. Hal ini mengabaikan pentingnya edukasi dan partisipasi aktif masyarakat, padahal skema persepsi Paul A. Bell menekankan pemahaman bagaimana individu dan kelompok membentuk pandangan mereka. Elemen-elemen kunci seperti pengamatan dan penilaian situasi, respons emosional, kontradiksi dalam persepsi, serta tanggung jawab bersama harus dipertimbangkan dalam mengembangkan kebijakan pengelolaan sampah yang efektif.

 

Di sisi lain, permasalahan pengelolaan sampah di Indonesia mencakup volume sampah yang meningkat, kurangnya kesadaran masyarakat, infrastruktur yang tidak memadai, penegakan hukum yang lemah, masalah pembakaran sampah, kurangnya program daur ulang, dan ketergantungan pada pemerintah. Kompleksitas ini menunjukkan bahwa pendekatan holistik dan kolaboratif sangat diperlukan untuk mengatasi tantangan ini.

 

Solusi yang dapat diterapkan mencakup peningkatan kesadaran dan edukasi masyarakat, optimalisasi infrastruktur pengelolaan sampah, desentralisasi pengelolaan sampah, kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, implementasi program biopori, penegakan hukum yang kuat, serta pengembangan program daur ulang. Dengan menerapkan solusi-solusi ini secara terintegrasi, diharapkan pengelolaan sampah di Indonesia dapat ditingkatkan, sehingga dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.

 

Untuk mengatasi permasalahan pengelolaan sampah , terdapat beberapa solusi yang dapat diterapkan:

 

Pertama, peningkatan kesadaran dan edukasi masyarakat. Pemerintah dan organisasi non-pemerintah dapat melaksanakan kampanye edukasi melalui workshop, seminar, dan kegiatan komunitas untuk mendorong masyarakat agar lebih sadar akan tanggung jawab mereka dalam mengelola sampah. Hal ini dapat membantu masyarakat memahami cara memilah sampah dengan benar dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

 

Kedua, optimalisasi infrastruktur pengelolaan sampah. Pemerintah perlu memastikan bahwa fasilitas pengelolaan sampah, seperti TPS3R, berfungsi dengan baik. Revitalisasi dan perbaikan infrastruktur serta penambahan mesin pengolah sampah di TPS3R dapat meningkatkan kapasitas pengolahan sampah.

 

Ketiga, kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Kerja sama di antara ketiga pemangku kepentingan ini sangat penting dalam pengembangan program-program pengelolaan sampah yang inovatif, seperti program "Bank Sampah" yang dapat meningkatkan partisipasi masyarakat.

 

Dengan menerapkan solusi-solusi ini secara terintegrasi, diharapkan pengelolaan sampah di Indonesia dapat ditingkatkan, sehingga dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.

 

Pada akhirnya, pengelolaan sampah yang berkelanjutan membutuhkan sinergi antara persepsi, emosi, dan tanggung jawab bersama di antara seluruh pemangku kepentingan. Pemerintah, swasta, dan masyarakat harus bekerja sama untuk membangun pemahaman yang lebih baik, menumbuhkan kepedulian, dan mendorong partisipasi aktif dalam upaya mewujudkan pengelolaan sampah yang efektif dan ramah lingkungan demi masa depan yang lebih baik. Dengan memadukan pendekatan yang holistik dan kolaboratif, Indonesia dapat mencapai pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan dan berdampak positif bagi seluruh masyarakat.

0 komentar:

Posting Komentar