28.12.24

Esai 7 (Arti) : Nasabah Bank Sampah

 Tugas Esai 7 : Menjadi Nasabah Bank Sampah

Mata Kuliah : Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta, MA


Arti Muizzah Aisyawati (23310410038)

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Salah satu solusi untuk mengatasi masalah sampah adalah dengan keberadaan Bank sampah karena merupakan penerapan 3R sekaligus menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah secara bijak ( Halid et al., 2022). Menurut Novianty (2013) dalam Halid et al., 2022 bank sampah adalah tempat menabung sampah yang telah terpilah sesuai jenisnya dan sampah yang ditabung adalah sampah yang memiliki nilai ekonomis. Sebagai salah satu bentuk upaya, gerakan nyata yang mendukung gerakan hidup berkelanjutan saya memutuskan menjadi salah satu nasabah di Bank Sampah di Balai Candi Gebang Yogyakarta. Melalui pengalaman saya yang setidaknya sudah menabung dua kali, saya mulai merasakan dampak positif dari langkah kecil terhadap lingkungan dan masyarakat.

Bank Sampah Sawo Kecik terletak di Dusun Gebang, Kelurahan Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Bank sampah ini sendiri berdiri sejak 2015 dan diketuai oleh ibu Herry Astuti . Tujuan dari bank sampah Sawo Kecik sendiri adalah mendorong perubahan perilaku warga dalam mengelola sampah sehingga tercipta lingkungan yang bersih dan sehat, melestarikan lingkungan hidup dengan mengurangi polusi air, udara, dan tanah, serta menjadi mitra pemerintah setempat (pedukuhan, kelurahan, kecamatan) dalam membangun desa dan mewujudkan Sleman Sembada. Motto bank sampah Sawo Kecik adalah “Sampah dipilah menjadi berkah “. Bank sampah Sawo Kecik beroperasi setiap hari Sabtu, pukul 15.00 hingga 18.00 WIB

Sebagai nasabah Bank Sampah Sawo Kecik, pengalaman menabung sampah menjadi salah satu langkah konkret kontribusi nyata dalam pelestarian lingkungan. Saya sendiri telah dua kali menyetorkan sampah ke bank ini, yang dikategorikan ke dalam jenis bodong dan tutup boto. Pada penyetoran pertama saya menyetorkan bodong dengan berat 0,28 kg sedangkan pada penyetoran kedua berat bodong yang saya setorkan adalah 0,45 kg dan berat tutup botol ialah 0,03 kg. Sampah-sampah ini saya kumpulkan berasal dari hasil plogging yang ada serta sampah yang saya hasilkan. Saya memisahkan jenis sampah yang saya setorkan dan memastikan bahwa kondisinya bersih agar dapat di terima oleh bank sampah. 

Meskipun jumlah uang yang diperoleh dari tabungan sampah belum diketahui karena sistem bank sampah ini memberikan hasil tabungan di akhir ketika mengambilnya. Pembagian tabungan sendiri dilakukan dua kali dalam setahun, saya merasa pengalaman ini sangat memuaskan. Melalui pengalaman ini saya menjadi lebih memperhatikan lingkungan sekitar saya, serta menumbuhkan tanggung jawab terhadap lingkungan. Bank sampah Sawo Kecil sendiri menerapkan sistem yang sederhana namun efektif. Setiap nasabah mendapatkan buku tabungan sebagai catatan setoran. Sampah yang ditabung dikelompokkan dalam berbagai jenis seperti bodong, tutup botol, arsip, majalah, tabloid, kaleng, dan 39 jenis lainnya.  

Karena saya adalah nasabah baru, saya belum sepenuhnya mengetahui berbagai kegiatan lain yang diselenggarakan oleh bank sampah Sawo Kecik. Keikutsertaan saya sebagai nasabah adalah awal dari perjalanan dalam memahami dan berkontribusi dalam menjaga lingkungan melalui pengelolaan bank sampah. Saya berharap, seiring berjalannya waktu saya dapat belajar banyak mengenai bank sampah ini beroperasi dan menjadi bagian dari gerakan besar untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan di masa depan.


Referensi:

Halid, A., Yulianto, K., & Saleh, M. (2022). Strategi Pengelolaan Bank Sampah di NTB (Studi Kasus Bank Sampah Bintang Sejahtera). Journal of Innovation Research and Knowledge, 1(8), 763-770.

(N.B : Klik buka gambar untuk mendapatkan hasil jernih)




0 komentar:

Posting Komentar