TRAJUDIL LAHIRKAN KARYAWAN
BERMUTU DAN KOMPETEN
Ujian Akhir Semester Psikologi Industri dan Organisasi 1 2019/2020
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA.
Ahmad Prasetiyo / 19310410029
Trajudil adalah sebuah kata yang mengandung arti
transparan, jujur, dan adil. Berbicara mengenai seleksi karyawan. Trajudil
sangat berpengaruh besar dalam melahirkan karyawan yang bermutu dan kompeten.
Setiap perusahaan atau organisasi tentu menginginkan karyawan yang memiliki
kualitas keahlian tinggi. Oleh karena itu setiap perusahaan atau organisasi
selalu mengedepankan trajudil dalam menyeleksi karyawan-karyawannya. Bukan
tanpa alasan, hal ini dilakukan bertujuan agar sebuah perusahaan atau
organisasi mendapatkan keuntungan yang di peroleh dari karyawannya atau yang
disebut dengan feedback. Sehingga
diharapkan sebuah perusahaan atau organisasi dapat berkembang maju secara
pesat.
Berbicara mengenai seleksi karyawan tentu kita harus
paham terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan seleksi. Seleksi adalah usaha
pertama yang harus dilakukan perusahaan untuk memperoleh karyawan yang
qualified dan kompeten yang akan menjabat serta mengerjakan semua pekerjaan
pada perusahaan tersebut. Kiranya hal inilah yang mendorong pentingnya
pelaksanaan seleksi penerimaan karyawan baru bagi setiap perusahaan.
Pelaksanaan seleksi harus dilakukan secara jujur, cermat dan obyektif supaya
karyawan yang diterima benar-benar qualified untuk menjabat dan mengerjakan
pekerjaan itu (Malayu Hasibuan, 1994 ).
Menurut Ambar T Sulistiyani dan
Rosidah seleksi merupakan serangkaian langkah kegiatan yang dilaksanakan untuk
memutuskan apakah seseorang pelamar diterima atau ditolak, dalam suatu instansi
tertentu setelah menjalani serangkaian tes yang dilaksanakan. Menurut Hasibun seleksi
juga disebut sebagai suatu kegiatan pemilihan dan penentuan pelamaryang
diterima atau ditolak untuk menjadi karyawan perusahaan itu.
Menurut Hasibun, seleksi penerimaan
karyawan baru bertujuan untuk mendapatkan :
a. Karyawan yang qualified dan
potensial.
b. Karyawan yang jujur dan disiplin.
c. Karyawan yang cakap dengan
penentuan yang tepat.
d. Karyawan yang trampil dan bergairah
bekerja.
e. Karyawan yang dinamis dan kreatif.
f. Karyawan yang inovatif dan
bertanggungjawab
sepenuhnya.
g. Karyawan yang loyal dan berdedikasi
tinggi.
h. Karyawan yang mudah dikembangkan
pada masa
depan.
i. Karyawan yang dapat bekerja secara
mandiri.
j. Karyawan yang mempunyai perilaku
dan budaya
malu.
Sedangkan pengertian karyawan Menurut
Hasibuan (2003), Karyawan adalah orang penjual jasa (pikiran atau tenaga) dan
mendapat kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebihdahulu. Subri
(2003), mengemukakan karyawan adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64
tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu Negara yang memproduksi barang
dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau
berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. Menurut Hengky ( 2005 ) Karyawan
sebagai anggota lembaga hendaknya secara efektif ikut serta memajukan dan
memberikan nilai tambah kepada lembaga dalam setiap aspek sesuai dengan kemampuan
dan kompetensinya. Mendapatkan karyawan yang diharapkan merupakan kunci utama
bagi kesuksesan lembaga.
(Bangun, 2012 ) Perkembangan zaman
serta teknologi yang bertambah pesat mendorong berbagai sektor lembaga baik
profit maupun non profit untuk lebih berkembang dan maju. Pentingnya peran manusia
dalam kompetisi baik jangka pendek maupun jangka panjang dalam agenda bisnis, suatu
organisasi harus memiliki nilai lebih dibandingkan dengan organisasi lainnya. Sehingga,
setiap lembaga yang menginginkan perkembangan, kemajuan dan mampu bersaing di
pasar global tentu tidak pernah terlepas dari kebutuhan akan Sumber Daya
Manusia (SDM).
Sudah seharusnya setiap perusahaan
atau organisasi dapat melakukan seleksi karyawannya dengan berkomitmen pada
trajudil. Horta (2014) dalam tulisannya mengatakan bahwa : “Open, merit-based,
transparent recruitment practices foster mobility (geographical and sectorial)
and enhance the recruitment pool for the best candidates”. “Rekrutmen terbuka
yang transparan dan berdasarkan sistem merit mendorong mobilitas (secara
sektoral dan geografis) dan menambah cakupan ruang rekrutmen menjadi lebih luas
untuk mendapatkan kandidat yang terbaik”. Sistem merit yang dimaksud oleh Horta
sendiri sudah mulai diberlakukan di Indonesia sejak awal abad ke-20, dimana seleksi
bagi calon pegawai didasarkan kepada PP Nomor 100 Tahun 2000 yang dilakukan
dengan menjunjung prinsip keterbukaan, keadilan, kompetisi untuk memilih yang
terbaik. Prinsip merit menekankan bahwa seleksi dilakukan secara fair dan
transparan, dengan berdasarkan kepada kompetensi seseorang/kandidat
(Rakhmawanto, 2010). Demikian pula dalam sistem rekrutmen terbuka, seleksi yang
dilakukanpun fair dan transparan sesuai dengan prinsip dalam sistem merit,
mulai dari proses seleksi awal sampai dengan pelantikan pejabat terpilih.
Jujur adalah kecenderungan untuk
berbuat atau berperilaku yang sesunguhnya dengan apa adanya, tidak berbohong,
tidak mengada-ada, tidak menambah dan tidak mengurangi, serta tidak
menyembunyikan informasi (Suparman, 2011). Bersikap jujur adalah berkata apa
adanya, terbuka, konsisten dengan apa yang dikatakan dan dilakukan, berani
karena benar, serta dapat dipercaya. (Jamani, Arkanudin, & Syarmiati,
2013). Menurut Lestari dan Adiyanti (2012) jujur yaitu menyampaikan fakta
dengan benar dan berupaya mendapatkan sesuatu dengan cara yang benar. Dengan
bentuk perilaku jujur, yaitu: menyampaikan kebenaran dan bertindak fair atau
adil.
Adil ( dalam, wordpress.com ) berasal
dari bahasa Arab yang berarti berada di tengah-tengah, jujur, lurus, dan tulus.
Secara terminologis adil bermakna suatu sikap yang bebas dari diskriminasi,
ketidakjujuran. Dengan demikian orang yang adil adalah orang yang sesuai dengan
standar hukum baik hukum agama, hukum positif (hukum negara), maupun hukum sosial
(hukum adat) yang berlaku. Dengan demikian, orang yang adil selalu bersikap
imparsial, suatu sikap yang tidak memihak kecuali kepada kebenaran. Bukan
berpihak karena pertemanan, persamaan suku, bangsa maupun agama.
Penilaian, kesaksian dan keputusan
hukum hendaknya berdasar pada kebenaran walaupun kepada diri sendiri, saat di
mana berperilaku adil terasa berat dan sulit. Kedua, keadilan adalah milik
seluruh umat manusia tanpa memandang suku, agama, status jabatan ataupun strata
sosial. Ketiga, di bidang yang selain persoalan hukum, keadilan bermakna bahwa
seseorang harus dapat membuat penilaian obyektif dan kritis kepada siapapun.
Mengakui adanya kebenaran, kebaikan dan hal-hal positif yang dimiliki kalangan
lain yang berbeda agama, suku dan bangsa dan dengan lapang dada membuka diri
untuk belajar serta dengan bijaksana memandang kelemahan dan sisi-sisi negatif
mereka.
Perilaku adil, sebagaimana disinggung
di muka, merupakan salah satu tiket untuk mendapat kepercayaan orang; untuk
mendapatkan reputasi yang baik. Karena dengan reputasi yang baik itulah kita
akan memiliki otoritas untuk berbagi dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan dan
kebenaran dengan orang lain. Tanpa itu, kebaikan apapun yang kita bagi dan
sampaikan hanya akan masuk ke telinga kiri dan keluar melalui telinga kanan.
Karena, perilaku adil itu identik dengan konsistensi antara perilaku dan
perkataan.
Dengan mengedepankan komitmen trajudil
pada setiap perusahaan atau organisasi. Diharapkan setiap perusahaan atau
organisasi mampu menyerap tenaga kerja yang siap bersaing, bermutu dan
berkompeten tinggi. Trajudil hadir untuk menyeleksi tenaga kerja yang dapat
memberikan keuntungan bagi setiap perusahaan atau organisasi. Jika ingin setiap
perusahaan atau organisasi dapat berkembang secara pesat. Perusahaan atau
organisasi harus mampu memangkas sikap korupsi, kolusi, dan nepotisme ( KKN )
dalam menyeleksi karyawannya.
Daftar Pustaka :
1. Hasibuan, Malayu. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta:
Haji Masagung.
2. Ambar T. Sulistiyani dn Rosidah. 2003.
Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
3. Hasibuan, Malayu S.P 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
Bandung: PT. Bumi Aksa.
4. Mulyadi Subri. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif
Pembangunan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
5. Hengky W. Pramana. 2005, Aplikasi Manajemen Perekrutan Berbasis
Access 97/2000/XP. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
6. Bangun, Wilson. 2012. “Manajemen
Sumber Daya Manusia”. Jakarta: Erlangga.
7. Horta, Hugo, 2014. “Open, merit-based
and Transparent Recruitment”. ERAC. Human Resources and Mobility.
8. Suparman. (2011). Studi Perbedaan
Kualitas Sikap Jujur Siswa Kelas III SMTA Negeri Kota Madiun. Interaksi, Vol. 7
(1), 1-13.
9. Lestari, S., & Adiyanti, M. G.
(2012). The Concept of Honesty in Javanese People's Perspective. Anima, Jurnal
Psikologi Indonesia, Vol. 27 (3), 129- 142.
10. http://archive.is/20120707073535/afatih.wordpress.com/2010/01/03/adil/
( diakses pada Juni 2020 )
Menarik sekali artikelnya kak
BalasHapusArtikelnya bagus
BalasHapusBagaimana cara menghadapinya di era zaman modern ini dan apakah cocok bila diterapkan pada zaman refolusi industri 4.0 ini?
BalasHapusSangat cocok, dikarenakan zaman refolusi industri 4.0 perkembangan teknologi sdh sangat baik dan cepat. Sehingga harus di budayakan setiap perusahaan berkomitmen trajudil
HapusSaya ingin bertanya kak, bagaimana jika pada saat seleksi itu ada orang yang terlihat sangat pantas seperti kriteria yang dikatakan oleh Hasibun, tetapi kenyataannya setelah bekerja dia tidak seperti pada saat seleksi, menurut kakak bagaimana ya?
BalasHapusTerima kasih atas pertanyaannya kakk. Menurut saya setiap perusahaan atau organisasi pasti memiliki kebijakan masing2. Memang betul terkadang karyawan itu terlihat baik ketika di awal dan saat bekerja tidak sesuai dgn karakter mereka ketika di interview oleh karena itu, setiap perusahaan dan organisasi harus memiliki strategi yg benar2 bisa melahirkan karyawan yg baik. Salah satu contohnya ketika karyawan tersebut sdh di terima pasti akan ada pelatihan training terlebih dahulu. Nah dari training itulah kita bisa menilai apakah dia bisa layak utk di pertahankan atau di hentikan
HapusTerimaksih sangat bermanfaat ilmunya
BalasHapusTerima kasih kakk
Hapus