Fa
Shintariesa Adanty Naufaline (19.310.410.021)
Doesen
Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, MA.
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Setelah
lebih tiga bulan semenjak pemerintah mengumumkan kasus covid-19 pertama di
Indonesia, jumlah penambahan kasus belum juga tampak menurun. Meskipun jumlah
penderita sembuh terlaporkan naik, tak dapat dipungkiri ada kenaikan jumlah
kasus yang signifikan dalam sepekan terakhir di bulan Juni 2020. Tak dapat
dibayangkan dari satu kasus telah terkonfirmasi lebih dari 30 ribu kasus dimana
60% diantaranya adalah kasus aktif atau pasien positifyang dalam perawatan.
Dengan kondisi yang demikian, pemerintah melalui juru bicara penanganan
covid-19 menyerukan masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti protokol
kesehatan yang telah ditetapkan. Meskipun sudah mulai dilakukan relaksasi
kegiatan masyarakat, masyarakat tetap harus mematuhi seruan pemerintah yaitu
sedapat mungkin tetap di rumah.
Penyebaran virus ini berlangsung dengan cepat serta telah
memakan ribuan korban jiwa dan angkanya akan terus bertambah. Pemerintah,
khususnya di Indonesia, menetapkan kebijakan kepada seluruh masyarakat
untuk social distancing. Seruan pemerintah kepada masyarakat
Indonesia untuk bekerja, belajar, dan beribadah di rumah serta tetap tenang,
tidak panik, dan tetap produktif agar penyebaran,Covid-19 bisa segera
dihentikan telah menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat yang tampaknya
telah mulai jenuh dengan situasi pandemi ini. Menyoroti pesan dan fakta untuk
tetap produktif dalam situasi yang penuh tekanan dan keterbatasan, sebuah tanya
menyeruak akankah pesan tersebut hanya sebatas seruan saja mengingat dasyatnya
dampak penyebaran covid-19 atas berbagai aspek dan aras kehidupan di seluruh
dunia. Sesungguhnya, seruan untuk tetap produktif adalah sebuah tantangan bagi
para pemimpin dan masyarakat di berbagai sektor kehidupan.
Dampak dari adanya program “merumahkan” ini kurang lebih
adalah ruang gerak menjadi terbatas dan waktu luang menjadi lebih banyak. Hal
itu disebabkan karena mayoritas aktivitas masyarakat berada di dalam rumah.
Masyarakat mafhum dan mengurung diri di rumah karena takut jika virus akan
lebih mudah menyebar jika berada di luar rumah.
Di tengah pandemi ini, masyarakat khususnya di kalangan mahasiswa sering mengeluhkan penat dan bosan karena ruang gerak yang dibatasi. Guru atau dosen sebagai pengajar perlu keluar dari zona nyaman mereka dan belajar menaklukkan sistem pembelajaran daring yang mungkin bagi sebagian pengajar sesungguhnya masih merupakan sesuatu yang baru. Mereka belajar mengutakatik berbagai menu dari platform digital yang sebelumnya tidak pernah digunakan agar dapat memberikan pengajaran yang terbaik bagi anak didik mereka. Peran keluarga atau orang tua juga tidak kalah penting dalam pembentukan tim yang positif ini. Orang tua perl u menciptakan suasana kondusif di rumah agar anak dapat belajar dengan serius namun tetap merasakan joy atau suka cita belajar di rumah. Sistem belajar secara daring atau online menuntut komitmen dan kedisiplinan tinggi dari siswa maupun mahasiswa. Dengan didukung pengajaran menarik dari pengajar serta suasana belajar yang menyenangkan di rumah, siswa dapat tetap mengikuti proses belajar mengajar dari rumah sampai dimungkinkan kembali belajar di sekolah atu kampus. Beberapa kondisi dapat menjadi kendala bagi terlaksananya proses belajar mengajar di rumah ini seperti misalnya ketidaksiapan fasilitas sekolah atau kampus terkait platform digital maupun siswa atau mahasiswa yang tidak dapat mengakses kegiatan belajar online karena keterbatasan akses internet. Untuk kasus yang demikian, sekali lagi dibutuhkan sebuah kepemimpinan yang bijak serta pengambilan langkah-langkah strategis untuk mengatasi kendala yang ada.
a mengambil peluang Bertindak, berbicara, berperilaku, berpikir, semua itu didasari dengan landasan positif thinking. Hal ini bisa menjadi motivasi bagi pelajar, khususnya mahasiswa dalam hal memicu produktivitas dari aktivitasnya. Mencari peluang kemungkinan yang menjadi kemudahan untuk dirinya sendiri dan bukan dalam konteks mencari kemudahan untuk orang lain agar bisa optimal.
2. Buat agenda tetap produktif selama di rumah, mulailah dari penjadwalan. Buat jadwal keseharian dari seminggu atau sebulan kedepan untuk mengontrol apa saja target yang sudah dicapai per harinya, jika ingin mengontrol produktivitas kita secara rutin.
3. Lakukanlah sesuatu yang positif Coba memberikan waktu untuk diri sendiri. Lakukan sesuatu yang menurut kita positif dan bisa bermanfaat bagi diri sendiri meski seminim apapun.
“Namun, semua itu kembali lagi pada masing-masing individu
terkait produktivitas. Ada yang mengambil hikmah dari pandemi ini, namun ada
juga yang tidak belajar. Manfaatkanlah waktu seperti kondisi sekarang dengan
sebaik-baiknya!” tutur Rosleny.
https://ayobandung.com/read/2020/05/02/87930/tetap-produktif-di-tengah-wabah-virus-corona
https://jateng.tribunnews.com/2020/06/12/opini-heny-hartono-tetap-produktif-kala-covid-19-menghimpit
0 komentar:
Posting Komentar