Meysella Al Firdha Hanim
NIM 183104101196
Ujian Akhir Psikologi Lingkungan / A. Shinta
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Di Indonesia, masalah kebersihan selalu menjadi
polemik yang berkembang. Kebersihan lingkungan merupakan salah satu tolak ukur
kualitas hidup masyarakat. Masyarakat masih menganggap sungai sebagai halaman
belakang yang dipandang sebagai tempat pembuangan, sehingga perlu adanya
perubahan pola pikir untuk menjadikan sungai sebagai halaman depan yang harus
dijaga dan dipelihara. Mengingat masyarakat merupakan pengguna sungai, maka
persepsi masyarakat mengenai pengetahuan menjaga kualitas lingkungan sungai dan
kesanggupan dalam melakukan aktivitas dengan tetap menjaga kelestarian sungai
menjadi penting untuk dikaji. Perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab
terhadap sampah dapat menyebabkan munculnya masalah dan kerusakan lingkungan.
Bila perilaku manusia semata-mata mengarah lebih pada kepentingan pribadinya,
dan kurang atau tidak mempertimbangkan kepentingan umum atau kepentingan
bersama, maka dapat diprediksi bahwa daya dukung lingkungan alam semakin
terkuras habis dan akibatnya kerugian dan kerusakan lingkungan tak dapat
dihindarkan lagi.
Salah satu sumber utama pencemaran sungai di
negara berkembang berasal dari pembuangan sampah di badan air. Sampah
mengganggu estetika kawasan tepian sungai. Selain itu, sampah juga menjadi
tempat berkembangnya penyakit, mengurangi kenyamanan dan menimbulkan banjir.
Sampah sebagai pencemar di sungai dapat mengakibatkan terbentuknya sedimen
sehingga sungai menjadi dangkal, kadar total suspended solid meningkat dan
dissolve oksigen menurun. Kondisi ini secara otomatis mempengaruhi rantai
makanandan ekosistem yang ada di sungai. Sehubung dengan hal diatas, salah satu
bentuk limbah yang terdapat di lingkungan masyarakat, orang awam menyebutnya
dengan sampah. Sampah dan Kesehatan lingkungan sebenarnya hanya sebagian dari
benda atau hal-hal yang dipandang tidak dapat digunakan lagi, tidak dipakai
tidak disenangi, atau harus dibuang sedemikian rupa sehingga tidak sampai
mengganggu kelangsungan hidup.
Menurut Azwar (2007), perilaku adalah suatu
kecenderungan untuk memberikan respon terhadap suatu objek atau sekumpulan
objek dalam bentuk perasaan memihak (favourable) maupun tidak memihak
(unfavourable) melalui proses interaksi komponen-komponen sikap yaitu kognitif
(pengetahuan), afektif (perasaan) dan konatif (kecendrungan bertindak). perilaku
subjek yang baik terhadap perilaku membuang sampah merupakan perasaan yang
memihak atau mendukung terhadap upaya berperilaku baik dalam membuang sampah.
Pencemaran lingkungan akibat sampah industri
dan sampah rumah tangga yang dihasilkan sangatlah merugikan manusia, baik
langsung dan tidak langsung. Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai
merupakan tempat yang cocok bagi beberapa ornganisme dan menarik bagi berbagai
binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit. Potensi bahaya
kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah penyakit diare, kolera, tifus, menyebar
dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak
tepat dapat bercampur air minum. Selain itu juga berdampak bagi lingkungan,
cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam sungai dapat mencemari air.
Jadi, penyebab utama yang bisa menyebabkan
masalah kebersihan lingkungan adalah kurangnya kepedulian masyarakat terhadap
lingkungannya. Padahal sudah seharusnya masyarakat menyadari dan peduli
terhadap lingkungan di sekitarnya karena keadaan lingkungan itu juga
mempengaruhi kehidupan masyarakat itu sendiri. Penting untuk kita memeriksa dan
merubah perilaku sehari-hari terhadap lingkungan.
Daftar Pustaka
Azwar, S. Sikap Manusia Teori dan
Pengukurannya. Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 2007.
0 komentar:
Posting Komentar