Oleh
Alia Nanda Rumekti
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Masa Pandemi Covid-19 dan Work From Home (WFH) sudah
membuat sebagian masyarakat bosan. Kebosanan ini tidak hanya melanda orang
dewasa, tetapi juga anak-anak. Kebiasaan bekerja dan belajar di luar rumah
membuat banyak yang terasa kurang saat segalanya dilakukan di rumah saja. Sejak
hastag di rumah aja (#dirumahaja) menjadi populer di dunia maya, keluhan
tentang kebosanan juga mengikutinya. Rasa bosan dapat menimbulkan dampak
positif dan negatif. Dampak positif yang mungkin muncul adalah produktivitas
dalam hal wirausaha meningkat. Sedangkan dampak negatif yang mungkin terjadi
adalah masyarakat kian enggan berinovasi. Lalu bagaimana caranya agar tetap
produktif selama di rumah saja?
Rasa
bosan karena kondisi ini hanya sedikit dari yang dirasakan selama pandemi. Salah
satu cara untuk mengurangi rasa bosan selama pandemi adalah dengan mengikuti
beberapa lomba kepenulisan. Banyak penerbit yang mengadakan lomba kepenulisan,
mulai dari tingkat khusus pelajar, mahasiswa, hingga tingkat nasional. Sebagian
orang enggan melakukannya karena lomba menulis biasanya berbayar. Namun, ada
beberapa perlombaan yang membuka kesempatan secara cuma-cuma dan bonus yang
diberikan bagi karya yang terpilih
relatif besar. Salah satunya adalah Lomba Menulis Surat Nasional yang saya ikuti
beberapa waktu yang lalu. Lomba Menulis Surat Nasional ini diadakan oleh
penerbit Zhaopress. Lomba yang mengangkat tema “Untuk Orang Terkasih” ini
diikuti oleh lebih dari 200 peserta.
Syarat yang diajukan pun cukup mudah, cukup dengan mengikuti
beberapa akun sosial media penyelenggara, mengisi data diri, dan mengirimkan
karya. Hadiah yang ditawarkan bagi pemenang adalah E-sertifikat dan sertifikat
cetak, paket buku, dan karya diterbitkan dalam bentuk buku antologi. Dengan
menulis, saya merasa bebas. Saya bebas mengungkapkan hal-hal yang tidak bisa
diungkapkan secara lisan. Hal itu yang memotivasi saya untuk terus menulis.
Sehingga karya saya berjudul “Kepingan Purnama” berhasil merebut juara 1 Lomba
Menulis Surat Nasional ini. Berkat menulis, di tahun 2019 saya juga berhasil
menerbitkan buku berjudul Secangkir Rindu Hangat. Saya juga dapat ikut dan
memenangkan kompetisi serupa, seperti Lomba Puisi Tersayang untuk Eyang dan
Lomba Puisi Ibu.
Selain dapat mengatasi rasa bosan, menulis mampu mengasah pikiran dan kreativitas. Sebuah tulisan tentu memerlukan
tekad dari penulisnya. Karena selain kecerdasan, tekad sangat menentukan
kesuksesan dalam menulis. Tingginya intensitas menulis dapat menambah
perbendaharaan kata. Kompetisi dan lomba kepenulisan dapat menjadi tolak ukur
kemampuan dalam menulis. Ada ungkapan “kamu dapat mengubah dunia hanya lewat
kata”. Menulis dapat membuat seseorang mengubah hidupnya sendiri dan orang
lain. Maka dari itu, menulislah dan merdeka dalam berkarya!
0 komentar:
Posting Komentar