Oleh
:
Poppy
Intan Permatasari/ 19310410013
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Dosen
Pembimbing: Dr. Arundati Shinta, MA.
Masalah
pacaran tidak bisa lepas dari dunia remaja, karena salah satu ciri remaja yang
menonjol adalah rasa senang kepada lawan jenis disertai keinginan untuk
memiliki. Pada masa ini, seorang remaja biasanya mulai “naksir” lawan jenisnya.
Dikalangan remaja, pacaran menjadi identitas yang sangat dibanggakan. Biasanya
seorang remaja akan bangga dan percaya diri jika sudah memiliki pacar.
Sebaliknya remaja yang belum memiliki pacar dianggap kurang gaul. Karena itu,
mencari pacar dikalangan remaja tidak saja menjadi kebutuhan biologis tetapi
juga menjadi kebutuhan sosiologis. Maka tidak heran, mayoritas remaja saat ini
sudah memiliki teman spesial yang disebut “pacar”. Soal pacaran tampaknya
menjadi gejala umum di kalangan remaja. Remaja adalah masa peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa yaitu usia 10-19 tahun (El-Hakim, 2014).
Permulaan
individu menjalani hubungan ketika mulai tumbuh dorongan ketertarikan terhadap
lawan jenis. Menurut teori perkembangan Hurlock ketertarikan (mengenal) lawan
jenis merupakan salah satu tugas perkembangan remaja yang menunjukkan mulai
berkembangnya hormon seksualitas (Santrock, 2003). Terjadinya peningkatan
perhatian remaja terhadap kehidupan seksual sangat dipengaruhi oleh faktor
perubahan-perubahan fisik selama priode pubertas.
Terutama
kematangan organ-organ seksual dan perubahan-perubahan hormonal, 2
mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual dalam diri remaja. Sebagai
anak muda yang belum memiliki pengalaman tentang seksual, tidak jarang
dorongan-dorongan seksual ini menimbulkan ketegangan fisik dan psikis. Untuk
melepaskan diri dari ketegangan seksual tersebut, remaja mencoba mengekpresikan
dorongan seksualnya dalam berbagai bentuk tingkah laku seksual, mulai dari
melakukan aktivitas berpacaran (dating), berkencan, bercumbu, sampai dengan
melakukan kontak seksual (Desmita, 2013).
Nah
ini beberapa manfaat dari berpacaran dengan sehat, diantaranya :
1.
Mendorong
Anda jadi lebih baik
Pacaran sehat akan
memotivasi masing-masing agar menjadi lebih baik dalam segala aspek. Bisa dalam
hal studi, karier, cita-cita, kepribadian, dan lain-lain. Pasalnya, Anda jadi
punya dorongan untuk menjadi sosok diri Anda yang terbaik buat pasangan. Selain
itu, Anda juga jadi bisa belajar banyak hal dari pasangan Anda. Misalnya,
pasangan Anda adalah orang yang penyabar sedangkan Anda sebaliknya.
Menghabiskan banyak waktu bersama pasangan yang penyabar akan pelan-pelan
membuka mata Anda soal bagaimana caranya mengendalikan emosi dan bersikap lebih
terbuka.
2.
Belajar
memahami dan mendengarkan orang lain
Menyatukan dua manusia
itu bukan perkara mudah, lho. Anda harus benar-benar memahami sifat dan
kebiasan pasangan Anda. Caranya antara lain dengan mendengarkan pasangan, tanpa
maksud menyalahkan pasangan atau membela diri sendiri. Anda juga harus peka
terhadap kebiasaan dan suasana hati pasangan. Namun, Anda sendiri juga harus
terbuka, ya. Jangan beranggapan bahwa pasangan Anda seharusnya tahu apa yang
sedang Anda pikirkan atau rasakan. Ingat, pacaran bukan berarti bisa membaca
pikiran satu sama lain, tetapi mengomunikasikan pikiran satu sama lain. Nah,
ketika Anda sudah terbiasa dan terlatih untuk memahami orang lain dan membangun
empati, Anda pun bisa melakukan hal yang sama dengan orang-orang terdekat Anda.
Misalnya sahabat atau rekan kerja.
3.
Menambah
wawasan
Ya, pacaran ternyata
bisa menambah wawasan masing-masing. Menjalin hubungan yang erat dengan orang
lain berarti Anda akan lebih terlibat dalam kehidupan pasangan. Dengan begitu,
Anda pun jadi punya pemikiran lebih luas, misalnya soal bidang pekerjaan
pasangan atau budaya dan tradisi keluarga pasangan Anda.
4.
Hidup
lebih sehat
Salah satu manfaat
pacaran yang sayang dilewatkan yaitu membuat Anda lebih semangat menjalani gaya
hidup sehat. Seorang psikolog sekaligus
penulis buku dari Amerika Serikat, Leslie Becker-Phelps, Ph.D., mengatakan
bahwa pasangan kekasih biasanya akan saling mengingatkan untuk menjaga pola
makan, cukup istirahat, dan olahraga rutin.
5.
Belajar
memecahkan masalah
Saat Anda pacaran,
tentu pernah mengalami masalah dengan pasangan sampai muncul amarah, kesedihan,
atau kekecewaan terhadap kekasih Anda. Di situlah letak suatu hubungan. Dengan
berbagai macam pengalaman masalah yang datang, kemampuan Anda untuk mencari
jalan keluar dan memecahkan masalah pun akan semakin terasah. Kemampuan ini
bisa menjadi bekal yang sangat berharga bila kelak Anda akan membangun keluarga
bersama pasangan. Pasalnya, banyak pasangan suami istri yang belum begitu
mengenal satu sama lain dan belum menguasai pemecahan masalah ketika membangun
keluarganya, sehingga pernikahannya jadi kurang memuaskan.
Jadi sikap saling pengertian sangat
diperlukan dalam proses ini. Mengungkapkan prinsip yang kita pegang akan
berpengaruh pada penerimaan orang lain. Maksud dan keinginan kita akan sulit
diterima dan dimengerti orang lain kalau kita tak bisa mengkomunikasikannya
dengan baik. Pacaran bukanlah suatu alat untuk membuat seseorang memuaskan
keinginannya. Untuk itu alangkah lebih baiknya apabila kita menjadikan masa
remaja kita untuk mencari pengetahuan karena pada dasarnya lebih baik kita
kehilangan masa remaja dari pada kehilangan masa depan.
Daftar Pustaka :
Desmita.(2013).
Psikologi Perkembangan. PT. Bandung :Remaja Rosdakarya.
El-hakim,
L. (2014). Fenomena Pacaran Dunia Remaja. Pekan Baru Riau: Zanafa
Publishing.
Santrock
(2003) John W. Adolescence. Perkembangan Remaja. Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.
Sumber Gambar :
https://gloob-online.com/cara-pacaran-sehat/
(diakses pada 14 Juni 2020)
0 komentar:
Posting Komentar