SAMPAH KAMPUS DAN STRATEGI PENANGANANNYA
Oleh Ika Fatmawati
Fakultas Psikologi Universitas
Proklamasi 45
Yogyakarta
Ketika Anda memasuki kampus
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta, anda mungkin akan merasa bahwa para
penghuni kampus ini jorok. Bukan hanya daun- daun yang bertebaran di tanah,
tetapi sampah bekas bungkus makananpun bertebaran. Kondisi ini lebih parah di
sekitar kantin, piring, sendok, dan botol plastik bekas minum yang masih
tertinggal di atas meja. Tempat sampah penuh dengan sisa makanan basah yang
sudah tumpah karena kucing mencari sisa makanan.
Kenapa bisa terjadi hal yang demikian?
Karena kurangnya kesadaran dalam diri dan belum tumbuhnya rasa memiliki
terhadap kampus tempat mereka menuntut ilmu. Merasa bahwa kondisi lingkungan
sekitar kampus adalah tanggung jawab petugas kebersihan. Padahal sesungguhnya, seperti apapun petugas
kebersihan bekerja, kalau manusia di sekitarnya tidak turut serta menciptakan
kondisi yang bersih dan sehat maka tidak akan berhasil.
Sampah
bisa menjadi masalah jika kita mengabaikannya, tetapi juga bisa memberikan
berkah saat kita memperlakukannya dengan mulia. Sampah- sampah yang bertebaran
itu akhirnya akan berkumpul menjadi satu di tempat pembuangan sampah. Beberapa
saat kemudian akan di bakar dan menyisakan abu. Abu yang tidak bisa
dimanfaatkan karena hasil dari campuran macam- macam sampah.
Bagaimana
bisa di lingkungan kampus mengelola sampah? Memasukkan materi pengelolaan
sampah dalam mata kuliah tertentu adalah contoh nyata yang sudah dilakukan
Arundati Sinta, dosen Fakultas Psikologi. Hal ini akan memotivasi mahasiswa
untuk lebih mempedulikan sampah. Sinta juga mendorong mahasiswa untuk menjadi
anggota bank sampah dan praktek pembuatan tempat sampah takekura.
Tidak
hanya mendapatkan nilai, tetapi akan membentuk kebiasaan baru mahasiswa.
Kebiasaan baru itu adalah pemilahan sampah sesuai dengan jenisnya. Secara garis
besar sampah dibedakan menjadi tiga saja yakni :
a.
Sampah organik/basah
Sampah
yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, sampah
restoran, sisa sayuran, sisa buah, dll. Sampah jenis ini dapat terdegradasi.
b.
Sampah anorganik/kering
Sampah
yang tidak dapat terdegradasi secara alami. Contohnya: logam, besi, kaleng,
plastik, karet, botol, dll.
c.
Sampah berbahaya
Sampah
jenis ini berbahaya bagi manusia. Contohnya : baterai, jarum suntik
bekas,
limbah racun kimia, limbah nuklir, dll. Sampah jenis ini memerlukan
penanganan
khusus.
Kita
semua bisa melakukannya. Sampah yang bisa di daur ulang di setorkan ke bank
sampah dan bisa menghasilkan rupiah. Bagi mahasiswa yang kreatif plastik kresek
pun bisa di tukar dengan rupiah. Merubah plastik kresek tersebut menjadi hasil kreasi
sampah plastik yang indah dan bernilai.
Kesediaan
mengelola sampah adalah merupakan pendidikan karakter. Diharapkan mahasiswa
yang terlibat dalam program IAYP dan kegiatan pengelolaan sampah ini kelak akan
memepunyai karakter unggul. Mereka akan menjadi sumber daya manusia yang unggul
di tempatnya berkarya. IAYP adalah International Awad for Young People yang merupakan
pendidikan karater di UP45.
Referensi
:
- Kurniaty,
Y., Nararaya, W.,Turawan, R., & Nurmuhamad, F. (2016) Mengefektifkan
pemisahan jenis sampah sebagai upaya pengelolaan sampah terpadu di kota Magelang.
Jurnal varia Justicia, 12(1) , 135-150.(diakses pada tanggal 17 Maret 2020)
- Sinta, A. (2017). Pengelolaan sampah sebagai strategi pembentukan karakter
unggul pada mahasiswa.http://kupasiana.psikologiup45.com/2017/09/pengelolaan-sampah-sebagai-strategi.html
(diakses pada tanggal 18 Maret 2020)
0 komentar:
Posting Komentar