Rr. Sekarlangit ayuningtyas
(18.310.410.1179)
Psikologi abnormal
Wahyu widiantoro M.A
Kunjungan
ke RSJ ghrasia dilaksanakan(7/03/2020) diikuti oleh 62 mahasiswa Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45. Kunjungan ini di lakukan untuk memperdalam
pengetahuan mahasiswa Psikologi tentang
jenis jenis ganguan jiwa dan penangananya di RSJ. Kami di beri sambutan oleh pihak RSJ
ghrasia yang pertama oleh Ibu Tutik selaku
ketua humas bagian pelaksanaan di RSJ beliau menjelaskan tentang prosedur-prosedur
K3 dan pengarahan keselamatan di RS
Usai
pengarahan mengenai tata tertib kunjungan, kami mengikuti sesi materi. Ibu Aril
Halida, salah satu Psikolog yang ada di Rumah Sakit Jiwa Grhasia
menyampaikan materi yang berjudul
"Mental Health and Its Ilness".
Ibu Aril menuturkan bahwa sebagian orang sangat mantap saat menjawab pertanyaan
"Apakah anda sehat?". Namun ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan
"Apakah anda sehat jiwa?". Hal tersebut disebabkan karena orang
kurang paham bagaimana indikator orang sehat jiwa, dan kurangnya literasi
atau pemahaman tentang jiwa. Dan kebanyakan orang merasa malu atau enggan saat
berobat di klinik kejiwaan, karena orang yang berobat di kejiwaan biasanya akan
ditolak oleh keluarga atau komunitasnya.
Penyakit
jiwa ada hubunganya dengan cemas dan depresi, cemas adalah kekhawatiran yang
tidak mempunyai objek. Kecemasan dapat di alami oleh setiap orang apabila
menghasdapi stimulus dari lingkungan tersebut.sementara ganguan kecemasan
bersifat menetap dalam waktu lama yang tidak mereda dan intensitasnya kuat.
Tidak semua rasa cemas itu berarti ganguan kecemasan apabila individu tersebut
dapat beradaptasi dengan stressor tersebut
Ganguan
jiwa merupakan sindrom klinik ganguan kejiwaan dengan beberapa kriteria yang
pertama kumpulan dari gejala ganguan jiwa, jadi jika terdapat 1 gejala tunggal
dan kurang dari sebulan tidak dapat di
katakan sebagai ganguan jiwa, kedua mengakibatkan penderitaan yaitu individu
dengan ganguan tersebut dapat melaukai dirinya sendiri dan orang lain, ketiga
hendaya yaitu suatu disabilitas pada
diri sendiri baik di pekerjaan dan sosialnya.
Suatu
gangguan jiwa tidak bisa disebabkan hanya melalui satu faktor saja.
Setidaknya Ada 4 faktor yang menyebabkan seseorang bisa mengalami perilaku
abnormal atau gangguan jiwa. Diantaranya faktor Biologis, Psikologis, Sosial,
dan Spiritual. Dalam penjelasanya bu Aril juga menyampaikan mengenai jenis
gangguan jiwa secara spesifik. Diantaranya Anxiety Disorder, Obsessive
Compulsive Disorder, Substance Use Disorder, Anorexia Nervosa, Bipolar
Disorder, dan sebagainya dimana hampir semua gangguan mental tersebut dapat
muncul pertama kali di usia remaja.
Selain
gangguan jiwa, bu Aril juga menyampaikan bagaimana seseorang bisa mengalami depresi.
Depresi salah satunya disebabkan karena penurunan serotonin dan non epineprin
dalam otak. Serotonin merupakan hormon yang mengatur perasaan sehingga saat
seseorang mengalami depresi, maka seseorang tersebut cenderung murung dan
sedih. Sedangkan non epineprin merupakan hormon yang mengatur kekuatan sehingga
saat seseorang mengalami depresi, maka seseorang tersebut cenderung hilang
minat, malas, atau lemas. Dalam kasus depresi berat, dapat muncul ide untuk
bunuh diri karena hormon dopamin yang meningkat.
Gejala utama dari depresi adalah murung,
hilang minat, dan mudah lelah. Dan gejala tambahannya meliputi gangguan tidur,
gangguan konsentrasi, hilang atau naiknya nafsu makan, rasa bersalah, dan ide
bunuh diri. Pada akhir materi, bu Aril menyampaikan mengenai Schizophrenia.
Schizophrenia merupakan penyakit mental kronis yang menyebabkan gangguan proses
berpikir. Gejala pada Schizophrenia diantaranya delusi/waham, halusinasi,
pikiran dan perkataan kacau, gerakan aneh, dan hilangnya ekspresi emosi.
Health is nothing but without health
everything is nothing! Yang
artinya kesehatan bukanlah apa-apa tetapi tampa kesehatan semuanya
bukanlah apa-apa. Tugas kita sebagai Mahasiswa
psikologi adalah merubah stigma penilaian negative kepada masyarakat luas tentang
mental illness
0 komentar:
Posting Komentar