Kesehatan Mental : Tantangan Nyata
Bagi Generasi Millenial
Herlinda Desi Anggraini/19310410008
Fakultas Psikologi Universitas Prokamasi’45
Yogyakarta
Dosen Pembimbing :
1. Dr.,
Dra. Arundati Shinta, MA
2. Fx.
Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA
Masalah yang terjadi saat ini pada
generasi millenial adalah kurangnya kesadaran pada kesehatan mental. Menurut Federasi
Kesehatan Mental Dunia (World Federation
for Mental Health), definisi kesehatan mental adalah kondisi yang
memungkinkan adanya perkembangan yang optimal baik secara fisik, intelektual
dan emosional. Remaja di Indonesia kurang pengetahuan tentang kesehatan mental
tersebut sehingga masih banyak kasus bunuh diri yang disebabkan gangguan
kesehatan mental. Data yang dikeluarkan WHO (World Health Organization) pada 2012 memperkirakan 350 juta orang
mengalami depresi, baik ringan maupun berat. Hasil riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) di Indonesia pada tahun 2013, menunjukan bahwa prevalensi gangguan
mental emosional yang ditunjukan dengan gejala depresi dan kecemasan pada anak
usia 15 tahun ke atas sekitar 14 juta orang. Dari hasil riset tersebut dapat
kita lihat bahwa tingkat gangguan mental yang terjadi pada remaja masih tinggi.
Tantangan untuk generasi millennial adalah bagaimana cara mempertahankan agar mental tetap sehat terhindar dari depresi ringan maupun berat. Menurut Atkinson (1991) depresi sebagai gangguan mood yang dicirikan tak ada harapan dan patah hati, ketidakberdayaan yang berlebihan, tak mampu mengambil keputusan memulai suatu kegiatan, tak mampu konsentrasi, tak punya semangat hidup, selalu tegang, dan mencoba bunuh diri. Dengan menjaga kesehatan mental adalah upaya generasi millennial untuk mengurangi terjadinya bunuh diri dikalangan remaja. Cara menjaga kesehatan mental di mulai dari intropeksi diri, mulai memahami diri sendiri dan menerima diri.
Tantangan untuk generasi millennial adalah bagaimana cara mempertahankan agar mental tetap sehat terhindar dari depresi ringan maupun berat. Menurut Atkinson (1991) depresi sebagai gangguan mood yang dicirikan tak ada harapan dan patah hati, ketidakberdayaan yang berlebihan, tak mampu mengambil keputusan memulai suatu kegiatan, tak mampu konsentrasi, tak punya semangat hidup, selalu tegang, dan mencoba bunuh diri. Dengan menjaga kesehatan mental adalah upaya generasi millennial untuk mengurangi terjadinya bunuh diri dikalangan remaja. Cara menjaga kesehatan mental di mulai dari intropeksi diri, mulai memahami diri sendiri dan menerima diri.
Salah satu contoh nyata tantangan generasi
millennial yaitu bagaimana menghadapi dampak buruk dari media sosial. Generasi
millennial saat ini gemar menggunakan media sosial terutama “instagram”. Dari
media sosial tersebut banyaknya like
dan followers menjadi tolak ukur
popularitas. Hal tersebut berdampak buruk pada kesehatan mentalnya. Apabila
jumlah like dan followers
tidak seperti yang diharapkan, kecemasan akan muncul yang bisa berubah
menjadi stress bahkan hingga depresi. Tidak hanya berdampak pada kesehatan
mentalnya saja, dampak buruk tersebut berpengaruh pada kehidupan nyata yakni dalam
berinteraksi dengan teman sebaya akan menjadi minder jika membicarakan
popularitasnya di media sosial. Hal-hal
tersebut yang harus dihindari, karena akan memicu timbulnya gangguan kesehatan
mental dan menurunkan kepercayaan diri.
Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan
antara lain dengan menumbuhkan rasa percaya diri dan menjadikan sarana untuk
pengembangan diri, misalnya : mencari informasi workshop, mencari informasi
perlombaan dan menjadi tempat untuk diskusi hal positif. Dengan cara itu
generasi millennial bisa mencegah terjadinya gangguan kesehatan mental. Karena mental yang sehat akan menciptakan
kehidupan yang hebat.
Daftar Pustaka :
Banjarmasin
Tribun News. (2019, 18 Maret). Meredam
Stigma Negatif Depresi Remaja.
Di akses pada 13
Maret 2020, https://banjarmasin.tribunnews.com/amp/2019/12/18/meredam-stigma-negatif-depresi-remaja?page=2
Sangat membantu infonya, terima kasih 👍
BalasHapusMantap, lanjutkan!
BalasHapusPanutanque nih, lanjutkeun !
BalasHapus