TUGAS
PSIKOLOGI KLINIS
DOSEN
PEMBIMBING : Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi,.MA
Nama : Reni Suryani
NIM
: 17.310.410.1169
Kesehatan mental sering menimbulkan
asosiasi yang kurang menyenangkan. Biasanya
istilah tersebut hanya khusus untuk hal-hal yang berkaitan dengan psikopatologi
seperti skzofrenia,depresi,manik, dan gangguan kepribadian seperti borderline,
agresif – pasif, serta anti social. Sebenarnya jika dilihat lebih dalam lagi,
kesehatan mental juga berkaitan dengan
kesehatan bukan penyakit atau gangguan, inilah yang disebut kesehatan mental
positif.
Kesehatan mental bukannya berarti tidak mengalami gangguan penyakit atau gangguan mental, melainkan
individu mampu kembali ke dalam kehidupan sebelum dia mengalami tekanan berat. Psikologi
positif telah dikemukakan oleh Seligman yang awalnya meneliti depresi sebagai
belajar tidak berdaya berdasarkan penelitiannya dengan anjing yang diikat dan diestrum.
Kemudian perhatiannya berpindah ke dalam psikologi positif. Lalu Seligman
mendirikan lembaga penelitian dan terapan tentang psikologi positif dan mulai
memasarkannya tentang buku “ learning optimism” pada awal tahun 1980.
Psikologi klinis selama ini
dianggap menemukan sisi gelap individu yang menimbulkan psikopatologi saja. Saat
ini psikologi klinis mampu melihat sisi terang individu seperti menyesuaikan
diri, beradaptasi, baik hati, memberikan tenaga untuk orang lain, berkorban
untuk kemanusiaan, berpikiran kedepan dengan penuh harapan. Sesungguhnya, sisi
gelap dan terang pada diri individu merupakan bagian dari alam. Karena suasana
yang berubah-ubah seperti pagi,siang malam. Individu juga mengalami hal serupa
seperti tekanan darah yang berubah setiap hari.
Emosi manusia juga berubah setiap saat sesuai dengan apa yang didalam
dirinya.
Emosi membedakan manusia dari makhluk
hidup lainnya. Pada umumnya individu
menilai emosi merupakan kategori sebagai emosi negative. Seolah-olah individu
tidak boleh mengalami rasa senang. Penelitian
emosi dari tahun 1993-1998 di berbagai budaya Indonesia bagian barat dan
tengah, menyimpulkan bahwa segala emosi yang dikatakan sebagai hal negative,
maka berkaitan dengan reaksi orang pada umumnya.
Psikologi klinis, harus lebih
menempatkan diri pada proporsinyatanpa perlu terjebak dalam konstruksi social emosi
manusia. Perlu adanya hasil penelitian
dan penerapan didalam psikologi klinis, sehingga tidak terkesan normative karena
adanya penilaian seperti itu yang sering tidak dihindari. Hal tersebut karena
adanya moralitas psikolog klinis yang banyak memberikan penilaian normative dalam
prakteknya.
Referensi : Prwaitasari.,
E,.J.(2011) Psikologi Klinis “ Pengantar
Terapan Mikro & Makro”.Erlangga.Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar