Teori Dasar:
Alfred Adler
I R W A N T O
NIM. 163104101125
Pembimbing: Fx. Wahyu Widiantoro, S. Psi., MA.
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45Yogyakarta
Alfred Adler dilahirkan di Wina pada tanggal 7 Februari 1870 sebagai
anak ketiga. Ayahnya adalah seorang pengusaha. Sewaktu kecil Adler merupakan
anak yang sakit-sakitan. Ketika berusia 5 tahun dia nyaris tewas akibat pneumonia.
Pengalaman tidak menyenangkan berkaitan dengan kesehatan inilah yang kemudian
mendorong dirinya untuk menjadi dokter. Adler lulus sebagai dokter dari
Universitas Wina tahun 1895. Adler memulai karirnya sebagai seorang
optalmologis, tetapi kemudian dirinya beralih pada praktik umum di daerah kelas
bawah di Wina, sebuah tempat percampuran tempat bermain dan sirkus sehingga banyak
pasien-nya yang pekerjaannya sebagai pemain sirkus. Kekuatan dan kelemahan para
pemain sirkus inilah yang mengilhami dia mengembangkan kosep tentang
inferioritas dan kompensasi.
Adler berpendapat bahwa manusia pertama-tama dimotivasikan oleh dorongan-dorongan
sosial. Menurut Adler manusia pada dasarnya adalah mahluk sosial. mereka
menghubungkan dirinya dengan orang lain, ikut dalam kegiatan-kegiatan kerja
sama sosial, menempatkan kesejahteraan sosial diatas kepentingan diri sendiri
dan mengembangkan gaya hidup yang mengutamakan orientasi sosial.
Dalam teori ini Adler mempunyai tujuan dari
psikologi individual yang Adler kemukakan dan juga model – model teori dalam
konseling dalam teori psikologi individual.
Psikologi Individual Alfred Adler
Menurut Adler manusia itu dilahirkan dalam keadaan
tubuh yang lemah. Kondisi ketidak berdayaan ini menimbulkan perasaan inferior
(merasa lemah atau tidak mampu) dan ketergantungan kepada orang lain. Manusia,
menurut Adler, merupakan makhluk yang saling tergantung secara sosial. Perasaan
bersatu dengan orang lain ada sejak manusia dilahirkan dan menjadi syarat utama
kesehatan jiwanya. Berdasarkan paradigma tersebut kemudian Adler mengembangkan
teorinya yang secara ringkas disajikan pada uraian berikut ini:
1. Individualitas sebagai pokok persoalan
Adler memilih nama Individual psychologydengan harapan dapat
menekankan keyakinannya bahwa setiap orang itu unik dan tidak dapat dipecah.
Psikologi individual menekankan kesatuan kepribadian. Menurut Adler setiap
orang adalah suatu konfigurasi motif-motif, sifat-sifat, serta nilai-nilai yang
khas, dan setiap perilakunya menunjukkan corak khas gaya kehidupannya yang
bersifat individual, yang diarahkan pada tujuan tertentu.
2. Kesadaran dan Ketidak Sadaran
Adler memandang unitas (kesatuan) kepribadian juga terjadi antara
kesadaran dan ketidak sadaran. Menurut Adler, tingkah laku tidak sadar adalah
bagian dari tujuan final yang belum terformulasi dan belum terpahami secara
jelas. Adler menolak pandangan bahwa kesadaran dan ketidak sadaran adalah
bagian yang bekerja sama dalam sistem yang unify. Pikiran sadar, menurut Adler,
adalah apa saja yang dipahami dan diterima individu serta dapat membantu
perjuangan mencapai keberhasilan., sedangkan apa saja yang tidak membantu hal
tersebut akan ditekan ke ketidak sadaran, apakah pikiran itu disadari atau
tidak tujuannya satu yaitu untuk menjadi super atau mencapai keberhasilan. Jika
Freud memakai gunung es sebagai ilustrasi yang menggambarkan hubungan dan
perbandingan antara alam sadar dan alam tak sadar, Adler memakai ilustrasi mahkota
pohon dan akar, keduanya berkembang ke arah yang berbeda untuk mencapai
kehidupan yang sama.
3. Dua Dorongan Pokok
Dalam diri setiap individu terdapat dua dorongan pokok, yang mendorong
serta melatar belakangi segala perilakunya, yaitu:
- Dorongan kemasyarakatan, yang mendorong manusia bertindak untuk kepentingan orang lain;
- Dorongan keakuan, yang mendorong manusia bertindak untuk kepentingan diri sendiri.
4. Perjuangan ke Arah Superior
Individu memulai hidupnya dengan kelemahan fisik yang menimbulkan
perasaan inferior. Perasaan inilah yang kemudian menjadi pendorong agar dirinya
sukses dan tidak menyerah pada inferioritasnya. Adler berpendapat bahwa manusia
memulai hidup dengan dasar kekuatan perjuangan yang diaktifkan oleh kelemahan
fisik neonatal. Kelemahan fisik menimbulkan perasaan inferior. Individu yang
jiwanya tidak sehat mengembangkan perasaan inferioritasnya secara berlebihan
dan berusaha mengkompensasikannya dengan membuat tujuan menjadi superioritas
personal. Sebaliknya, orang yang sehat jiwanya dimotivasi oleh perasaan normal
ketidak lengkapan diri dan minat sosial yang tinggi. Mereka berjuang menjadi
sukses, mengacu kekesempurnaan dan kebahagiaan siapa saja.
5. Gaya Hidup (Style of Life)
Menurut Adler setiap orang memiliki tujuan, merasa inferior, berjuang
menjadi superior. Namun setiap orang berusaha mewujudkan keinginan tersebut
dengan gaya hidup yang berbeda-beda. Adaler menyatakan bahwa gaya hidup adalah
cara yang unik dari setiap orang dalam berjuang mencapai tujuan khusus yang
telah ditentukan oleh yang bersangkutan dalam kehidupan tertentu di mana dia
berada. Gaya hidup, menurut Adler, telah terbentuk pada
usia 4 – 5 tahun. Gaya hidup seseorang tidak hanya ditentukan oleh kemampuan
intrinsik (hereditas) dan lingkungan objektif, tetapi dibentuk oleh yang
bersangkutan melalui pengamatannya dan interpretasinya terhadap keduanya. Bagi
Adler, gaya hidup itu tidak mudah berubah. Ekspresi nyata dari gaya hidup
mungkin berubah tetapi dasar gayanya tetap sama, kecuali individu menyadari
kesalahannya dan secara sengaja mengubah arah tujuannya.
6. Minat Sosial (Social Interest)
Adler berpendapat bahwa minat sosial adalah bagian dari hakikat manusia
dalam dalam besaran yang berbeda muncul pada tingkah laku setiap orang. Minat
sosial membuat individu mampu berjuang mengejar superioritas dengan cara yang
sehat dan tidak tersesat ke salah suai. Bahwa semua kegagalan, neurotik,
psikotik, kriminal, pemabuk, anak bermasalah, dst., menurut Adler, terjadi
karena penderita kurang memiliki minat sosial.
7. Kekuatan Kreatif Self
Self kreatif merupakan puncak prestasi Adler sebagai teoris kepribadian.
Menurut Adler, self kreatif atau kekuatan kreatif adalah kekuatan ketiga yang
paling menentukan tingkah laku (kekutatan pertama dan kedua adalah hereditas
dan lingkungan). Self kreatif, menurut Adler, bersifat padu, konsisten, dan
berdaulat dalam struktur kepribadian. Keturunan kekmberi kemampuan tertentu,
lingkungan memberi imresi atau kesan tertentu. Self kreatif adalah sarana yang
mengolah fakta-fakta dunia dan menstranformasikan fakta-fakta itu menjadi
kepribadian yang bersifat subjektif, dinamis, menyatu, personal dan unik. Self
kreatif memberi arti kepada kehidupan, menciptakan tujuan maupun sarana untuk
mencapainya.
8. Konstelasi Keluarga
Konstelasi berpengaruh dalam pembentukan kepribadian. Menurt Adler,
kepribadian anak pertama, anak tengah, anak terakhir, dan anak tunggal berbeda,
karena perlakuan yang diterima dari orang tua dan saudara-saudara berbeda.
9. Posisi Tidur dan Kepribadian
Hidup kejiwaan merupakan kesatuan antara aspek jiwa dan raga dan
tercermin dalam keadaan terjada maupun tidur. Dari observasi yang telah
dilakukan terhadap para pasiennya Adler menarik kesimpulan bahwa ada hubungan
posisi tidur seseorang dengan kepribadiannya.
- Tidur terlentang, menunjukkan yang bersangkutan memiliki sifat pemberani dan bercita-cita tinggi.
- Tidur bergulung (mlungker), menunjukkan sifat penakut dan lemah dalam mengambil keputusan.
- Tidur mengeliat tidak karuan, menunjukkan yang bersangkutan memiliki sifat yang tidak teratur, ceroboh, dst.
- Tidur dengan kaki di atas bantal, menunjukkan orang ini menyukai petualangan.
- Tidur dilakukan dengan mudah, berarti proses penyesuaian dirinya baik.
10. Kompleks Inferioritas dan Neurosis
Kompleks inferioritas adalah perasaan yang berlebihan bahwa dirinya
merupakan orang yang tidak mampu. Adler menyatakan bahwa gejala tersebut paling
sedikit disebabkan oleh tiga hal, yaitu: a. Memiliki cacat jasmani, b. Dimanjakan,
dan c. dididik dengan kekerasan. Tanda-tanda
bahwa seorang anak mengidap kompleks inferioritas adalah gagap dan buang air
kecil waktu tidur (ngompol). Menurut pandangan Adler, kompleks
inferioritas bukan persoalan kecil, melainkan sudah tergolong neurosis atau
gangguan jiwa, artinya masalah tersebut sama besarnya dengan masalah kehidupan
itu sendiri. Orang yang menunjukkan dirinya penakut, pemalu, merasa tidak aman,
ragu-ragu, dst. adalah orang yang mengidap kompels inferioritas.
11. Perkembangan Abnormal
Adler merupakan tokoh yang menaruh perhatian pada perkembangan abnormal
individu. Gagasan-gagasan Adler tentang
perkembangan abnormal adalah sebagai sebagai berikut:
a. Minat sosial yang tidak berkembang menjadi faktor
yang melatar belakangi semua jenis salah suai atau maladjusment Di
samping minat sosial yang buruk, penderita neurosis cenderung membuat tujuan
yang terlalu tinggi, memakai gaya hidup yang kaku, dan hidup dalam dunianya
sendiri. Tiga ciri ini mengiringi minat sosial yang buruk. Pengidap neurosis
memasang tujuan yang tinggi sebagai kompensasi perasaan inferioritas yang
berlebihan.
b. Adler menidentifikasi bahwa ada tiga faktor yang
membuat individu menjadi salah suai, yaitu cacat fisik yang parah, gaya hidup
yang manja, dan gaya hidup diabaikan.
12. Kecenderungan Pengamanan
Pandangan Adler tentang neurosis juga dikemukaan berkenaan dengan
kecenderungan pengamanan. Semua penderita neurosis berusaha menciptakan
pengamanan terhadap harga dirinya.
a. Perbedaan kecenderungan pengamanan dengan mekanisme pertahanan diri
Konsep kecenderungan pengamanan dari Adler mirip dengan konsep mekanisme
pertahanan diri yang dikemukakan oleh Freud. Keduanya merupakan gejala-gejala
yang terbentuk sebagai proteksi terhadap self atau ego. Namun ada beberapa perbedaan antara keduanya.
1) Mekanisme pertahanan melindungi ego dari kecemasan
instinktif, sedang kecenderungan pengamanan melindungi self dari tuntutan luar.
2) Mekanisme pertahanan ego merupakan gejala umum yang
dapat dialami oleh setiap individu, sedangkan kecenderungan pengamanan
merupakan salah satu gejala neurosis, walaupun mungkin saja setiap individu,
normal atau abnormal, memakai kecenderungan itu untuk mempertahankan harga
diri.
3) Mekanisme pertahanan ego beroperasi pada tingkat
tak sadar, sedangkan kecenderungan pengamanan bekerja pada tingkat sadar dan
tidak sadar.
b. Bentuk-bentuk kecenderungan pengaman
Psikologi individual menganalisis bahwa penderita neurosis takut tujuan
menjadi personal yang dikejarnya terungkap sebagai kesalahan dan selanjutnya
diiuti dengan hilangnya penghargaan dari masyarakat. Untuk mengkompensasi
khayalan ini, individu membangunan kecenderungan pengamanan, yang bentuknya
dapat berupa sesalan, agresi, dan menarik diri.
Tujuan Teori Psikologi Individual
ü
Tujuan
utama psikoterapi Adler adalah
meningkatkan keberanian, mengurangi perasaan inferior, dan mendorong
berkembangnya minat sosial pasien. Adler menyadari bahwa tugas ini tidak mudah
karena pasien atau klien berjuang untuk mempertahankan keadaannya sekarang,
yang dipan-dangnya menyenangkan.
ü
Tujuan
konseling yang lainnya adalah membantu klien menstrukturkan kembali masalahnya
dan menyadarilife style (LS) serta mengurangi penilaian yang bersifat
negatif terhadap dirinya serta perasaan-perasaan inferioritasnya. Kemudian
membantu dan dalam mengoreksi persepsinya terhadap lingkungan, agar klien bisa
mengarahkan tingkah laku serta mengembangkan kembali minat sosialnya. Hal ini
dilakukan bertujuan membentuk gaya hidupnya yang lebih efektif.
Teknik-teknik Terapi
Seperti halnya Freud dan Jung, dalam melakukan psikoterapi, Adler juga
menggali masa lalu dan melakukan analisis terhadap mimpi pasien untuk
memperoleh pemahaman yang mendalam tentang kepribadian pasien
a. Menggali masa lalu (early recollection)
Adler berpendapat bahwa ingatan masa lalu seseorang selalu konsisten
dengan gaya hidupnya sekarang, dan pandangan subjektif yang bersangkutan
terhadap pengalaman masa lalunya menjadi petunjuk untuk memahami tujuan final
dan gaya hidupnya. Oleh karena itu Adler berusaha mengungkap faktor penyebab
gangguan jiwa dengan mempelajari masa lalu pasien terutama pada kanak-kanak.
b. Analisis mimpi
Menurut Adler, gaya hidup seseorang juga terekspresikan dalam mimpi.
Adler menolak pandangan Freud bahwa mimpi adalah ekpresi keinginan masa kecil.
Menurut Adler, mimpi bukan pemuas keinginan yang tidak diterima ego, tetapi
merupakan bagian dari usaha si pemimpi untuk memecahkan masalah yang tidak
disenangi atau masalah yang tidak dikuasainya ketika sadar.
Mimpi, menurut Adler, adalah usaha dari ketidak sadaran untuk
menciptakan suasana hati atau keadaan emosional sesudah bangun nanti, yang bisa
memaksa si pemimpi melakukan kegiatan yang semula tidak dikerjakan
KESIMPULAN
Menurut Adler manusia bersifat sosial-psikologis
dan non-deterministik. Adler juga berpendapat bahwa manusia pertama-tama
dimotivasi oleh dorongan-dorongan sosial. Jadi sangat berbeda dengan yang
dikatakan oleh Freud. Dari perspektif Adler manusia tidaklah sekedar ditentukan
oleh keturunan dan lingkungan , melainkan oleh kemampuan mereka untuk
menginterpretasi , mempengaruhi serta menciptakan peristiwa. Konstruk utama
psikologi individual adalah bahwa perilaku manusia dipandang sebagai suatu
kompensasi terhadap perasaan inferioritas. Tujuan hidup dipandang untuk mengatasi
felling of inferiority (FOI) menuju felling of superiority (FOS). Tujuan dari
konseling ini antara lain Mengubah gaya hidup yang salah, Mengurangi intensitas
inferior klien, Meningkatkan minat sosial klien dan Mengkonfrontir mekanisme
superioritas. Konsep yang terkandung dari teori Psikologi Individual Adler,
antara lain: rasa rendah diri, superior, gaya hidup, diri
kreatif , diri yang sadar, tujuan semu dan minat sosial. Aliran Adler
menganggap hubungan baik antara klien dan terapis itu adalah keduannya
berkedudukan sederajat didasari pada kerjasama, saling percaya, saling
menghormati, saling menjaga rahasia dan keselarasan sasaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Gabbard,
G.O, 2004, Long
Term Psychodynamic Psychotherapy a Basic Text,
London, American
University Press.
Sabur,
Alex, 2003, Psikologi
Umum, Bandung, Pustaka Setia.
Rahayu,
Siti, 2006, Psikologi
Perkembangan dalam Berbagai Bagiannya,
Yogyakarta, UGM
Press.
Alwisol, 2005, Psikologi
Kepribadian, Malang, Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang.
Semiun,
Yustinus, 2006, Teori
Kepribadian & Terapi Psikoanalitik Freud, Yogyakarta, Kanisius.
Sumadi
Suryabrata, 2005, Psikologi
Kepribadian,
Jakarta, CV.
Rajawali.
Koeswara,
E, 1991, Teori-teori
Kepribadian, Bandung, Eresco.
Bischof,
Ledford J,
1970, Interprening
Personality Theories, Harper and Row Publisher, 2nd
Edition, New York.
Jaali, H, 2008, Psikologi
Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta.
Rahayu, Siti, dkk. 2006, Psikologi Perkembangan dalam Berbagai Bagiannya, Yogyakarta, UGM
Press
Koeswara, E, 1991,
Teori-teori Kepribadian, Bandung, PT. Eresco.
Masrun, 1977, Aliran-aliran
Psikologi,
Yogyakarta, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Berry,
Ruth, 2001, Freud:
Seri Siapa Dia, Jakarta, Erlangga.
Boeree, C.G, 2005, Sejarah Psikolog, Dari Masa Kelahiran Sampai Masa Modern (Alih Bahasa: Abdul Qodir Shaleh), Yogyakarta, Primasophie.
Boeree, C. G, 1997, Personality Theories, Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog
Dunia, (Alih
bahasa, Inyiak Ridwan Muzir), Yogyakarta, Primasonhie.
Koeswara, E, 1991, Teori-teori Kepribadian, Bandung, Eresco.
Supratik, 1993, Teori-teori Psikodinamik
(Klinis), Yogyakarta, Kanisius.
Alwisol, 2005, Psikologi Kepribadia, Malang, Penerbit Universitas Muhammadyah Malang.
Payne, Malcolm, 2005, Modern Social Work Theory, Edisi Ketiga, New York, Palgrave
Macmillan.
Rahayu,
Siti, dkk, 2006, Psikologi Perkembangan dalam
Berbagai Bagiannya, Yogyakarta, UGM Press.
Bimo
Walgito, 2010, pengantar
psikologi umum, Andi, Yogyakarta.
Neil
J. Salkin, 2009, Teori-Teori
Perkembangan Manusia, Bandung, Nusa Media.
Calvin
s. Hall dan Garden Lindzey, 1993, Teori-Teori
Psikodinasmika (klinis),Yogyakarta, Kanisius
0 komentar:
Posting Komentar