RINGKASAN ARTIKEL “PETANI PENGASIH WIWIT
BERSAMA”
SITI ASMAUL HUSNA
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
Wiwit bersama adalah bentuk rasa syukur, sekaligus yang dilakukan
untuk melestarikan budaya yang kian luntur termakan zaman. Tradisi ini
dipelopori oleh kelompok Tani Ngudi Makmur Desa Pengasih diawali dengan kirap
bregodo petani. Masyarakat umum juga terlibat untuk membawa gunungan berisi
padi. Selain itu, ada juga nasi tumpeng, sayur mayur, buah, dan juga ingkung
atau daging ayam yang dimasak utuh.
Kepala
desa
setempat mengatakan bahwa lunturnya budaya ini saat mengawali panen perlu
menjadi perhatian. Ia berharap pemerintah akan mendukung upaya pelestarian
tersebut. Pada acara wiwit bersama yang dihadiri oleh Bupati Kulonprogo ini
masyarakat juga mengelar doa bersama di area pertanian yang siap panen. Ketua
kelompok tani mengatakan bahwa panen kali ini patut disyukuri karna mengalami
peningkatan. Meski semapat ada hama blas dan wereng, namun bisa diatasi dengan
penyemprotan.
Bupati Kulonprogo membenarkan pemakaian pupuk organik, selain
hasil panen tidak merusak organ tubuh saat dikonsumsi, kandungan kimia dalam
tanaman juga tidak akan hilang. Koordinator Laboratorium Pengamanan Pangan
Dinas Pertanian DIY mengatakan, persoalan pertanian harus selalu
dikomunikasikan ke instansi terkait, agar petani terbantu dalam mengatasinya.
(Ose, Tribun Jogja) Senin, 21 Maret 2016
0 komentar:
Posting Komentar