PSIKOLOGI AGAMA & KESEHATAN MENTAL; Psikoterapi Dalam Perspektif Agama Islam
oleh : Khoirunnisa Istianah
Fak. Psikologi Univ. Proklamasi 45 Yogyakarta
Istilah
psikoterapi sudah tidak lazim lagi didengar oleh masyarakat luas. Esensi
psikoterapi sebagai suatu bentuk bantuan yang diberikan seseorang (terapis)
kepada orang lain yang memiliki problema pada psikologisnya (pasien), bukanlah
monopoli dari masyarakat Barat atau modern saja. Berbagai bentuk bantuan yang
dimaksud sebenarnya dapat ditemui di setiap kalangan masyarakat dari berbagai
macam budaya. Hal tersebut dapat dilihat dari peranan yang dilakukan oleh para
tokoh spiritual, sesepuh masyarakat ataupun dukun/ shaman dalam masyarakat
tradisional.
Dalam masyarakat Islam, fungsi
sebagai psikoterapis telah banyak diperankan oleh para tokoh agama, ulama atau
kyai yang khusus untuk menangani masalah-masalah psikologis pada umumnya. Jadi
sebenarnya di masyarakat Islam, praktek psikoterapi telah diterapkan bahkan ada
yang dilembagakan, hanya saja kelemahannya bahwa sistem yang digunakan itu
sering masih implisit dan belum sistematis.
Tak dapat dipungkiri bahwa teori dan
praktek psikoterapi yang dikenal merupakan produk dari masyarakat Barat, karena
jelas memang lahirnya teori serta pendekatan-pendekatan dalam psikoterapi
adalah dari kondisi dan situasi serta nilai budaya dari masyarakat Barat. Dari
konsep-konsep dasar terapi dapat dikatakan bahwa setiap bentuk pendekatan
terapi dalam psikologi senantiasa dilandasi oleh suatu pandangan tertentu
tentang manusia. Seperti dalam buku yang berjudul Psikologi Agama &
Kesehatan Mental menjelaskan bahwa pandangan
tersebut sangat berpengaruh terhadap aplikasi praktis yang akan dilaksanakan.
Misalnya terapi psikoanalitik yang memandang manusia sebagai makhluk yang
banyak dipengaruhi proses-proses ketidak sadaran, pada pendekatan behavioritik
yang menekankan pengaruh kognitif dan proses belajar terhadap terbentuknya
suatu perilaku, pendekatan humanistik yang memandang manusia sebagai makhluk
yang sadar dan memiliki tanggung jawab dan potensi-potensi baik serta meneankan
empati, demikian pula pendekatan transpersonal yang menekankan aspek spiritual
dalam diri manusia. Maka dari itu, dalam mengembangkan psikoterapi yang
berwawasan Islam, sangat penting untuk memahami bagaimana konsep manusia.
Sebenarnya telah banyak tokoh-tokoh Islam, baik klasik maupun modern yang telah
menjabarkan konsep manusia dalam pandangan Islam dengan bersumber langsung pada
Al-Qur’an dan Hadits maupun dari hasil proses pemikiran filosofis.
Pada nyatanya, konsep – konsep dan
praktek psikoterapi dalam dunia Islam tidak hanya bersumber pokok dari
Al-Qur’an dan Hadits, namun juga dikembangkan berdasarkan pada haisl-hasil
pemikiran, pendapat dan perenungan para ulama maupun filosof muslim. Meskipun
terkadang pendapat dan konsep tersebut tidak tercantum dalil Qur’an dan hadits
secara jelas, namun mengingat bahwa konsep dan praktek psikoterapi Islam ini
merupakan “ilmu pengetahuan” umat Islam yang diperoleh melalui pengamatan dan
perenungan serta pengalaman, maka akan sangat bijak jika teori-teori dan konsep
meupun teknik-tekniknya dipandang dari perspektif ‘keilmuan’ dan bukan
‘keagamaan’.
Sumber : Subandi, M.A. (2013). Psikologi Agama & Kesehatan Mental. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
0 komentar:
Posting Komentar