Resensi
Artikel : Rimbun
Sayur Yang Mengubah Citra Kampung
Nama : Yusuf wardana
NIM : 163104101130
Judul
Artikel : Rimbun Sayur Yang Mengubah Citra
Kampung
Penulis : Irma Tambunan
Penerbit : Kompas
Tanggal
Terbit : Rabu,7 juni,2017
Ratusan
batang sawi sendok atau pakcoi di pekarangan rumah Kultum (47) belum memasuki
panen.Namun semua sudah habis di pesan.Dalam pekan ini saja,dua kali pedagang
sayur menyambanginya.Ternyata laris.Banyak yang sudah antri memesan hingga
panen berikutnya,”ujar Kultum,Selasa(30/5).
Hamparan
sayur dalam pot-pot kecil dari minuman dari gelas minuman bekas itu memang
tampak menggoda.Daunnya lebar dan hijau segar.Dengan metode hidroponik,tanaman
tidak hanya tumbuh sehat, tetapi juga lebih cepat. Dalam 25 hingga 30
hari,pakcoi sudah bisa di panen.Sementara dengan penanaman konvensional di atas
tanah dibutuhkan waktu 35 hari.
Nilai
jualnya pun lebih tinggi.Pasar swalayan di Kota Jambi menjual pakcoi biasa
seharga Rp 30.000 per kilogram,sedangkan pakcoi hidroponik Rp 40.000 per
kilogram. Sayuran di pekarangan Kultum laris di pesanuntuk memasok sejumlah
pasar swalayan besar.
Hidroponik
popular belakangan di tengah kondisi kian menyusutnya lahan pertanian.Selain
Kultum, ada sekitar 30 keluarga di Kampung penyengat rendah, kecamatan
Telanipura, Kota Jambi, yang menjalankan pertanian itu.
Dalam
artikel ini dapat simpulkan bahwa pada era kemajuan zaman ini manuasia bisa mencari terobosan baru yang lebih efesian
di dalam pertanian.Dengan adanya metode hidroponik, kualitas tanaman menjadi
lebih baik,tanaman tidak hanya tumbuh sehat,tetapi juga lebih cepat di banding
penanam konvensional di atas tanah dan harganya pun lebih mahal,sehingga lebih
menguntungkan.
Dalam
artikel ini penulis hanya menjelaskan keungulan-keunggulan metode hidroponik
dan tidak menjelaskan proses bagaimana metode hidroponik tersebut,sehingga
terlihat sangat mudah sekali.Penulis tidak menjelaskan hambatan-hambatan apa
saja yang di hadapi petani dengan metode hidroponik
0 komentar:
Posting Komentar