Oleh : Subur
Triyono ( 16.310.410.1119 )
Fakultas
: Psikologi
UP'45
Yogyakarta
Gangguan somatoform sendiri
merupakan sekumpulan kondisi yang melibatkan keluhan atas gejala fisik yang
seolah-olah memerlukan penanganan medis namun dalam pemeriksaan tidak ditemukan
patologis atau abnormalitas fisik untuk menjelaskan keluhannya. DSM-IV-TR
mengklasifikasikan Gangguan Somatoform dalam tujuh subkategori mayor yaitu:
(1) Gangguan Somatisasi, (2) Gangguan Somatoform Yang-Tak-Tergolongkan (YTT),
(3) Gangguan Konversi, (4) Gangguan Nyeri, (5) Hipokondriasis, (6) Gangguan
Dismorfik Tubuh, (7) Gangguan Somatoform lainnya (APA, 2000).
Faktor Psikososial
Terdapat faktor psikososial
berupa konflik psikis dibawah sadar yang mempunyai tujuan tertentu. Rumusan
psikososial tentang penyebab gangguan melibatkan interpretasi gejala sebagai
sutu tipe komunikasi sosial, hasilnya adalah menghindari kewajiban (sebagai
contoh: mengerjakan ke pekerjaan yang tidak disukai), mengekspresikan emosi
(sebagai contoh: kemarahan pada pasangan), atau untuk mensimbolisasikan suatu
perasaan atau keyakinan (sebagai contoh: nyeri pada usus seseorang).
Beberapa pasien dengan
gangguan somatisasi berasal dari rumah yang tidak setabil dan telah mengalami
penyiksaan fisik. Faktor sosial, kultural dan juga etnik mungkin juga terlibat
dalam perkembangan gangguan somatisasi.
Faktor Biologis
Ditemukan adanya faktor
genetik dalam transmisi gangguan somatisasi dan adanya penurunan metabolisme
(hipometabolisme) suatu zat tertentu di lobus frontalis dan hemisfer
nondominan. Selain itu diduga terdapat regulasi abnormal sistem sitokin yang
mungkin menyebabkan beberapa gejala yang ditemukan pada gangguan somatisasi.
Contoh kasus
Budi Santoso Spegawai swasta berusia 30
tahun ini sudah hampir satu tahun merasakan keluhan penyakit yang sering
berpindah-pindah. Dia mengeluh merasa pegal-pegal, badannya terasa tidak enak,
perut terasa penuh dan mual serta sering merasa seperti keluar keringat dingin.
Budi juga sering merasa dadanya sesak
bila bernapas. Dia bercerita bahwa ia pernah berobat di bagian penyakit dalam
dan telah dilakukan beberapa tes, namun dinyatakan hasilnya semua dalam batas
normal.Pria itu tentunya tidak percaya hal tersebut, karena sebenarnya dia
merasa ada yang salah memang dengan dirinya. Oleh sejawat dokter ahli penyakit
dalam, Budi disarankan untuk datang ke bagian psikiatri/jiwa karena mungkin ada
problem psikis yang melatari keluhannya.
Sumber :
jeffrey S.DKK.2003.Psikologi
Abnormal Jilid 1
0 komentar:
Posting Komentar