BISNIS BERITA HOAXMERUGIKAN BERBAGAI PIHAK
PENGARANG
: SEPTIANA ABIDIN
Akhir-akhir
ini banyak berita palsu di media sosial. Media sosial yang membuat berita
merambat cepat dan menyebar luas di kalangan masyarakat. Bahkan saat ini kebanyakan
masyarakat hidup dengan media sosial yang tidak bisa ditinggalkan bahkan sehari
saja.
Media
sosial kini dimanfaaatkan oleh para pebisnis yang ingin meraih untung dari
keterkecohan pengguna media sosial dengan menyebarkan berita palsu atau hoax. Hal ini terjadi dalam kasus di
Amerika, atas tidak terimanya masyarakat mengenai diangkatnya Presiden Donald
Thrump, memunculkan banyak berita yang tidak seharusnya beredar dimasyarakat.
Kabarnya,
penyebearan berita hoax ini dibuat
bisnis oleh salah satu kelompok orang yag berjumlah sekitar 40 orang untuk
menjalankan bisnisnya. Anggotanya dari pengarang, penerbit, dan tim like supaya
mendapatkan atau menjadi hal viral Sekelompok pembisnis berita hoax tersebut telah merugikan bagi lawan politik
maupun kalangan Thrump sendiri. Hal itu jelas-jelas telah terjadi pelanggaran
etika dalam membuat iklan atau berita.
Pemilik
Googe dan Facebook di Amerika juga sudah menerima peringatan agar tidak
memunculkan iklan-iklan yang berbau hoax maupun berita palsu yang merugikan salah satu
pihak. Hal ini digunakan oleh orang yang mementingkan kepentingan ekonominya
sendiri.
Media
sosial dan peralatan modern memang memudahkan kita, tetapi hendaknya harus
diperlukan etika penggunaan bagi para penggunaannya.
Sumber:
Maryoto,
Andreas. 2017. Industri Kabar Palsu.
KOMPAS, 18 April 2017.
0 komentar:
Posting Komentar