RESENSI ARTIKEL : PEMBUKA JALAN SELAM ILMIAH
Tri Welas Asih
Fakultas Psikologi Universitas
Proklamasi 45
Yogyakarta
Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai
wilayah sebagian besar berupa perairan. Kekayaan yang terdapat di dalam laut
merupakan salah satu aset Indonesia. Berbagai hasil laut seperti terumbu
karang, ikan dan biota laut merupakan hasil laut yang banyak dicari. Kondisi
Indonesia saat ini memiliki keterbatasan SDM dalam pengelolaan hasil laut,
sementara kondisi biota laut semakin menurun. Untuk menjaga keseimbangan
ekosistem laut sangat dibutuhkan SDM yang benar-benar handal dan ahli
dibidangnya. Tenaga penyelam ilmiah yang bertugas di bidang penyelaman seperti
geologi kelautan, arkeologi maritim dan bawah air, serta meneliti dan menjaga
biota laut belum banyak.
Berlatar belakang hal tersebut, mendorong seorang Rikoh
Manogar, orang Indonesia pertama yang memperoleh lisensi Europen Scientific
Diver dari The German Commision for Scientific Diving untuk melatih generasi
muda yang ahli dibidang penyelaman ilmiah. Harapannya dengan adanya penyelam
ilmiah yang handal dan kompeten, mampu untuk menjaga dan melestarikan kehidupan
biota laut secara maksimal. Meskipun tidak mudah untuk menciptakan tenaga
penyelam yang handal, Rikoh tetap berusaha untuk melakukan secara maksimal.
Kendala terbesar adalah permasalahan biaya. Tidak sedikit biaya yang dibutuhkan
untuk mengikuti pelatihan penyelam ilmiah ini.
Beberapa hal positif yang dapat diambil dari artikel ini
antara lain adanya standarisasi kegiatan penyelaman ilmiah untuk menjaga dan
memelihara kelangsungan kehidupan biota laut. Selain itu, Indonesia menjadi negara
pertama di Asia yang memperoleh lisensi untuk mengembangkan standarisasi
penyelam ilmiah. Timbulnya standarisasi sehingga terjadi keseragaman
metodologi, prinsip dan pemahaman diantara banyak institusi yang selama ini
melakukan penyelaman ilmiah.
Kritik terhadap artikel ini tidak dituliskannnya
perkiraan biaya yang dikeluarkan untuk mengikuti pelatihan standarisasi
penyelaman ilmiah. Cara yang dilakukan untuk membujuk penyelam amatir yang
tidak mau mengikuti standarisasi penyelam juga menjadi koreksi untuk artikel
ini.
Seharusnya program ini dikembangkan dan didukung oleh
pemerintah karena standarisasi ini sangat penting, mengingat sebagian besar
dari wilayah Indonesia adalah kepulauan. Apabila hanya ditangani oleh institusi
tertentu hasilnya tidak merata karena hanya orang tertentu yang bisa mengikuti
pelatihan ini karena terkendala biaya yang tinggi serta kurangnya informasi.
Rinaldi,I. (2016). Pembuka Jalan Selam Ilmiah. Kompas, 27
September, hal 16.
0 komentar:
Posting Komentar