Melinda Rahail
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Perubahan
tahun terjadi sangat cepat, dalam hitungan beberapa hari ke depan kita
sudah memasuki tahun yang baru lagi. Waktu berlalu memang sangat cepat dan
sering kali melebihi kemampuan diri memahami, memaknai, dan merasakan.
Apakah
anda masih mengingat secara jelas dan persis apa yang terjadi pada anda 15
tahun yang lalu? Jika itu sulit, bisa dibayangkan kesulitan apa lagi yang akan
terjadi 15 tahun ke depan. Bukankah demikian? Semuanya serba tidak pasti
Obat
ketidakpastian masa depan, hari esok dan tahun baru adalah keyakinan. Anda
pasti kebingungan dengan masa depan anda, bagaimana memulai karir baru,
bagaimana cara meningkatkan kualitas hidup, bagaimana cara agar mendapat uang
untuk melunasi utang-utang, dsb. Jawabannya adalah : Apakah anda sudah punya
keyakinan terhadap diri sendiri? Apa anda sudah yakin dengan dua hal yang
selalu jadi tawaran masa depan yakni : Harapan dan Kesempatan? Jika jawaban
anda “ya” , maka anda hanya perlu
mengingat 3 stop berikut ini :
First, stop comparing yourself
with others. Setiap orang punya cerita hidup sendiri,
kekuatan tersendiri dan misi hidup masing-masing. Tidak ada ada orang yang
sama, sekalipun kembaran. Setiap orang yang lahir punya keistimewaan
tersendiri, jadi untuk apa membandingkan diri sendiri dengan orang lain? Apa
mungkin jika membandingkan apel dengan kambing? Lagi pula kadang yang kita
perbandingkan adalah keburukan kita dan hal yang terbaik dari mereka. Itu
adalah pemikiran yang pincang, tidak
akan pernah ada untung dan manfaat yang kita peroleh jika terus membuat
perbandingan antara kita dengan orang lain apalagi dengan pemikiran pincang
Second, stop letting your past
defines your future. Mengingat masa lalu sangat baik untuk
bersyukur, , belajar dan bersabar. Tidak hanya mengenai masa lalu kita tapi
juga masa lalu orang lain -siapapun dia. Namun, tidak ada satupun dari masa
lalu yang bisa diubah, diperbaiki dan dikoreksi oleh siapapun -paling tidak
hingga mesin waktu ditemukan. Itupun juga belum tentu praktis.
Dibesarkan
di keluarga broken home? Pernah gagal
dalam membina rumah tangga? Tempo hari sempat menutup usaha karena bangkrut?
Semua itu terjadi pada masa lalu. Masa
depan menawarkan sesuatu yang sungguh berbeda, tergantung pada perilaku dan tindakan
kita sekarang. Learn from the past. Live
in the present. And expect a bright future, always.
Lastly, stop saying “I Don’t Know”
–
sejujurnya ini salah satu fakta yang paling mengganggu tentang bangsa kita,
orang Indonesia. Kalimat: “Saya tidak tahu” sering kali mengantarkan kita pada
pola pikir pasif, lepas tangan dan tidak pedulian.
Jika dibiarkan, bisa jadi sangat berbahaya untuk proses tumbuh kembang diri.
Jadi, sebelum berkata “saya tidak tahu ……” sebaiknya mengajukan pertanyaan
“siapa yang saya kenal yang bisa membantu saya untuk …….”
Seperti : hindari kalimat ini pada diri anda “saya tidak bisa belajar mengasah kepekaan dan
empati yang tinggi kepada orang lain”, mengapa kalimat tersebut harus
dihindari? Menurut Ibrahim Elfiky, jika anda mengatakan hal tersebut pada diri
anda maka anda sudah memberikan sinyal pada diri anda bahwa anda tidak bisa
melakukannya. Hindari pula pertanyaan mengapa yang menjebak, seperti : “mengapa
saya tidak bisa belajar mengasah kepekaan dan empati yang tinggi kepada orang
lain?”. Ingat, jangan pernah memberikan batasan pada diri anda sendiri.
Sebaiknya, anda katakan pada diri anda “siapa yang saya kenal yang bisa
membantu saya untuk belajar mengasah kepekaan dan empati yang tinggi kepada
orang lain” atau “bagaimana cara agar saya bisa belajar
mengasah kepekaan dan empati yang tinggi kepada orang lain?”. Jangan berhenti
sampai di situ, biarkan otak anda bekerja, ia akan memberikan anda jutaan
jawaban dan segalanya akan menjadi lebih mudah
Sumber: Ibrahim
Elfiky (2014). Rahasia Kekuatan Pribadi.
Jakarta, Zaman
René
Suhardono (2016). Kompas, 19 Desember 2015, halaman 35
0 komentar:
Posting Komentar