23.6.25

Esai Prestasi (EPres) - PSIKOLOGI INOVASI: DONOR DARAH - MARDIANTO TIRO (2231040139)

NAMA : MARDIANTO TIRO

NIM : 22310410139

MATA KULIAH : PSIKOLOGI INOVASI 

DOSEN PENGAMPU : DR. ARUNDATI SHINTA, M.A.

JUNI 2025


Esai Pengalaman Donor Darah di GKI Gejayan Yogyakarta

    Sebagai mahasiswa sekaligus pekerja yang bisa dibilang tidak terlalu aktif dalam kegiatan rohani, tapi saya rutin datang ke gereja setiap Minggu. Saya bergereja di GKI Gejayan Yogyakarta, yang lokasinya cukup strategis tapi sayangnya tidak memiliki lahan parkir memadai. Jadi jika kami akan ibadah, kami harus parkir di salah satu PTS yang berada di samping persis gereja.

    Minggu, 1 Juni 2025. Seusai ibadah sekitar jam 12 siang, saya melihat ada mobil donor darah PMI Kota Yogyakarta yang sudah siap di halaman gereja. Saya sempat ragu karena belum makan siang, tapi akhirnya saya memutuskan ikut. Pemeriksaan awal menunjukkan HB dan tekanan darah saya memang agak tinggi, mungkin karena kebiasaan minum kopi dan kurang minum air putih, seperti yang dijelaskan oleh Tirtana dkk. (2025) bahwa kebiasaan seperti ini bisa memengaruhi kadar hemoglobin seseorang. Tapi ajaibnya, saya tetap dinyatakan layak untuk mendonorkan darah. Setelah proses donor selesai, wajah saya langsung pucat. Petugas PMI langsung menyuruh saya istirahat lima menit sambil diberi air minum. Ternyata saya lupa satu hal penting: saya belum sarapan. Sungguh kesalahan yang klasik anak kos.

    Namun, pengalaman ini justru membuka mata saya. Dari niat awal ingin berbagi, saya malah mendapat banyak hal. Pihak gereja menyediakan makan siang dan bahkan doorprize berupa gelas cantik. Lumayan banget buat anak kos seperti saya, bisa mengisi perut sambil bawa pulang gelas. Lebih dari itu, saya jadi sadar bahwa donor darah bukan cuma soal memberi, tapi juga menyehatkan diri sendiri. Donor bisa membantu memperbarui sel darah merah, menjaga kesehatan jantung, dan memberi efek psikologis yang menyenangkan karena kita merasa berguna (Hardiyanti dkk., 2024).

    Kegiatan donor darah seperti ini penting untuk dilanjutkan, apalagi kalau bisa diintegrasikan ke dalam aktivitas rutin gereja atau komunitas. Saya juga memiliki golongan darah O rhesus (+) yang dimana golongan darah O+ dimiliki oleh sebagian besar manusia sehingga golongan darah ini sangat dibutuhkan karena orang banyak yang memilikinya. Dengan donor darah selain membantu orang lain yang membutuhkan, kita juga membangun rasa kebersamaan dan kepedulian sesama manusia.



Referensi:

  • Tirtana, A., dkk. (2025). Identifikasi Kadar Hemoglobin Rendah pada Calon Pendonor Darah di Yogyakarta. Journal of Health (JoH), 12(1), 139–148.
  • Hardiyanti, M. T., dkk. (2024). Analisis Pengetahuan tentang Donor Darah untuk Kesehatan di Kalangan Mahasiswa Universitas Sunan Giri Surabaya. Ekspresi: Publikasi Kegiatan Pengabdian Indonesia, 1(4), 41–51. 

0 komentar:

Posting Komentar