KULIAH INTERAKTIF MELALUI FIELD STUDY
Oleh Ika Fatmawati
NIM 183104101185
Mata Kuliah :
Psikologi Abnormal
Dosen Pengampu
: Fx. Wahyu Widiantoro S.Psi., M.A
Kuliah yang monoton di dalam ruangan,
mempelajari teori- teori kadang terasa membosankan bagi mahasiswa. Untuk itu
Fx. Wahyu Widiantoro, S. Psi., M.A selaku dosen di Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta mengalihkan kegiatan perkuliahan ke Rumah
Sakit Jiwa Grhasia (RSJG) untuk field
study. Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa mendapatkan gambaran secara
langsung seperti apa kondisi seseorang yang mengalami gangguan kejiwaan.
Field
study yang
dilaksanakan pekan lalu (7/03/2020) diikuti oleh 64 mahasiswa lintas angkatan
dari Fakultas Psikologi Universitas 45 Yogyakarta. Fx. Wahyu Widiantoro, S.
Psi., M.A memberi motivasi agar mahasiswa bertanya sebanyak- banyaknya apa
yang ingin diketahui mahasiswa tentang gangguan kejiwaan. Mengacu dari teori
yang sudah di sampaikan dalam perkuliahan, dengan harapan mahasiswa bisa lebih
memahami posisi dirinya dan bidang keilmuan yang sudah dipilih.
Psikolog Klinis yang mendampingi field study dari pihak RSJG adalah Aril
Halida, S.Psi., M. Psi. Aril menyampaikan bahwa saat ini masyarakat harus melek
tentang kesehatan mental dengan memahami indikator antara sehat jiwa dan sakit
jiwa. Setiap orang mempunyai potensi mengalami gangguan kejiwaan. Menurut WHO,
1 dari 4 orang mengalami mental illness.
Multifaktor yang menyebabkan gangguan
jiwa diantaranya adalah faktor biologis, psikologis, sosial, dan genetik. Toleransi
stress dan problem solving setiap individu berbeda- beda, sehingga kita tidak
boleh menyepelekan masalah yang sedang dialami oleh individu. Contoh efek
bullying verbal, ada yang menganggapnya biasa saja, tetapi ada yang sampai
membuat individu mengalami depresi.
Ada beberapa jenis gangguan jiwa
secara umum yang terlihat saat usia masih balita yaitu ADHD, Anxiety, dan OCD.
Obsessive Compulsive Disorder atau OCD bisa terbentuk karena faktor orang tua
yang memiliki gangguan OCD juga. Gangguan jiwa yang muncul saat usia remaja
diantaranya adalah bipolar, depresi, dan skizofrenia.
Aril menjelaskan bahwa depresi
disebabkan karena penurunan serotonin dan epineprin di otak. Pada kasus depresi
berat, dopamin dalam otak meningkat sehingga menjadi salah satu penyebab bunuh
diri. Gejala utama depresi yaitu murung, hilang minat, dan merasa mudah lelah.
Sedangkan gejala tambahannya adalah gangguan tidur, gangguan konsentrasi,
sedih, dan lain- lain. Kecemasan yang sehat adalah kecemasan yang konstruktif,
yaitu sebagai kontrol dan mengarah pada tindakan preventif.
Jenis gangguan jiwa lainnya yaitu skizofrenia. Skizofrenia merupakan penyakit mental
kronis yang menyebabkan gangguan proses berpikir. Gejalanya yaitu waham,
halusinasi, pikiran dan perkataan kacau, gerakan aneh, dan gejala ini terus
menerus ada selama 6 bulan. Secara biologis hal ini terjadi berkaitan dengan
senyawa kimia di otak dan dopamin yang meningkat sehingga memori, fokus dan
perhatian, tingkah laku dan kognisi menjadi terganggu. Orang Dalam Gangguan
Jiwa mengakibatkan satu atau lebih
gangguan pada pekerjaan, hubungan interpersonal, hingga rawat inap.
Ada beberapa tindakan kuratif yang
bisa dilakukan yakni konseling dan psikoterapi. Dengan metode konseling apabila
masalah atau gangguan yang dialami individu belum terlalu berat. Menggunakan
metode psikoterapi apabila masalah yang dialami individu sudah berat, dan harus
dilakukan oleh profesional yang bersertifikat.
“Tiada kesehatan tanpa sehat jiwa.
Bersyukurlah jika Tuhan memberikan kita kesempatan menjadi sosok yang melayani,
dan bukan sosok yang harus dilayani.” Aril menutup dengan memberi
motivasi kepada mahasiswa.
Dalam kegiatan field study ini
mahasiswa diberi kesempatan untuk berkeliling ke bangsal rawat inap dengan
beberapa tata tertib. Banyak hal positif yang mahasiswa dapatkan, tidak hanya
membayangkan gangguan jiwa itu seperti apa, tetapi bisa melihat sendiri kondisi
individu yang mengalami gangguan jiwa. Dengan melihat sendiri dan ada
pendampingan dari pihak terkait tentunya lebih memahami karna tidak hanya
membaca dari teori.
0 komentar:
Posting Komentar