Meysella Al Firdha Hanim
183104101196
Psikologi Kepribadian II
Dosen Pengampu : Fx. Wahyu Widiantoro S.Psi., M.A.
Teori kepribadian dari Abraham
Maslow mempunyai beberapa sebutan seperti teori humanistik, teori
transpersonal, dan teori aktualisasi diri. Akan tetapi Maslow menyebutnya sebagai
teori holistik dinamis karena teori ini menganggap bahwa keseluruhan orang
terus menerus termotivasi oleh satu atau lebih kebutuhan dan mempunyai potensi
untuk aktualisasi diri. Untuk meraih aktualisasi diri, orang harus memenuhi
kebutuhan di level yang lebih rendah. Setelah merasa cukup puas pada
masing-masing kebutuhan, maka mereka bisa mencapai aktualisasi diri.
Teori kepribadian ini dibuat
berdasarkan beberapa asumsi dasar mengenai motivasi. Salah satunya asumsi
mengenai motivasi yang mana kebutuhan-kebutuhan dapat dibentuk menjadi sebuah
hierarki. Konsep hierarki kebutuhan yang diungkapkan Maslow beranggapan bahwa
kebutuhan-kebutuhan di level rendah harus terpenuhi dahulu sebelum kebutuhan di
level lebih tinggi. Kebutuhan yang membentuk hierarki ini adalah kebutuhan
konatif yang berarti kebutuhan yang memiliki karakter mendorong atau
memotivasi.
Berikut
hierarki kebutuhan Maslow dari yang terendah :
1. Kebutuhan
Fisiologis, kebutuhan paling mendasar dari setiap manusia yaitu oksigen,
air, makanan, mempertahankan suhu tubuh, dan lainnya. Kebutuhan ini mempunyai
kekuatan atau pengaruh terbesar dari semua kebutuhan.
2. Kebutuhan
Keamanan, ketika orang telah memenuhi kebutuhan fisiologis
mereka akan termotivasi dengan kebutuhan akan keamanan yaitu keamanan fisik,
stabilitas, ketergantungan, perlindungan, dan kebebasan dari ancaman-ancaman.
3. Kebutuhan
Cinta dan Keberadaan, yang merupakan keinginan untuk berteman,
mempunyai pasangan dan anak, kebutuhan untuk menjadi sebuah keluarga,
perkumpulan, lingkungan, dan masyarakat. Cinta dan keberadaan juga mencakup
beberapa aspek seksualitas dan hubungan dengan manusia lain yang memberi dan mendapatkan cinta.
4. Kebutuhan
Penghargaan, ada dua tingkatan kebutuhan akan kebutuhan
penghargaan yaitu reputasi dan harga diri. Reputasi adalah persepsi akan
gengsi, pengakuan, atau ketenaran yang dimiliki seseorang, dilihat dari sudut
pandang orang lain. Sementara harga diri adalah perasaan pribadi seseorang
bahwa dirinya bernilai atau bermanfaat dan percaya diri.
5. Aktualisasi
Diri, ketika kebutuhan di level rendah terpenuhi, orang
secara otomatis beranjak ke level
berikutnya. Akan tetapi, setelah kebutuhan akan penghargaan terpenuhi, orang
tidak selalu berusaha mengaktualisasikan dirinya. Aktualisasi diri mencakup
pemenuhan diri, sadar akan semua potensi diri dan dapat mempertahankan harga
diri mereka walaupun dimaki, ditolak, dan diremehkan oleh orang lain. Individu yang mengaktualisasikan diri tidak bergantung
pada pemenuhan cinta maupun penghargaan.
Karakteristik
individu yang mengaktualisasi diri antara lain:
· Menerima dirinya sendiri, orang lain, dan
alam.
·
Memiliki spontanitas, kesederhanaan, dan kealamian.
·
Dalam kehidupannya mereka melakukan
pendekatan yang berpusat pada masalah.
·
Mempunyai kebutuhan akan privasi.
·
Bersikap demokratis.
·
Melakukan penghargaan dengan cara yang
selalu baru.
·
Memiliki rasa humor yang filosofis.
·
Mempunyai kreativitas dan kemandirian.
·
Tidak mengikuti enkulturasi/apa yang
diharuskan oleh kultur.
Individu yang mengaktualisasi diri tidak
hanya memiliki kebiasaan sosial yang berbeda, tetapi Maslow menyatakan bahwa
mereka tidak terlalu mengikuti kebiasaan, tidak terlalu merasa ditekan, dan
tidak terlalu terpengaruh. Untuk alasan ini, orang yang sehat ini lebih
bersifat individualis dan tidak terlalu homogen atau serupa dengan orang lain.
Bahkan, istilah “aktualisasi diri” berarti
menjadi apapun yang seseorang inginkan untuk memenuhi semua potensi yang
dimiliki. Ketika seseorang bisa mencapai tujuan ini, mereka akan menjadi lebih
unik dan tidak terlalu terpengaruh oleh kultur yang ada. Individu yang
mengaktualisasi diri juga mendapatkan lebih banyak kebahagiaan dan kesenangan spiritual
seperti, kejujuran, kebaikan, keadilan, dan kesempurnaan.
Daftar
Pustaka :
Feist,G.J.
(2013). Teori Kepribadian.(edisi tujuh) Jakarta: Salemba Humanika.
0 komentar:
Posting Komentar