PSIKOLOGI
BERBAGI: DALAM PENDAMPINGAN KEPADA SISWA, DENGAN TEMA HIDUP UNTUK BELAJAR
Di SMK PERINDUSTRI YOGYAKARTA
I R
W A N T O
NIM.
163104101125
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Pelaksanaan psikologi berbagi di SMK Perindustrian, dilaksanakan pada
hari kamis tanggal 23 November 2017, dimulai pada pukul 12,30 sampai dengan
14.15 WIB, yang dihadiri oleh 19 siswa murid kelas XII-A pada program studi
Kimia. Alamat sekolah ini adalah Jl. Kalisahak, No. 26 Yogyakarta. Acara ini
kami laksanakan sebagai bentuk kerjasama anatara fakultas psikologi Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta dengan SMK Perindustrian, serta untuk memenuhi tugas
mata kuliah psikologi kepribadian 2 yang di ampu oleh dosen Bapak Fx. Wahyu
Widiantoro, S.Psi, MA. Ada pun tema yang diambil dalam acara psikologi berbagi
yaitu HIDUP UNTUK BELAJAR. Ada pun TIM KELOMPOK yaitu Ningnurani, Irwanto,
Fatkhul Aziz dan Nurul Widiastoni.
PEMAPARAN ISI PSIKOLOGI BERBAGI
Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi sangat
diperlukan dalam pelaksanaan aktivitas manusia karena motivasi merupakan hal
yang dapat menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia supaya mau
bekerja giat dan antusias untuk mencapai hasil yang optimal (Hurlock, 1978). Motivasi
merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh terhadap pencapaian
prestasi belajar. Dalam psikologi, istilah motif sering dibedakan dengan
istilah motivasi. Untuk lebih jelasnya apa yang dimaksud dengan motif dan motivasi,
berikut ini penulis akan memberikan pengertian dari kedua istilah tersebut.
Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Dengan demikian motif adalah dorongan atau kekuatan dari
dalam diri seseorang yang dapat menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu.
Motif dapat juga diartikan tingkah laku atau perbuatan suatu tujuan atau
perangsang. Dalam arti lain motif adalah segala daya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian motif adalah dorongan atau kekuatan
diri dalam diri seseorang yang dapat menggerakkan dirinya untuk melakukan
sesuatu.
Motivasi merupakan suatu proses yang menjelaskan intensitas,
arah, dan ketekunan seseorang individu untuk mencapai tujuan. Motivasi dapat
juaga diartikan sebuah dorongan emosional baik dari dalam maupun dari luar,
yang diberikan kepada seseorang agar termotivasi untuk melakukan usaha atau
kegiatan. Motivasi dapat menumbuhkan kreativitas seorang anak. Seseorang yang
termotivasi akan memiliki semangat juang yang tinggi untuk memecahkan segala
persoalan yang membelit kehidupnya. Dengan berpikir kreatif maka manusia akan
mampu menciptakan karya yang orisinal dan tidak akan pernah kehabisan ide
bilamana sedang mengalami himpitan maupun permasalahan-permasalahan yang
menyelimuti dirinya dan orang lain. Maka dari itu mengingat pentingnya motivasi
dalam mengembangkan kreativitas anak. Keterlibatan orang tua dan guru dalam
mendidik dan melatih kerativitas anak sangat dibutuhkan.
Menurut McClelland (Surya, 2003: 104) “Pada dasarnya
dalam diri setiap orang terdapat kebutuhan untiuk melakukan perbuatan dalam memperoleh
hasil sebaik-baiknya. Kebutuhan ini disebut sebagai kebutuhan untuk berprestasi
(need for achievment) dan mendorong individu untuk melakukan perbuatan
sebaik mungkin”. Menurut Syakira (2015) motivasi berprestasi didefinisikan
sebagai aksi dan perasaan yang berkaitan dengan pencapaian standar keunggulan
penyatuan sikap. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang kuat cenderung
bertanggung jawab, memperhitungkan resiko, membuat perencanaan dengan bijaksana
dan menghemat waktu. Dari pendapat diatas dapat dikemukakan bahwa motivasi
berprestasi adalah motivasi atau dorongan untuk melakukan usaha semaksimal mungkin
untuk hasil yang terbaik.
Individu yang memiliki motivasi berprestasi adalah
individu yang siap menerima berbagai tantangan dalam mencapai prestasi tersebut
dan senantiasa mengevaluasi tugas-tugasnya dengan berbagai cara misalnya dengan
membandingkan dengan hasil kerja orang
lain atau dengan standar tetentu (Mundar, Utami, 1985). Dengan kata lain motivasi berprestasi adalah kecenderungan untuk meraih
prestasi dalam hubungan dengan nilai standar keunggulan. Individu cenderung
memiliki dorongan yang lebih kuat untuk melakukan yang terbaik. Untuk mencapai
hal tersebut dibutuhkan kerja keras dan
motivasi besar dalam dirinya untuk senantiasa melakukan yang terbaik
sesuai dengan potensi yang dimilikinya (Lisa Ariesti, Chandra Ertikanto, 2010). Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi
seseorang, faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: Kemampuan intelektual
mempengaruhi motivasi berprestasi seseorang. Kemampuan intelektual yang tinggi
akan lebih menonjol memiliki motivasi berprestasi dibandingkan dengan individu
yang memiliki kemapuan intelektual rendah (Pamilu, Anik, 2007).
Kemampuan
intelektual akan memperkuat motivasi
peserta didik melaksanakan tugas-tugas perkembangannya. Tingkat pendidikan orangtua, Cara orang tua mengasuh anak dapat menimbulkan
motivasi berprestasi yang tinggi dan juga dipengaruhi oleh tingkat pendididkan
orang tua karena orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi akan mempunyai
aspirasi dan motivasi untuk mendorong anak agar berprestasi setinggitingginya. Jenis kelamin, Terdapat perbedaan
motivasi berprestasi antara pria dan wanita, pria mempunyai motivasi
berprestasi lebih tinggi dibanding wanita (Hakam, 2008). Pola asuh, motivasi berprestasi
dibentuk sejak masa kanak-kanak dan dipengaruhi oleh cara ibu mengasuh anaknya.
Lingkungan, tantangan yang ada dalam
suatu lingkungan akan menentukan tinggi rendahnya dorongan berprestasi
individu.
Ciri-ciri individu yang memiliki motivasi berprestasi
tinggi adalah sebagai berikut (Nasution, 1995): a. Melakukan usaha
belajar semaksimal mungkin, b. Kecenderungan untuk
unggul dalam berprestasi, c. Tekun dan gigih terhadap
tugas-tugas yang berkaitan dengan kemajuannya. d. Usaha yang
dilakukannya sangat menonjol. e. Rasa peraya diri yang
besar dan f. Memanfaatkan waktu untuk belajar dengan
sungguh-sungguh.
REFERENSI
Hurlock,
E. B,1978.
Perkembangan Anak, Alih Bahasa:
Meitasari Tejandra & Muslichah Zarkasih, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hakam.
2008. Hasil Pendidikan dan Dimensi
Kecerdasan, Majalah Fasilitator Edisi II.
Lisa
Ariesti, Chandra Ertikanto. 2010. Hubungan Berpikir Kreatif dan Motivasi
dengan Hasil Belajar Melalui Model PBL. Jurnal Pendidikan Fisika FKIP
Unila, Vol. 3. No.1.
Mundar,
Utami, 1985. Mengembangkan Bakat dan
Kreativitas Anak Sekolah, Jakarta: PT Gramedia.
Nasution.1995.
Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta:
Bumi Aksara.
Pamilu,
Anik, 2007. Mengembangkan Kreativitas dan
Kecerdasan Anak, Yogyakarta: Citra Media.
DOKUMENTASI
0 komentar:
Posting Komentar