Ringkasan
Artikel : Banjir Semakin Sulit Diatasi
Antoni
Firdaus
Fakultas
Psikolgi
Direktur
Eksekutif Walhi Jawa Barat, Dadan Ramdan mengatakan, banjir yang terjadi di
cekungan Bandung dalam sepuluh tahun terakhir terus meluas. Bahkan, saat ini
pihaknya mencatat ada sekitar 30 kecamatan di wilayah Bandung Raya yang terkena
dampak banjir. "Dalam sepuluh tahun terakhir banjir terjadi bukan di
daerah rendah saja seperti Baleendah, Rancaekek yang ada di Kabupaten Bandung.
Sekarang juga meluas ke Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kota
cimahi," tegasnya dalam acara Dinamika di Restoran Nasi Cengek, Jalan
Braga, Kota Bandung, Jumat (18/12/2015).
Ia
menegaskan, masalah banjir yang terjadi selama ini tidak hanya diakibatkan oleh
sampah dan luapan air sungai semata. Melainkan, daerah tangkapan air yang sudah
beralih fungsi dari hutan hijau menjadi hutan beton. Sehingga, faktor kebijakan
tata ruang ini justru memperburuk daerah resapan air. Menurutnya, wilayah
sekitar Kabupaten Bandung Utara (KBU) terus menerus mengembangkan pembangunan.
Akibanya betonisasi tidak terelakan. Padahal KBU merupakan wilayah dataran
tinggi yang notabene daerah resapan air. "Upaya apa pun kalau betonisasi
di KBU terus berkembang, maka banjir tetap tidak bisa diatasi. Karena, itu
merupakan wilayah resapan air," tegas Dadan.
Normalisasi
Oleh
karena itu, menurutnya, perlu ada kebijakan baru dalam pembangunan dan tata
ruang di Kabupaten Bandung. Tentunya hal serupa, juga harus dilakukan oleh
wilayah lainnya di Bandung Raya. Sebab semakin kacaunya tata ruang, akan
berkontribusi terhadap rusaknya lingkungan yang mengakibatkan banjir di wilayah
yang lebih rendah. "Berangkat dari kebijakan tata ruang, harus ada
evaluasi mendalam, konsolidasi pimpiban daerah untuk mencegah kerusakan lebih
parah," katanya. Menurut Dadan, hal ini bisa menjadi solusi jangka panjang
harus segera diterapkan pemerintah. Sebelum kerusakan, yang terjadi semakin
meluas dan semakin sulit untuk menyelesaikannya. "Sementara solusi jangka
pendek, bisa dimulai dengan terus melakukan normalisasi sungai serta penanaman
kesadaran merawat lingkungan ke seluruh elemen masyarakat," katanya.
Sumber:
Kompas, 19 Desember 2015, Hal. 23
0 komentar:
Posting Komentar