24.7.25

 

UAS PSIKOLOGI INOVASI_Perbedaan Perubahan Diri Ayu Aryanti Dan Remaja "Unik": Sebuah Tinjauan Persepsi_B0by Sanjaya (22310410172) - Dr. Dra. Arundati Shinta-UP45-JULI2025

UAS PSIKOLOGI INOVASI


"Perbedaan Perubahan Diri Ayu Aryanti dan Remaja 'Unik': Sebuah Tinjauan Persepsi"



"

Oleh:

Nama : Boby Sanjaya

NIM : 22310410172


Dosen Pengampu:

Dr. Dra. Arundati Shinta


Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Yogyakarta

2025

Permasalahan

Belakangan ini, Kang Dedi Mulyadi (KDM) sering jadi sorotan karena caranya menangani orang-orang yang “sulit diubah”. Menariknya, ada dua contoh yang sangat kontras: Ayu Aryanti dan para remaja yang disebut sebagai “unik”. Ayu adalah remaja perempuan rajin, hemat, religius, dan peduli pada keluarga. Ia sempat tinggal di rumah KDM selama dua tahun, diberi fasilitas lengkap, namun akhirnya memilih pulang dan berjualan makaroni. Sebaliknya, remaja-remaja yang dulunya nakal, sering tawuran, melawan orang tua, justru berhasil berubah setelah ikut program barak militer KDM. Mengapa hasilnya bisa sangat berbeda?

Di sinilah saya ingin membahas perbedaan pola perubahan Ayu dan remaja unik tersebut dengan memakai skema persepsi Paul A. Bell, yang menjelaskan bagaimana persepsi bisa memengaruhi perilaku dan arah hidup seseorang.

 

Persepsi sebagai Dasar Perilaku

Menurut Bell, perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh persepsinya terhadap lingkungan. Persepsi ini terbentuk dari apa yang ditangkap pancaindra, lalu diolah berdasarkan nilai, pengalaman masa lalu, kebutuhan, dan motivasi pribadi. Hasil akhirnya adalah evaluasi seseorang terhadap suatu situasi, yang kemudian mendorongnya untuk berperilaku. Kalau perilaku itu dilakukan terus-menerus, maka akan menjadi kebiasaan, dan akhirnya membentuk gaya hidup atau arah hidup.

 

Ayu dan Persepsi terhadap Lingkungan Baru

Dalam kasus Ayu, perubahan lingkungan dari rumah sederhana ke rumah KDM mungkin secara fisik nyaman, tapi secara psikologis terasa asing. Ayu adalah tipe remaja yang punya nilai hidup sederhana, dekat dengan keluarga, dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki. Ketika KDM memberinya semua fasilitas mewah dan dorongan untuk kuliah tinggi, bisa jadi Ayu merasa itu bukan dirinya. Ia tidak melihat bahwa perubahan tersebut adalah bagian dari tujuannya. Justru ia merasa kehilangan arah dan ingin kembali ke kehidupan yang ia kenal.

Jadi, meskipun secara objektif hidupnya menjadi lebih baik, persepsi Ayu terhadap lingkungan barunya tidak sejalan dengan nilai-nilai pribadinya. Inilah kenapa perubahan itu tidak membekas.

 

Remaja Unik dan Respons terhadap Barak Militer

Berbeda dengan Ayu, para remaja unik awalnya hidup dalam lingkungan negatif. Mereka tidak punya arah hidup, tidak merasa dihargai, dan seringkali kehilangan kendali atas diri sendiri. Saat mereka masuk ke barak militer, justru mereka menemukan hal yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya: disiplin, perhatian, rutinitas, bahkan kasih sayang dari figur seperti KDM.

Persepsi mereka terhadap lingkungan baru ini sangat positif. Mereka merasa tertolong, dihargai, dan diberi harapan. Karena itu, perilaku mereka pun berubah, dan lama-lama menjadi kebiasaan baru yang lebih baik. Di sinilah skema persepsi Bell terlihat jelas bekerja.

 

Solusi dan Refleksi

Melihat kasus Ayu dan remaja unik, saya jadi sadar bahwa perubahan itu bukan soal siapa yang lebih pintar atau lebih miskin, tapi soal bagaimana seseorang memaknai lingkungannya. Kalau seseorang merasa lingkungan barunya sesuai dengan nilai hidupnya, maka ia akan berubah. Tapi kalau tidak, seberapa besar pun bantuan yang diberikan, tidak akan berpengaruh.

Maka dari itu, pendekatan yang dilakukan untuk tiap orang harus berbeda. Kita perlu tahu dulu bagaimana ia melihat dunia, apa nilai yang ia pegang, dan bagaimana ia memaknai perubahan. Kalau tidak, maka intervensi sehebat apapun akan terasa sia-sia.


Skema Persepsi Paul A. Bell 

Lingkungan → Penerimaan Sensorik → Evaluasi Pribadi (nilai, pengalaman, motivasi)

→ Persepsi terhadap Lingkungan → Perilaku → Kebiasaan → Arah Hidup

 

Daftar Pustaka


Kadisdik. (2024). Ayu tidak lagi tinggal di rumah Kang Dedi Mulyadi. Tamat sekolah milih jualan makroni. Kadisdik Jabar. https://www.youtube.com/watch?v=0SMtGmUMrds

KDM Channel. (2022a–2025b). Video dokumentasi tentang Ayu Aryanti dan anak-anak asuh.
https://www.youtube.com/@kangdedimulyadiofficial

Patimah, A.S., Shinta, A., & Al-Adib, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi, 20(1), 23–29.
https://ejournal.up45.ac.id/index.php/psikologi/article/view/1807

Sarwono, S. W. (1995). Psikologi Lingkungan. Jakarta: Grasindo & Program Pascasarjana Prodi Psikologi UI.


0 komentar:

Posting Komentar