UAS PSIKOLOGI INOVASI_Perbedaan Perubahan Diri Ayu Aryanti Dan Remaja "Unik": Sebuah Tinjauan Persepsi_B0by Sanjaya (22310410172) - Dr. Dra. Arundati Shinta-UP45-JULI2025
UAS PSIKOLOGI INOVASI
"Perbedaan Perubahan Diri Ayu Aryanti dan Remaja 'Unik': Sebuah Tinjauan Persepsi"
"
Oleh:
Nama : Boby Sanjaya
NIM : 22310410172
Dosen Pengampu:
Dr. Dra. Arundati Shinta
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Yogyakarta
2025
Permasalahan
Belakangan
ini, Kang Dedi Mulyadi (KDM) sering jadi sorotan karena caranya menangani
orang-orang yang “sulit diubah”. Menariknya, ada dua contoh yang sangat
kontras: Ayu Aryanti dan para remaja yang disebut sebagai “unik”. Ayu adalah
remaja perempuan rajin, hemat, religius, dan peduli pada keluarga. Ia sempat
tinggal di rumah KDM selama dua tahun, diberi fasilitas lengkap, namun akhirnya
memilih pulang dan berjualan makaroni. Sebaliknya, remaja-remaja yang dulunya
nakal, sering tawuran, melawan orang tua, justru berhasil berubah setelah ikut
program barak militer KDM. Mengapa hasilnya bisa sangat berbeda?
Di
sinilah saya ingin membahas perbedaan pola perubahan Ayu dan remaja unik
tersebut dengan memakai skema persepsi Paul A. Bell, yang menjelaskan
bagaimana persepsi bisa memengaruhi perilaku dan arah hidup seseorang.
Persepsi
sebagai Dasar Perilaku
Menurut
Bell, perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh persepsinya terhadap lingkungan.
Persepsi ini terbentuk dari apa yang ditangkap pancaindra, lalu diolah
berdasarkan nilai, pengalaman masa lalu, kebutuhan, dan motivasi pribadi. Hasil
akhirnya adalah evaluasi seseorang terhadap suatu situasi, yang kemudian
mendorongnya untuk berperilaku. Kalau perilaku itu dilakukan terus-menerus,
maka akan menjadi kebiasaan, dan akhirnya membentuk gaya hidup atau arah hidup.
Ayu dan Persepsi
terhadap Lingkungan Baru
Dalam
kasus Ayu, perubahan lingkungan dari rumah sederhana ke rumah KDM mungkin
secara fisik nyaman, tapi secara psikologis terasa asing. Ayu adalah tipe
remaja yang punya nilai hidup sederhana, dekat dengan keluarga, dan merasa
cukup dengan apa yang dimiliki. Ketika KDM memberinya semua fasilitas mewah dan
dorongan untuk kuliah tinggi, bisa jadi Ayu merasa itu bukan dirinya. Ia tidak
melihat bahwa perubahan tersebut adalah bagian dari tujuannya. Justru ia merasa
kehilangan arah dan ingin kembali ke kehidupan yang ia kenal.
Jadi,
meskipun secara objektif hidupnya menjadi lebih baik, persepsi Ayu terhadap
lingkungan barunya tidak sejalan dengan nilai-nilai pribadinya. Inilah kenapa
perubahan itu tidak membekas.
Remaja
Unik dan Respons terhadap Barak Militer
Berbeda
dengan Ayu, para remaja unik awalnya hidup dalam lingkungan negatif. Mereka
tidak punya arah hidup, tidak merasa dihargai, dan seringkali kehilangan
kendali atas diri sendiri. Saat mereka masuk ke barak militer, justru mereka
menemukan hal yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya: disiplin, perhatian,
rutinitas, bahkan kasih sayang dari figur seperti KDM.
Persepsi
mereka terhadap lingkungan baru ini sangat positif. Mereka merasa tertolong,
dihargai, dan diberi harapan. Karena itu, perilaku mereka pun berubah, dan
lama-lama menjadi kebiasaan baru yang lebih baik. Di sinilah skema persepsi
Bell terlihat jelas bekerja.
Solusi
dan Refleksi
Melihat
kasus Ayu dan remaja unik, saya jadi sadar bahwa perubahan itu bukan soal
siapa yang lebih pintar atau lebih miskin, tapi soal bagaimana seseorang
memaknai lingkungannya. Kalau seseorang merasa lingkungan barunya sesuai
dengan nilai hidupnya, maka ia akan berubah. Tapi kalau tidak, seberapa besar
pun bantuan yang diberikan, tidak akan berpengaruh.
Maka dari
itu, pendekatan yang dilakukan untuk tiap orang harus berbeda. Kita perlu tahu
dulu bagaimana ia melihat dunia, apa nilai yang ia pegang, dan bagaimana ia
memaknai perubahan. Kalau tidak, maka intervensi sehebat apapun akan terasa
sia-sia.
Skema Persepsi Paul A. Bell
Lingkungan → Penerimaan Sensorik → Evaluasi Pribadi
(nilai, pengalaman, motivasi)
→ Persepsi terhadap Lingkungan → Perilaku → Kebiasaan
→ Arah Hidup
Daftar Pustaka
KDM
Channel. (2022a–2025b). Video dokumentasi tentang Ayu Aryanti dan anak-anak
asuh.
https://www.youtube.com/@kangdedimulyadiofficial
Patimah,
A.S., Shinta, A., & Al-Adib, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan.
Jurnal Psikologi, 20(1), 23–29.
https://ejournal.up45.ac.id/index.php/psikologi/article/view/1807
Sarwono,
S. W. (1995). Psikologi Lingkungan. Jakarta: Grasindo & Program
Pascasarjana Prodi Psikologi UI.

0 komentar:
Posting Komentar