Jessica Maria
24310420063
UTS Psikologi Inovasi
Jalan pikiran Kang Dedi Mulyadi atau KDM, gubernur Jawa Barat, terkait penanganan anak-anak ‘unik’ dapat dijelaskan dengan skema persepsi yang dikemukakan oleh Paul A. Bell dan kawan-kawannya (Patimah, dkk., 2024). Jalan pikiran KDM dengan memaksa anak-anak ‘unik’ yang nakal, suka merokok, atau melakukan kenakalan lainnya masuk ke barak militer yaitu beliau mengamati hal apa yang dapat dilakukan untuk menciptakan perubahan perilaku bagi anak-anak tersebut. KDM memiliki pengetahuan dan persepsi bahwa kedisiplinan yang diterapkan dalam barak militer dapat membantu mengubah perilaku anak-anak ‘unik’ itu menjadi lebih baik. Oleh karena persepsi KDM tentang kedisiplinan dalam barak militer, hal itu mendorong beliau memutuskan untuk ‘memaksa’ dengan membuat kebijakan para anak ‘unik’ itu harus masuk barak militer. KDM mengetahui para anak ‘unik’ tersebut sudah berhadapan dengan objek fisik yang tidak positif yaitu lingkungan pergaulan yang malah membuat sifat kenakalan semakin kuat. Lingkungan pergaulan yang ‘bebas’ tidak ada yang menegur kalau melanggar aturan, misal merokok ketika masih pelajar. Pergaulan yang tidak mau mengikuti aturan dan terbiasa berperilaku sesuka hatinya, sulit dinasehati oleh orang sekitarnya. Mereka senang dan nyaman berada dalam pergaulan tersebut.
Tetapi, KDM ingin mengubah mereka, jadi beliau membuat para anak-anak ‘unik’ tersebut menghadapi situasi yang jauh berbeda dengan yang sudah biasa dialami oleh para anak tersebut. Situasi baru tersebut adalah kedisiplinan di barak militer. Bertolak belakang dengan lingkungan pergaulan yang membuat mereka dapat berbuat sesuka hati, tidak lagi taat aturan, ataupun mendengarkan ketika ditegur oleh guru atau orang tua mereka. KDM menghadapkan para anak tersebut dengan situasi yang baru agar mereka dapat membuat persepsi tentang lingkungan barak militer. Hasil dari persepsi anak-anak tersebut akan menunjukkan apakah keputusan KDM untuk memasukan anak-anak ‘unik’ ke dalam barak militer berhasil mengubah perilaku atau tidak. Setelah KDM membuat mereka menghadapi situasi yang penuh dengan kedisiplinan militer, yang beliau harapkan terjadi adalah para anak ‘unik’ tersebut mempersepsikan lingkungan barak militer ada di luar batas optimal mereka. Lingkungan yang membuat mereka jadi harus patuh pada aturan dan belajar disiplin, tepat waktu, berdoa tidak lagi sesuka hati dan ‘bebas’. Persepsi mereka tentang barak militer yang berada diluar batas optimal akan mendorong terjadinya sesuatu perilaku, yang berujung pada adaptation (adaptasi) atau adjustment.
Ketika menghadapi situasi baru yang ada di luar batas optimal tersebut para anak akan stres dan membuat mereka mencari cara untuk mengatasi stresnya atau coping behavior. Berdasarkan berita yang ada anak-anak tersebut sukses dalam mengatasi stresnya, karena sesuai dengan harapan KDM, mereka telah beradaptasi dengan kedisiplinan dalam barak militer. Adaptasi yang dilakukan oleh mereka yaitu berperilaku sesuai dengan rutinitas dan kedisiplinan yang diajarkan serta dibiasakan dalam barak militer. Setelah mereka sudah berhasil beradaptasi KDM paham bahwa untuk terjadinya perubahan perilaku, dari adaptasi ini harus ada kebiasaan baik yang diusahakan untuk dibangun. Cara membangun kebiasaan baik ini adalah dengan menghadapkan mereka pada situasi yang mewajibkan untuk berperilaku disiplin secara terus menerus. Hal itu membuat mereka stres tetapi, akhirnya selalu berhasil beradaptasi. Perilaku yang selalu berhasil beradaptasi ini yang membentuk kebiasaan baik pada para anak tersebut sehingga dapat terjadi efek lanjutan yaitu berubah jadi pribadi yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan harapan KDM yang menginginkan perubahan perilaku lewat terjadinya persepsi terhadap barak militer yang ada di luar batas optimal dan keberhasilan beradaptasi secara berulang.
Berdasarkan berita yang terjadi ketika para anak ini ‘lulus’ mereka ternyata berhasil berubah dan dapat merencanakan masa depan mereka. Hal ini juga menunjukkan bahwa para anak ‘unik’ ini telah melakukan adjustment. Mereka menyesuaikan lingkungannya dengan perilaku baru yang berhasil diubah menjadi lebih baik. Penyesuaian lingkungan ini dapat berupa tidak lagi bergaul di lingkungan yang membuat mereka sesuka hati dan melanggar peraturan. Terlihat pada efek lanjutan yang terjadi dan diharapkan oleh KDM yaitu merencanakan masa depan mereka. Jika mereka tidak melakukan adjustment tersebut, tidak mungkin terjadi perubahan pikiran yaitu merencanakan masa depan.
Daftar Pustaka
Paimah, A. S., Shinta, A., & Adib, A. A. (2024, Maret). PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN. Jurnal Psikologi, 20(1), 23-29.

0 komentar:
Posting Komentar