ANALISIS PERSEPSI
MASYARAKAT TERHADAP LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL MENGGUNAKAN SKEMA PERSEPSI PAUL A
BELL
Oleh: Rifai Darmawan
NIM: 24310410049
Manusia adalah
makhluk sosial yang tidak dapat terlepas dari lingkungan yang membentuk diri
mereka. Pola perilaku manusia dipengaruhi oleh bangunan yang mereka tempati
didalam dan lingkungan tersebut sehingga arsitektur menjadi bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Arsitektur merupakan ruang fisik
sebagai wadah aktivitas manusia, yang memungkinkan terjadinya pergerakan
manusia dari satu ruang ke ruang lainnya, yang menciptakan suatu hubungan
antara ruang dalam dan ruang luar suatu bangunan.
Arsitektur ada
dan berkembang untuk memenuhi kebutuhan manusia, beberapa prinsip-prinsip yang
harus diperhatikan dalam Arsitektur Perilaku antara lain mampu berkomunikasi
dengan manusia dan lingkungan, mewadahi aktivitas penghuninya dengan nyaman dan
menyenangkan, memenuhi nilai estetika, komposisi dan estetika bentuk.
Dalam proses
persepsi oleh Paul A Bell dijelaskan bahwa persepsi adalah proses menerima
informasi dari lingkungan, suatu proses untuk mendapatkan informasi dari dan
tentang lingkungan seseorang yang berfokus pada penerimaan pengalaman empiris,
biasanya didahului dengan adanya stimulus, proses diterimanya rangsangan sampai
rangsangan itu disadari dan dimengerti oleh individu yang bersangkutan.
Paul A Bell menggambarkan skema persepsi sebagai berikut:
Skema Paul A Bell banyak digunakan untuk memahami hubungan persepsi manusia terhadap lingkungannya, termasuk dalam konteks pengambilan keputusan dan perilaku manusia dalam berbagai bidang, seperti arsitektur atau psikologi lingkungan. Skema persepsi menurut Paul A. Bell adalah sebuah model yang menggambarkan proses hubungan antara individu dengan lingkungannya melalui tahapan persepsi. Dalam skema ini, proses persepsi dimulai dari kontak fisik antara individu dan objek fisik di lingkungan. Individu menerima stimulus dari objek tersebut dan kemudian memproses informasi sehingga muncul makna atau reaksi terhadap objek itu.
Terdapat beberapa hasil analisis terhadap komponen arsitektur perilaku bangunan perumahan di Amerika Selatan.
Perilaku
spasial muncul sebagai tanggapan atas rangsang yang datang dari lingkungannya.
Kondisi lingkungan fisik yang ada di sekitar manusia ditangkap oleh berbagai
indra reseptor manusia sebagai suatu bentuk stimulus. Di dalam pikiran
manusia informasi ini dikoordinasikan dan ditafsirkan
sehingga manusia dapat memahami lingkungannya tersebut. Banyak orang yang
mengatakan bahwa tempat tersebut merupakan tempat yang kumuh sehingga orang
tidak bersedia untuk tinggal, akan tetapi pada kenyataannya terdapat orang yang
menempati perumahan tersebut. Dalam hal ini perilaku penghuni perumahan
tersebut dapat dijelaskan menggunakan skema Paul A Bell sebagai berikut:
1.
Pada tahap awal
terdapat kontak fisik individu dengan obyek fisik
2.
Tahap
selanjutnya setelah terjadi kontak fisik yaitu pengindraan dan pemrosesan
informasi hingga terbentuk makna
3.
Pengaruh faktor
individu pada persepsi
4.
Respon adaptasi
atau stress tergantung pada kapasitas memproses stimulus.
Pada skema
persepsi oleh Paul Bell (1978) dijelaskan bahwa persepsi dapat timbul dari
individu dan objek fisik, lalu dari persepsi
itu ada yang dalam batas optimal dan ada yang diluar batas optimal seseorang. Dalam batas
optimal akan berlanjut menjadi homeostatis, jika persepsi yang didapat diluar batas optimal
akan berlanjut menjadi
stress. Lalu dari stress ini akan timbul
2 aksi yaitu adaptasi atau stress itu masih tetap berlanjut.
|
Diagram Perilaku Persepsi Paul Bell (1978) |
Faktor Penyebab Persepsi |
|
Adaptasi |
Di dalam pikiran
manusia informasi ini dikoordinasikan dan ditafsirkan
sehingga manusia dapat memahami lingkungannya. Persepsi dapat timbul dari
individu dan objek
fisik, lalu dari
persepsi itu ada yang dalam
batas optimal |
|
Stress/Rasa Tidak Nyaman Berlanjut |
Persepsi yang didapat diluar batas
optimal akan berlanjut menjadi stress |
Dari berbagai informasi
diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi sangat menentukan terhadap faktor
pengambilan kepitusan dan perilaku manusia terhadap lingkungannya.
DAFTAR PUSTAKA
Bell, A.P.,Greene, T.C., Fisher, J.D. &
Baum, A, (2001), Environmental Psychology. 5 ed. Hardcourt College
Publishers.
Cahyadi, A. &.
(2019). Penerapan Arsitektur Perilaku Pada Perancangan Panti Rehabilitasi Untuk Orang
Dengan HIV/AIDS di Sleman. Vitruvian:
Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan, 08(3), 103.
Hidayat, Y. N. (2018). Penerapan Konsep
Arsitektur Perilaku Pada Bangunan Pusat Rehabilitasi Down Syndrome di Jakarta. PURWARUPA: Jurnal Arsitektur 2(2),
43-56.
Nitiprayan,
Pada et al. “Konsep arsitektur perilaku sebagai strategi desain”. Vol. 7
No. 2 (2024), h. 732–41.
Patimah, A. S., Shinta, A., & Al Adib, A.
(2024). Persepsi Terhadap Lingkungan. Jurnal Psikologi, 20(1),
23-29.
Sarwono, S.W. (1995). Psikologi Lingkungan. Jakarta:Grasindo 7 Program
Pascasarjana Psikologi UI
Suwandi, A. A. (2021). Kajian Konsep Arsitektur
Perilaku dan Tingkat Kenyamanan Penghuni Pada Hunian Vertical dengan Analisis
Behavioral Mapping. Vitruvian: Jurnal
Arsitektur, Bangunan & Lingkungan, 10(3), 257-266.



0 komentar:
Posting Komentar