11.11.25

Rifai Darmawan (24310410049) - SPSJ - Psi Lingkungan - Dr Arundanti Shinta - UTS - November 2025

 

ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL MENGGUNAKAN SKEMA PERSEPSI PAUL A BELL

 

Oleh: Rifai Darmawan

NIM: 24310410049

 



Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat terlepas dari lingkungan yang membentuk diri mereka. Pola perilaku manusia dipengaruhi oleh bangunan yang mereka tempati didalam dan lingkungan tersebut sehingga arsitektur menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Arsitektur merupakan ruang fisik sebagai wadah aktivitas manusia, yang memungkinkan terjadinya pergerakan manusia dari satu ruang ke ruang lainnya, yang menciptakan suatu hubungan antara ruang dalam dan ruang luar suatu bangunan.

Arsitektur ada dan berkembang untuk memenuhi kebutuhan manusia, beberapa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam Arsitektur Perilaku antara lain mampu berkomunikasi dengan manusia dan lingkungan, mewadahi aktivitas penghuninya dengan nyaman dan menyenangkan, memenuhi nilai estetika, komposisi dan estetika bentuk.

Dalam proses persepsi oleh Paul A Bell dijelaskan bahwa persepsi adalah proses menerima informasi dari lingkungan, suatu proses untuk mendapatkan informasi dari dan tentang lingkungan seseorang yang berfokus pada penerimaan pengalaman empiris, biasanya didahului dengan adanya stimulus, proses diterimanya rangsangan sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti oleh individu yang bersangkutan.

Paul A Bell menggambarkan skema persepsi sebagai berikut:




Skema Paul A Bell  banyak digunakan untuk memahami hubungan persepsi manusia terhadap lingkungannya, termasuk dalam konteks pengambilan keputusan dan perilaku manusia dalam berbagai bidang, seperti arsitektur atau psikologi lingkungan.​ Skema persepsi menurut Paul A. Bell adalah sebuah model yang menggambarkan proses hubungan antara individu dengan lingkungannya melalui tahapan persepsi. Dalam skema ini, proses persepsi dimulai dari kontak fisik antara individu dan objek fisik di lingkungan. Individu menerima stimulus dari objek tersebut dan kemudian memproses informasi sehingga muncul makna atau reaksi terhadap objek itu.

Terdapat beberapa hasil analisis terhadap komponen arsitektur perilaku bangunan perumahan di Amerika Selatan.

Perilaku spasial muncul sebagai tanggapan atas rangsang yang datang dari lingkungannya. Kondisi lingkungan fisik yang ada di sekitar manusia ditangkap oleh berbagai indra reseptor manusia sebagai suatu bentuk stimulus. Di dalam pikiran manusia informasi ini dikoordinasikan dan ditafsirkan sehingga manusia dapat memahami lingkungannya tersebut. Banyak orang yang mengatakan bahwa tempat tersebut merupakan tempat yang kumuh sehingga orang tidak bersedia untuk tinggal, akan tetapi pada kenyataannya terdapat orang yang menempati perumahan tersebut. Dalam hal ini perilaku penghuni perumahan tersebut dapat dijelaskan menggunakan skema Paul A Bell sebagai berikut:

1.     Pada tahap awal terdapat kontak fisik individu dengan obyek fisik

2.     Tahap selanjutnya setelah terjadi kontak fisik yaitu pengindraan dan pemrosesan informasi hingga terbentuk makna

3.     Pengaruh faktor individu pada persepsi

4.     Respon adaptasi atau stress tergantung pada kapasitas memproses stimulus.

Pada skema persepsi oleh Paul Bell (1978) dijelaskan bahwa persepsi dapat timbul dari individu dan objek fisik, lalu dari persepsi itu ada yang dalam batas optimal dan ada yang diluar batas optimal seseorang. Dalam batas optimal akan berlanjut menjadi homeostatis, jika persepsi yang didapat diluar batas optimal akan berlanjut menjadi stress. Lalu dari stress ini akan timbul 2 aksi yaitu adaptasi atau stress itu masih tetap berlanjut.

Diagram        Perilaku Persepsi Paul Bell (1978)

Faktor Penyebab Persepsi

 

Adaptasi

Di dalam pikiran manusia informasi ini dikoordinasikan dan ditafsirkan sehingga manusia dapat memahami lingkungannya. Persepsi dapat timbul dari individu dan objek fisik, lalu dari persepsi itu ada yang dalam batas optimal

Stress/Rasa Tidak Nyaman Berlanjut

Persepsi yang didapat diluar batas optimal akan berlanjut menjadi stress

 

Dari berbagai informasi diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi sangat menentukan terhadap faktor pengambilan kepitusan dan perilaku manusia terhadap lingkungannya.

 

DAFTAR PUSTAKA

Bell, A.P.,Greene, T.C., Fisher, J.D. & Baum, A, (2001), Environmental Psychology. 5 ed. Hardcourt College Publishers.

Cahyadi, A. &. (2019). Penerapan Arsitektur Perilaku Pada Perancangan Panti Rehabilitasi Untuk Orang Dengan HIV/AIDS di Sleman. Vitruvian: Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan, 08(3), 103.

Hidayat, Y. N. (2018). Penerapan Konsep Arsitektur Perilaku Pada Bangunan Pusat Rehabilitasi Down Syndrome di Jakarta. PURWARUPA: Jurnal Arsitektur 2(2), 43-56.

 Nitiprayan, Pada et al. “Konsep arsitektur perilaku sebagai strategi desain”. Vol. 7 No. 2 (2024), h. 732–41.

Patimah, A. S., Shinta, A., & Al Adib, A. (2024). Persepsi Terhadap Lingkungan. Jurnal Psikologi20(1), 23-29.

Sarwono, S.W. (1995). Psikologi Lingkungan. Jakarta:Grasindo 7 Program Pascasarjana Psikologi UI

Suwandi, A. A. (2021). Kajian Konsep Arsitektur Perilaku dan Tingkat Kenyamanan Penghuni Pada Hunian Vertical dengan Analisis Behavioral Mapping. Vitruvian: Jurnal Arsitektur, Bangunan & Lingkungan, 10(3), 257-266.

 

 

0 komentar:

Posting Komentar