Esai 3 - Tips-Tips Ketekunan dan Motivasi Berprestasi pada Mahasiswa
Mata Kuliah : Psikologi Inovasi
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A
Ayu Safira (25310420002)
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
November 2025
Masa kuliah adalah fase penting yang menentukan arah hidup dan pembentukan
karakter seseorang. Di masa ini,
mahasiswa dituntut untuk unggul di bidang akademik, dan non-akademik. Untuk menghadapi tantangan tersebut,
dua hal yang paling berpengaruh adalah ketekunan
dan motivasi berprestasi.
Kedua aspek ini saling berkaitan erat dan sama-sama jadi pondasi utama
keberhasilan mahasiswa selama
kuliah.
Ketekunan bisa diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk terus berusaha
secara konsisten meskipun menghadapi hambatan, kegagalan, atau tekanan.
Duckworth dkk. (2007) menjelaskan bahwa ketekunan merupakan bagian dari
karakter grit, yaitu kombinasi antara semangat dan daya tahan untuk
mengejar tujuan jangka panjang. Mahasiswa yang tekun tidak mudah menyerah hanya
karena nilai jelek atau tugas yang sulit.
Mereka akan tetap mencoba, belajar
dari kesalahan, dan mencari
strategi baru. Jadi, ketekunan bukan cuma soal sabar menghadapi
rintangan, tapi juga tentang bagaimana seseorang bisa beradaptasi, belajar dari
pengalaman, dan terus tumbuh lewat proses yang dijalani.
Sementara, motivasi
berprestasi adalah dorongan internal untuk mencapai standar tertentu, bersaing
secara sehat, dan berusaha jadi yang terbaik. Mahasiswa
dengan motivasi tinggi cenderung
memiliki tujuan yang jelas, percaya diri terhadap kemampuan, dan
menikmati tantangan yang menuntut kreativitas serta pemikiran kritis. Mereka tidak mudah puas dengan hasil
biasa-biasa saja, tapi terus berusaha meningkatkan kualitas agar bisa mencapat hasil yang optimal.
Ketekunan dan motivasi berprestasi saling berhubungan satu sama lain. Motivasi menjadi sumber energi yang menyalakan
semangat mahasiswa untuk mencapai tujuan, sedangkan ketekunan menjadi kekuatan
yang menjaga agar semangat itu tida hilang. Mahasiswa yang punya motivasi tinggi akan lebih mudah
bertahan dalam situasi sulit, sementara ketekunan yang kuat bisa meningkatkan
motivasi karena setiap kemajuan kecil menumbuhkan rasa percaya diri. Credé,
Tynan, dan Harms (2017) juga membuktikan bahwa ketekunan punya hubungan positif
dengan performa akademik, karena mahasiswa yang tekun umumnya memiliki motivasi
intrinsik tinggi untuk berprestasi.
Contohnya saat kuliah
daring dan dosennya menjelaskan materi yang sulit dipahami, misalnya statistika atau
biopsikologi. Awalnya tidak paham, tapi kamu tetap mencoba mencari cara seperti
menonton video di Youtube atau belajar Bersama teman. Walau capek, kamu tetap
konsisten karena ingin mendapatkan nilai yang bagus.
Supaya ketekunan dan motivasi berprestasi bisa tumbuh bareng, mahasiswa perlu menerapkan beberapa strategi praktis, seperti:
- Menetapkan tujuan yang jelas dan realistis. Tujuan yang spesifik dan terukur bikin usaha lebih terarah
- Membuat jadwal belajar yang teratur. Rutinitas yang disiplin melatih tanggung jawab dan daya tahan terhadap tekanan akademik
- Refleksi diri secara rutin. Evaluasi diri membantu mengenali kemajuan dan kekurangan, sehingga muncul dorongan untuk terus memperbaiki diri
- Membangun lingkungan positif. Teman yang suportif dan dosen yang inspiratif bisa memicu semangat belajar
- Menghargai proses, bukan cuma hasil. Apresiasi terhadap kemajuan kecil bisa menjaga semangat tetap stabil
- Berani ambil tantangan baru. Ikut lomba, penelitian, atau kegiatan sosial bisa melatih tangguhnya mental dan rasa tanggung jawab.
Dengan menerapkan strategi
tersebut, mahasiswa dapat
membentuk kebiasaan positif yang memperkuat ketekunan dan motivasi berprestasi. Ketekunan menumbuhkan
karakter disiplin dan tahan banting, sedangkan motivasi berprestasi memberikan arah agar setiap usaha memiliki
makna dan tujuan yang jelas.
Pada akhirnya, kesuksesan kuliah tidak hanya diukur dari nilai akademik, tapi juga proses panjang yang dijalani dengan komitmen, kerja keras, dan semangat pantang menyerah. Mahasiswa yang tekun dan termotivasi akan lebih siap menghadapi dunia kerja dan kehidupan nyata setelah lulus. Karena sejatinya, keberhasilan bukan hasil dari keberuntungan, tapi buah dari proses yang dijalani dengan konsistensi dan hati yang kuat.
Credé, M., Tynan, M. C., & Harms, P. D. (2017). Much ado about grit: A meta-analytic synthesis of the grit literature. Journal of Personality and Social Psychology, 113(3), 492–511.
Duckworth, A. L., Peterson, C., Matthews, M. D., & Kelly, D. R. (2007). Grit: Perseverance and passion for long-term goals. Journal of Personality and Social Psychology, 92(6), 1087–1101.
0 komentar:
Posting Komentar